"Maafkan aku Nia" ucap Robbi mulai pembicaraannya, setelah dia memohon untuk berbicara hanya berdua dengan mantan pacaranya ini. Dengan terpaksa Rania mau berbicara dengannya direstoran depan butik.
"Buat apa kamu minta maaf, kamu nggak salah, aku yang salah" kata Rania, apa yang dilakukan Robbi sudah benar, tidak ada satu orang pun yang iklas bila kekasihnya berhubungan badan dengan pria lain.
"Aku salah seharusnya aku tidak egois. Aku menyesal, aku masih mencintaimu" jujur Robbi "Apa kita bisa kembali seperti dulu?" Robbi sadar dia sudah tau semuanya.
Semenjak dia putus dengan Rania dia menikahi Clarisa tapi ternyata selama ini Clarisa menipunya, dan sekarang dia sudah menceriakannya, walaupun sempat Clarisa menolak untuk diceriakan.
"Dulu aku memang mencintaimu, tapi itu dulu. Kalau untuk kembali aku tidak bisa sekarang aku sedang menikmati masa - masaku menjadi seorang ibu sekaligus jadi ayah buat anak - anakku" kata Rania, dia sudah tidak ingin kembali dengan laki - laki yang sudah membuangnya.
"Tapi aku ingin kita kembali" mohon Robbi.
"Lebih baik kamu jangan kesini lagi aku tidak mau bertemu lagi" lalu Rania berdiri.
"Nia, kamu mungkin kecewa sama aku, tapi aku nggak bisa kehilangkan kamu lagi" Robbi sangat berharap.
Tapi Rania tidak peduli, saat dia akan beranjak tiba - tiba ada Michel lari dengan tersenyum kearahnya.
"Ayah" panggil Michel senang langsung minta dipeluk Robbi. Dengan senang hati Robbi menerima pelukan dari Michel lalu menggendongnya.
"Michel senang ayah kesini lagi" kata Michel.
"Ayah juga" mungkin ini bisa menjadi kesempatannya untuk membuat Rania pelan - pelan mau kembali dengannya.
"Michel, mama mau bicara" Michel melepaskan pelukan dari Robbi.
"Michel, kamu tidak boleh begitu sayang, kamu tidak boleh sembarangan memanggil ayah keorang" Rania tidak mau kalau anaknya bisa dekat dengan mantannya, dia sudah cukup benar - benar tidak mau lagi berurusan dengan Robbi.
"Kenapa mama melarang Michel, om Robbi aja boleh, kenapa mama nggak boleh?" Michel mulai mengeluarkan jurus nangisnya. Sedangkan Marchel cuek aja, dia duduk dikursi dengan santai tangannya yang dilipat kedada sambil melihat adiknya, dia malas untuk ikut - ikutan.
"Maksudnya mama..." Rania ingin menjelaskan tapi Michel keburu marah.
"Mama jahat" tangisnya semakin keras.
"Sudah Nia, nggak apa - apa. Michel boleh memanggil om Robbi ayah semau Michel" Michel merentangkan tangannya minta digendong.
Rania buang nafas, mungkin Michel pengen mendapatkan kasih sayang dari seorang ayah, baiklah biarkan saja yang penting anaknya senang.
***
Brum.
Brum.
Brum.
Excel memarkirkan motor sportnya diparkiran kampus ternama dijakarta. Setelah dia membuka helmnya dia berjalan dengan gaya cool nya melewati cewek - cewek yang terpesona dengan ketampanannya. Tapi sedikit pun dia tidak peduli dengan mereka. Mereka pun juga tidak ada yang berani untuk mendekatinya, jangankan mendekati sekedar menyapanya aja mereka tidak ada yang berani, mereka hanya bisa mengagumi saja.
"Cel" panggil seorang perempuan cantik. Excel merasa namanya dipanggil dia berhenti.
"Cel, kenapa kamu tidak pernah jawab telfonku bahkan kamu tidak balas pesan dariku juga?" tanya Angel sedih, siapa tau pujaan hatinya bisa merasa kasian padanya.
"Nggak penting!" jawab Excel dingin.
"Cel" panggil Angel lagi karena Excel berjalan pergi meninggalkannya yang kesal karenanya. Hanya Angel saja yang berani mengejar - ngejarnya karena dia merasa cewek yang tercantik dan terpopuler dikampus. Entah kenapa Excel tidak begitu tertarik oleh seorang wanita.
Dari kejauhan ada Riski sama Haikal yang sedang menertawai Angel, karena Angel selalu saja mendapat penolakan dari si pangeran kampus, padahal Angel adalah cewek paling cantik dikampus. Banyak cowok - cowok yang suka padanya tapi dia hanya ingin mendapatkan Excel saja.
"Iiih" kesal Angel.
Excel berjalan menghampiri kedua temannya yang masih tertawa.
"Gue heran sama lu, kenapa cewek secantik dan seseksi Angel lu anggur in, kurang apa coba?" tanya Riski sambil menaikan dagunya. Excel selalu tidak menjawab pertanyaan dari teman - temannya kalau soal wanita.
"Kalau gue jadi lu, gue nggak akan sia - siakan cewek seperti Angel" kata Haikal si play boy suka gunta ganti cewek.
"Kalau gue yang jadi Angel, gue ogah sama cowok kayak lu, mendingan sama gue jelas gue lebih tampan dari lu" kata Riski tangannya sambil bergaya sok ganteng.
"Ganteng dari mana, nggak ada satu cewek seorang pun yang mau deket sama lu" ejek Haikal. Riski garuk - garuk kepalanya yang tidak gatal. Memang benar dia susah mendapatkan cewek, padahal dia juga tidak jelek - jelek amat.
"Sudah!" suara dingin Excel, dia tidak begitu suka bercanda. Mereka masih cengengesan.
"Mmm gimana Cel, kapan kita menyerang lagi si cecunguk itu?" tanya Haikal.
"Nanti malam gue akan datangi markasnya" kata Excel dengan tatapan tajamnya, dia belum puas kalau belum menghajar sendiri dengan tangannya. Dia masih dendam temannya mati dikeroyok dihajar habis habisan oleh geng Black Fire.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
🍒⃞⃟🦅Rivana84
Bullshit
2024-10-25
1
🍒⃞⃟🦅Rivana84
heleh... helehhh
2024-10-25
1