Bab.03. Keluarga Biadab

Mata Selina kini terbuka dan sepenuhnya dia telah sadar kembali.

"Terimakasih Putriku, kini ayah dan Bunda sudah bisa kembali ke Alam kami, suatu saat ayah dan bunda akan kembali dan menjengukmu.

"Terimakasih juga Ayah, Terimakasih juga bunda, ucap Selina sambil berlutut.

Nama kami adalah Ajidarma Sadewa dan Wulansari Husada, dan mulai saat ini kamu adalah Putri kami.

Harta yang ada dalam Cincin Dimensi itu, lebih besar dari dunia ini, dan bukan hanya itu saja, di dalam Goa ini juga tersimpan Harta Kekaisaran ayah dan bunda saat menjadi Kaisar, ambilah setelah itu kembali lah ke gubukmu, karena setelah semua harta itu di ambil, maka kami juga akan pergi, karena warisan kami sudah berada pada Pewaris kami.

Segera ambil karena 2 jam lagi akan ada orang yang akan datang ketempat mu, ucap Sang Kaisar.

Selina segera mengenaskan tangannya dan mengambil seluruh harta Kaisar dan Permaisuri dalam satu tarikan napas.

"Nak, dalam Cincin Dimensi ada 3 Kolam, Kolam surgawi, Kolam Kehidupan dan Kolam suci, nanti kamu akan setelah selesai mempelajari yang sudah kami berikan.

Batu Mustika Phoenix simpanlah dengan baik, karena itulah nyawamu, pergilah dan buatlah segel kembali Goa ini, karena suatu saat ayah dan Bunda akan kesini lagi.

"Baik Ayah dan baik Bunda, berhati-hatilah disana, saat kalian sudah kuat kembali, mohon datang menjengukku, ucap Selina.

"Pasti Putriku, kamu juga berhati-hati, belajarlah dengan giat, gunakan Cincin Dimensi saat kamu belajar, jutaan Pill sudah tersimpan di sana, kamu juga membuatnya sendiri, ucap permaisuri.

"Sudah waktunya bagi kami untuk pergi, disamping kanan pintu keluar ada kotak milik kami berdua, simpanlah, itu adalah pedang matahari dan bulan, suatu saat kami akan datang mengambilnya, ucap sang Kaisar dan perlahan mereka berdua berubah menjadi butiran beraneka warna lalu melesat ke satu titik.

Selina segera memperbaiki perasaan nya dan terbang ke arah pinggir air dan meneruskan pekerjaannya.

Awalnya dia kaget karena waktu seolah tak berubah, masih pagi saja, selesai dengan pekerjaannya, dia membawa ikan dan udang untuk dia konsumsi.

Dia mandi sekali lagi dan kembali ke gubuknya dan berganti pakaian, kemudian dia memasak udang dan ikan menu goreng sambal dan kangkung cah.

Baru saja dia mau makan, terlihat banyak orang yang datang menuju ke tempatnya.

Selina kaget, karena yang datang adalah Paman dan bibinya, beserta keluarga besarnya, dengan raut wajah yang tidak enak di pandang, seperti sedang menahan amarah.

"Ada apa bibi dan Paman serta kalian semua datang ke sini? tanya Selina berpura-pura polos.

"Hey Selina, tanah ini, sudah ada yang mau beli, jadi bibi pikir mendingan kamu jual saja, dan pindah ke kampung, dan hasil penjualan tanah ini, kamu bisa simpan sama bibi, dan tiap kamu butuh bisa kamu ambil, ucap Bibi Selina.

"Maaf bibi, sampai kapanpun, tanah ini tidak akan Selina jual, dan kalaupun Selina menjualnya, uangnya Selina yang pegang sendiri, aku bukan anak kecil yang bibi bisa bodohi, biarpun saya SD tidak tamat, bukan berarti saya bisa di percaya bibi lagi, jawab Selina tegas.

"Aku ini bibimu, pengganti orangtuamu, jadi selama kamu belum berumur 17 tahun atau belum menikah, bibilah yang mengatur hidupmu, sengit sang bibi.

"Kalau bibi memang mau mengurus ku, kenapa saya diusir dari rumah warisan nenek untuk ibuku, beberapa tanah yang milik ibu juga bibi ambil, dan akhirnya aku tinggal di hutan sendirian, dan apakah bibi pernah datang menjengukku.

Hari ini kalian datang karena ada keuntungan biaya kalian, tanah ini bukan warisan dari keluarga ayah maupun ibu, tanah hasil keringat kedua orang tuaku, jawab Selina.

"Selina, kami juga adalah saudara ayahmu, kamu juga akan mengurus mu, ucap kakak ayahnya.

"Saya sudah nyaman hidup sendiri, paman juga sudah kenyang menggunakan warisan kakek untuk ayah, paman jual 1 miliar, aku datang meminta sedikit buat beli obat ibuku, paman hanya membentakku dan menamparku, jadi jangan bicara sok kalian adalah keluargaku", jawab Selina

"Jadi apa maumu? Apa kamu selamanya akan tinggal di sini? Tanya bibi dari sebelah ayahnya.

"Terus saya mau kemana, ke rumahmu dan pasti bayarannya aku harus jual tanah ini begitu ! ketus Selina.

"Sudahlah bang, cari saja sertifikatnya dan biarkan dia disini, ucap bibinya sebelah ibu.

"Carilah, ucap Selina

Ke-dua keluarga besar itu mengobrak abrik gubuk Selina, beruntung ayah angkatnya sudah memberitahukan nya, jadi saat dia sampai dari kolam ikan dus berganti pakaian dan menyimpan dokumen tak seberapa miliknya dan foto keluarga nya ke dalam Cincin Dimensi.

Cincin Dimensi juga sudah di kendalikan Selina agar tidak terlihat.

Mereka membuang baju Selina dan tapi mereka tidak menemukan apa-apa, selain uang sisa penjualan ikan dan udang serta sayuran.

"Kamu simpan dimana sertifikat tanah ini, bentak pamannya dari sebelah ayahnya.

"Aku keluar dari rumah membawa apapun selain perkakas buat masak dan berkebun, kilah Selina.

"Kalau kamu tidak berikan, kami akan bakar gubuk mu ini, ancam pamannya.

"Bakarlah, dasar manusia serakah, Warga kampung sudah cerita, kalau kalian akan merebut tanah saya ini, jadi saya paham kenapa kalian semua datang kesini, jadi silahkan bakar, tantang Selina.

"Kesabaran kami ada batasnya Selina, mau serahkan baik-baik atau kami akan memaksamu, ancam mereka dengan penuh nafsu.

"Silahkan, matipun tak akan kuberikan, ucap Selina

"Bondan, tangkap dan siksa dia, perintah bibinya dari sebelah ayahnya.

Selina langsung lari keatas perbukitan, dia bukan takut tapi malas berhadapan dengan mereka.

Sudahlah, bakar saja tempat tinggalnya ini juga baju-bajunya, lumayan uangnya ada 3 juta, cukup lah 300 ribu perorang.

Atau uang ini kita gunakan untuk bayar orang memperkosanya, ucap bibinya dari sebelah Ibunya.Mereka tidak sadar, kalau Selina mendengarnya.

"Untung ayah dan Bunda sudah memberikan aku kekuatan, batin Selina.

Terlihat asap membumbung, membakar Gubuk gadis Yatim Piatu itu yang ada keponakan mereka.

Mereka juga merusak tanaman milik Selina, padahal sayuran sudah siap panen, untung saja beberapa pakaian yang agak bagus sudah di masukkan bersama koper dan sertifikat tanah milik ayahnya.

Setelah mengacak-acak tanaman milik Selina, mereka pergi meninggalkan Gubuk yang sudah mereka bakar.

Selina tersenyum dan menarik napasnya, dia berjalan kearah Hutan yang belum tersentuh dan terbang menuju Goa Kaisar dan Permaisuri.

Dia ke kolam dan menangkap beberapa ekor ikan dan udang, ternyata ayah dan bundanya memelihara kelinci.

Dengan cepat dia membersihkan semuanya dan mengambil bumbu dalam Cincin Dimensi, Selina memang memasukkan beberapa bumbu dapur walau tidak banyak, cukup sekali atau 2 kali pakai.

Dia berencana, akan ke kampung dan dan menjual beberapa ekor ayam, ikan dan udang, untuk ongkos ke Ke kota.

Terpopuler

Comments

Tyas

Tyas

jahat banget sih bibi sama pamannya.... serakah

2025-05-17

0

Choi Jaeyi

Choi Jaeyi

sudah mampir thor🙏🏻

2024-08-31

1

lihat semua
Episodes
1 Bab.01.Awal Mula
2 Bab.02. Kaisar dan Permaisuri
3 Bab.03. Keluarga Biadab
4 Bab.04. membuat Dokumen Baru dan Gubuk Baru
5 Bab. 05. Perusahaan In & Out of Beauty
6 Bab.06. Ada uang ada saudara
7 Bab. 07. Aurora
8 Bab.08. Membahagiakan Aurora
9 Bab.09. Masa Depan Aurora
10 Bab. 10. Perdamaian
11 Bab.11 Aurora di sakiti
12 Bab.12 Aurora Pingsan
13 Bab.13. Mengantar Aurora kesekolah
14 Bab. 14. Berkembang
15 Bab. 15. Anand dan Yohana
16 Bab. 16. jalan-jalan
17 Bab.17. Membantu seorang Gadis
18 Bab.18. Phoenix Security System
19 Bab.19. Aurora ke Jakarta lagi
20 Bab.20. Menemani Sang kakak
21 Bab.21. Aktivitas liburan
22 Bab.22. Bibi yang serakah
23 Bab 23. Mentari dan Mathew
24 Bab.24. Rencana Farel
25 Bab. 25. Membangun bisnis keluarga
26 Bab. 26. Rapat Keluarga
27 Bab.27. Syukuran
28 Bab. 28. Keras Kepala
29 Bab. 29. Mencoba berdamai
30 Bab. 30. Mengampuni
31 Bab. 31. Keluarga Pelayan
32 Bab.32. Keluarga Pelayan 2
33 Bab. 33. Prabu Tirta Buana
34 Bab.34. Di istana Kerajaan Laut
35 Bab. 35. Hasil Besar
36 Bab. 36. Di Usir dari apartemen
37 Bab.37. masalah di kampung
38 Bab. 38. Para orang Serakah
39 Bab. 39. Keluarga Sudarmo
40 Bab. 40. Rumah orangtua angkat
41 Bab. 41. Farel bergerak crpat
42 Bab. 42. Aurora Brand
43 Bab. 43. Aturan keluarga.
44 Bab. 44. Karyawan Baru
45 Bab. 45. Bukan sembarang Aurora.
46 Bab. 46. Berangkat ke China.
Episodes

Updated 46 Episodes

1
Bab.01.Awal Mula
2
Bab.02. Kaisar dan Permaisuri
3
Bab.03. Keluarga Biadab
4
Bab.04. membuat Dokumen Baru dan Gubuk Baru
5
Bab. 05. Perusahaan In & Out of Beauty
6
Bab.06. Ada uang ada saudara
7
Bab. 07. Aurora
8
Bab.08. Membahagiakan Aurora
9
Bab.09. Masa Depan Aurora
10
Bab. 10. Perdamaian
11
Bab.11 Aurora di sakiti
12
Bab.12 Aurora Pingsan
13
Bab.13. Mengantar Aurora kesekolah
14
Bab. 14. Berkembang
15
Bab. 15. Anand dan Yohana
16
Bab. 16. jalan-jalan
17
Bab.17. Membantu seorang Gadis
18
Bab.18. Phoenix Security System
19
Bab.19. Aurora ke Jakarta lagi
20
Bab.20. Menemani Sang kakak
21
Bab.21. Aktivitas liburan
22
Bab.22. Bibi yang serakah
23
Bab 23. Mentari dan Mathew
24
Bab.24. Rencana Farel
25
Bab. 25. Membangun bisnis keluarga
26
Bab. 26. Rapat Keluarga
27
Bab.27. Syukuran
28
Bab. 28. Keras Kepala
29
Bab. 29. Mencoba berdamai
30
Bab. 30. Mengampuni
31
Bab. 31. Keluarga Pelayan
32
Bab.32. Keluarga Pelayan 2
33
Bab. 33. Prabu Tirta Buana
34
Bab.34. Di istana Kerajaan Laut
35
Bab. 35. Hasil Besar
36
Bab. 36. Di Usir dari apartemen
37
Bab.37. masalah di kampung
38
Bab. 38. Para orang Serakah
39
Bab. 39. Keluarga Sudarmo
40
Bab. 40. Rumah orangtua angkat
41
Bab. 41. Farel bergerak crpat
42
Bab. 42. Aurora Brand
43
Bab. 43. Aturan keluarga.
44
Bab. 44. Karyawan Baru
45
Bab. 45. Bukan sembarang Aurora.
46
Bab. 46. Berangkat ke China.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!