Setelah Excel sampai dimarkas, dia berjalan menuju tempat dimana disebuah ruangan. Banyak teman dan anak buahnya yang memanggil dan menyapanya, tapi hanya dijawab deheman saja, dia masih berjalan.
Dia melihat anak buahnya yang sekaligus menjadi musuh dalam selimut, yang terkapar dengan wajah yang babak belur.
"So so sorry Cel" ucap orang itu agak takut karena identitasnya sudah diketahui Excel.
Excel berjongkok lutut yang ditempelkan kelantai dan yang satunya lagi kakinya buat menompang tangannya, agar dia sejajar dengan orang itu.
Excel tersenyum sinis lalu tangannya menarik rambut laki - laki itu dengan kuat, orang itu berteriak kesakitan karena tarikan dari Excel, detik berikutnya dia menghajar orang didepanya ini, dia menghajar hingga puas. Excel tidak mau banyak omong dia langsung memberi pelajaran pada orang yang berani menantangnya, sebenarnya dia tau sudah lama kalau anak buahnya ini adalah mata - mata, dia hanya ingin tau sampai mana orang ini memata - matainya.
Teman - temannya hanya menonton apa yang dilakukan Excel. Setelah puas Excel menatap dengan tajam laki - laki ini yang sudah tidak berdaya.
***
Disiang hari minggu ini, Rania seharian dirumah tidak kemana - mana, dia ingin menikmati kebersamaan bersama anak - anaknya.
Rania sama Michel tertawa terbahak, mereka sedang bersenda gurau, bercandaan bersama sambil menonton tv, sedangkan Marchel sibuk sendiri dengan ketapelnya.
"Mau kemana Marchel?" tanya Rania, karena Marchel berjalan keluar.
"Main diluar ma" jawab Marchel lalu kembali berjalan keluar rumah.
Marchel memasuki gerbang oma Gina, tangannya yang dimasukan kedalam celananya dia berjalan dengan santai, menuju motor milik Excel yang terparkir didepan rumahnya.
Sebelum dia melancarkan aksinya dia melihat kanan kiri terlebih dahulu, dirasa dia tidak ada yang melihat dia memulai mengempeskan ban motor menggunakan paku.
"Oh, jadi ini tikus kecil yang suka mengempeskan bon motor gue" tiba - tiba dibelakangnya ada suara orang yang mem pergokinya.
"Ha" Marchel menoleh kebelakang, dia ketahuan sama yang punya motor, Excel berdiri sambil melipat tangannya kedada.
"Iya" jawab Marchel mengaku dia tidak ada takut - takutnya sama sekali "Emang kenapa?"
Excel melihat anak kecil yang pemberani ini sama seperti dirinya. Dia melihat ada ketapel dileher bocah ini sama persis saat dia masih kecil dulu suka sekali bermain dengan ketapel.
"Berani sekali lu kempesi ban motor gue" kata Excel kesal.
"Ya beranilah, ngapain aku harus takut" kata Marchel seakan menantang Excel.
"Lu nantangin gue?" tanya Excel santai.
Buk.
"Heh lu" kaget Excel tiba - tiba dia mendapat serangan dari Marchel, kakinya ditendang.
Saat Excel akan menangkap bocah ini, Marchel lari lebih dulu tapi tiba - tiba mamanya sudah ada didekatnya bersama Michel.
"Marchel, apa yang kamu lakukan?" tanya mama Nia.
"Eee nggak ada ma" bohong Marchel.
"Jangan bohong kamu" Rania melihat Excel, terlihat diwajah remaja ini sangat kesal, pasti Marchel bikin gara - gara lagi.
Tadi Rania sempat melihat Marchel menendang kaki remaja ini. Michel sudah mengadukan kemamanya kalau kakaknya sering mengempeskan ban motor milik kakak ganteng.
"Marchel!" kesal Rania, pantas saja laki - laki ini kesal. Tanpa sadar Excel menatap ibu dua anak ini sampai tak berkedip. Marchel melihat kakak ini yang melihat mamanya sampai segitunya, dia mempunyai ide lagi untuk mengerjainnya lagi nanti.
"Ini semua ulah kamu?" tanya mama Nia.
"hehe... Cuma kempes doang ma" jawab Marchel santai.
"MARCHEL" emosi Rania hampir meledak. Sedangkan Michel menatap kakak laki - laki ini dengan rasa rindu entah kenapa dia ingin sekali dipeluk sama kakak ini.
"Kamu minta maaf sekarang" perintah mamanya.
"Nggak perlu minta maaf ma" tolak Marchel.
"Minta maaf sekarang" suruh Rania tapi Marchel masih enggan untuk minta maaf.
"MARCHEL" panggil Rania lebih tinggi lagi.
"Ck" Rania melotot. Excel hanya diam saja melihat interaksi antara ibu dan anak ini.
"Maaf" Marchel hanya mengucapkan satu kata saja tanpa melihat Excel.
"Yang benar minta maafnya" suruh mama Nia lagi.
"Marchel kan udah minta maaf ma" Marchel keras kepala. Rania ingin marah tapi dia tau sifatnya anaknya kayak apa.
"Maaf kan kenakalan anakku, dia masih kecil, dia bandel" ucap Rania dia tidak enak dengan kelakuan anaknya.
"Hmm" Excel hanya berdehem mata masih tak lepas menatap Rania.
"Ayo pulang" Rania mengajak anak - anaknya pulang sebelum Marchel tambah bikin ulah lagi.
Sebelum Michel juga beranjak pergi dia tersenyum manis terhadap Excel. Alis Excel mengkerut, dia heran kenapa gadis kecil ini dari tadi aneh padanya.
"Kayak kamu saat masih kecil dulu, bandel" Tiba - tiba mama Gina dibelakang Excel.
"Mama, Excel pergi dulu ma" pamit Excel memakai helmnya.
"Iya hati - hati ya sayang" Regina tersenyum, lalu Excel pergi meninggalkan halaman rumah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
🍒⃞⃟🦅Rivana84
heh terpesona kau Excel sm emak nya si kembar ini ya😅😅
2024-10-26
1