Agar Robbi tidak sering datang dan mengantar pulang, akhirnya Rania membeli motor bekas, yang direkomendasikan oleh rekan kerjanya Ani. Harga yang murah dan terjangkau sesuai budgetnya, walaupun bekas, lumayan lah bisa buat pulang pergi kerja bersama anak - anaknya.
Sore ini motor yang Rania akan beli diantar kerumah. Sebelum dia membayar dia mengecek terlebih dahulu motornya, setelah semua motor keadaan bagus semua, dia menyerahkan uang kepada pemilik motor tersebut, yang telah disepakati bersama. Dia membeli tidak dishowroom motor melainkan membeli motor milik orang rumahan saja.
"Terimakasih pak" ucap Rania pada bapak yang punya motor tersebut.
"Saya yang terimakasih bu" ucap bapak itu, lalu mereka berjabat tangan. Beberapa menit kemudian bapak itu pergi.
"Hore, kita punya motor" senang Michel.
Marchel melihat - lihat motor scopy yang berwarna putih ini, modelnya hampir sama seperti punya mamanya dulu saat masih dibandung sebelum dijual, dia manggut - manggut layaknya orang yang sudah paham dengan yang namanya motor, bagusan yang ini ketimbang motornya dulu.
"Omaa" panggil Michel melihat oma Regina datang. Dengan tersenyum Regina berjalan kearah mereka.
"Lihat oma, Michel udah punya motor baru" kata Michel memberitahukan pada oma Regina.
"Oya" Regina mengusap rambut Michel.
"Bagus kan oma?" Michel minta pendapat oma Gina.
"Bagus sekali" kata oma Gina.
"Kenapa kamu tidak bilang keibu kalau kamu butuh motor Nia, saya ada motor yang nggak kepakai kalau kamu mau pakai aja" kata Regina.
"Ah saya nggak enak bu, saya sudah beli yang murah - murah aja" ucap Rania.
"Sayang kan uangnya lebih baik kamu tabung buat kebutuhan kamu dan anak - anak" kata Regina, Rania terharu, dia bersyukur sekali mempunyai tetangga seperti bu Regina yang baik padanya.
"Tidak apa - apa bu, saya tidak mau merepotkan bu Gina. Mmm terimakasih tawarannya bu" ucap Rania.
"Tidak kok tidak merepotkan, justru aku senang. Ya sudah, tapi kalau kamu ingin apa - apa bilang aja sama ibu ya" kata Regina, senang bila mempunyai ibu seperti bu Gina Rania merasa kalau ada bu Gina dia merasa nyaman seperti ibunya sendiri.
"Iya bu" jawab Rania.
***
Keesokan harinya.
Saat Robbi datang mau mengantarnya pulangnya pulang, Rania menolak karena dia sudah bawa motor sendiri, Robbi sedih apa benar Rania benar - benar sudah tidak mau lagi bertemu dengannya lagi.
Robbi datang hanya sebentar hanya untuk bertemu Michel kalau dia tidak datang Michel akan sedih dan nangis kalau tidak bertemu dengan ayahnya walau sebentar saja.
Setelah Rania pulang dan sampai rumah, Michel ingin segera mandi dia tidak sabar mau diajak muter - muter komlek naik motor, karena Rania berjanji setelah pulang dari kerja dia mau mengajak anak - anaknya jalan - jalan.
"Marchel kamu mau kemana?" tanya mama Nia karena Marchel bukannya masuk kedalam rumah malah keluar.
"Marchel mau main sebentar ma" jawab Marchel sudah didekat pintu gerbang.
"Ya sudah mainya jangan lama - lama nanti cepetan mandi" Marchel hanya menunjukan jarinya membetuk oke.
*
Tok tok tok.
"Mama boleh masuk?" tanya mama Gina. Dia melihat putranya yang sedang memakai sepatu.
"Ada apa ma?" tanya Excel, mama Gina tersenyum sambil merapikan pakaian anak kesayangannya.
"Rupanya kamu sudah besar" ucap mama Gina, Excel hanya menarik ujung bibirnya sedikit sambil memakai jaketnya.
"Kamu mau pergi lagi?" tanya mama Gina.
"Excel mau keluar ma" jawab Excel berjalan tapi dia balik lagi untuk mencium kening mamanya.
Regina sedih melihat anaknya yang sudah menghilang dibalik pintu, entah apa yang bisa membuat anaknya berubah, dia buang nafas.
Diluar ruamh saat Excel memakai helmnya dia melihat ban motor yang kempes. Lagi - lagi ban motor nya kempes, pasti ada orang yang sengaja membuat ban motor nya kempes seperti ini. Dia melihat sekeliling mencari orang, tidak ada siapa - siapa hanya ada 1 orang dipos satpam penjaga gerbang.
Dia menelfon satpam untuk datang kepadanya. Dengan segera satpam tersebut lari menuju anak majikannya.
"Iya den ada apa?" tanya pak satpam yang bernama Ali, hanya dengan gerakan matanya melihat kearah ban motor, Excel menunjukan bahwa ban motor nya kempes siapa yang melakukannya.
"Aduh saya tidak tau den" ucap pak Ali dia mengerti majikannya ini sepertinya kesal.
"Apa ada orang yang masuk kesini?" tanya Excel dengan tatapan tajamnya.
"E e eggak ada sih den. Mmm hanya ada anak kecil yang sering main kesini" kata pak Ali.
Dahi Excel mengkerut "Anak kecil?"
"Iya anak tetangga sebelah, sering kesini den" jawab pak Ali.
Sialan batin Excel, lalu dia mengerakan tangannya meminta pak Ali pergi. Akhirnya dia kembali menuntun motor nya lagi sampai ditempat mengisian angin ban terdekat.
Setelah dia sudah menjauh, dari balik gerbang ada Marchel melipat tangannya didada sambil menyenderkan punggungnya ditembok.
"Makanya jangan sok" kata Marchel bicara sendiri sambil tersenyum sinis.
"Kakak ngapain?" tanya Michel.
"Nggak ngapa - ngapain" jawab Marchel lalu dia pergi masuk kedalam meninggalkan Michel yang heran.
Michel menengok keluar gerbang, disana ada kakak ganteng yang sedang menuntun motor, yang sudah jauh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments