Plak.
Satu tamparan keras dipipi Rania, ayahnya sangat marah besar setelah tau putrinya melakukan sesuatu hal yang menjijikan. Rania tidak bisa mengelak, karena semuanya memang benar itu kesalahannya.
"Apa kamu mau jadi wanita murahan hah" hardiknya. Rania hanya bisa menangis ayahnya melontarkan kata yang membuatnya sakit, tapi dia tidak bisa berbuat apa - apa. Wajar kalau ayahnya menyebutnya dengan sebutan kata kasar seperti itu.
"Maafkan Nia ayah" ucap Rania pelan. Yang bisa dia lakukan hanyalah dengan minta maaf saat ini.
"PERGI DARI SINI, aku tidak mau melihatmu lagi" emosi ayahnya, dia kecewa putrinya tidak bisa menjaga kesuciannya, kehormatan yang seharusnya dijaga diberikan begitu saja kesembarang laki - laki, bukan pada suaminya nanti.
"Ayah" panggil Rania, dia berharap ayahnya mendengarkannya tapi ayahnya sudah terlanjur kecewa.
Lisa ibu tirinya berpura - pura menenangkan suaminya, tapi dalam hati dia senang sekali. Sedangkan Clarisa diam hanya melihat Rania diusir, dia pura - pura tidak mengerti.
"Sekarang kamu bukan anakku lagi, aku tidak punya anak seperti kamu, PERGIII" usir Irwan tangan sambil menunjuk keluar. Setelah menyuruh Rania pergi dia masuk kedalam kamar.
Dengan terpaksa Rania pergi dari rumah meninggalkan rumah kenangan dia bersama ibunya dulu. Sebelum dia pergi meninggalkan rumah dia mengambil barang - barang yang dia butuhkan.
Seperti pribahasa sekali tepuk dua nyamuk mati, rencana Lisa sama Clarisa untuk menghancurkan Rania telah berhasil. Tanpa sepengetahuan Rania Clarisa mencampur obat perangsang kedalam minuman Rania, dia yang mengirim pesan Rania dari hand pond Robbi untuk datang ke Villa sebelah yang sudah disiapkan untuknya. Dia membayar orang yang tidak dia kenal disebuah diskotik untuk mencarikan orang yang bisa meniduri saudara tirinya.
Irwan duduk termenung dengan mata berkaca, gagal dia telah gagal membesarkan anaknya. Dia tidak bisa menempati janjinya kepada almarhumah istrinya yang pertama. Dia janji akan menjaga, merawat dan membesarkannya dengan baik tapi apa kenyataannya dia tidak bisa.
Sebenarnya dia tidak tega mengusir anaknya sendiri tapi Rania sudah mengecewakannya, sudah membuat kesalahan yang sangat fatal, sudah membuat malu keluarga, biar dia bisa belajar untuk memperbaiki kesalahannya.
Lisa datang "Sudahlah yah, jangan sedih lagi, biarkan saja dia dulu belajar dari kesalahannya dia harus introspeksi diri kalau dia melakukan kesalahan" Lisa mengusap lengan suaminya, dia berpura - pura menangkannya agar dapat perhatian.
"Lebih baik ayah istirahat, jaga kesehatan ayah. Rania sudah besar dia bisa jaga diri disana" tangannya sambil meraba dada Irwan, dia mencoba merayu untuk mengalihkan perhatian dari suaminya, agar sudah tidak memikirkan Rania lagi.
Irwan menatap istrinya, lalu dia tersenyum. Lisa pandai sekali merayu dia selalu bisa membuatnya tenang bila dia sedang marah. Makanya Irwan sangat mencintainya.
"Terimakasih, kamu selalu ada untukku" ucap Irwan, Lisa mengangguk.
*
Reno baru pulang dimalam hari dari main bersama teman - temannya dia mencari kakaknya Rania dikamarnya tidak ada. Dari tadi perasaan tidak enak, ternyata benar kakaknya ada masalah.
"Dimana kak Nia bu, yah?" tanya Reno. Semua diam tidak ada yang menjawab.
"Kak Risa, dimana kak Nia?" tanyanya lagi karena tidak ada yang mau menjawab.
"Ngapain tanya aku" jawab Clarisa, dia pura - pura sibuk dengan ponselnya.
"Kamu tu pulang - pulang bukanya nyariin ibu atau ayah, kamu malah mencari kakakmu Nia" kesal Lisa. Anak laki - lakinya ini lebih perhatian kepada Rania ketimbang Clarisa.
"Dimana kak Nia?" tanyanya ulang karena belum mendapat jawaban.
"Dia sudah nggak tinggal disini, dia diusir sama ayah" jawab Clarisa.
"Apa, kenapa...?"
Brak.
"Sudah jangan tanya - tanya dan jangan lagi mencari kakakmu itu lagi dia sudah bukan keluarga ini lagi" marah Irwan, Reno diam ayahnya marah, sebenarnya kenapa dengan kakaknya Nia sehingga ayahnya sampai marah besar begitu sudah tidak menganggap lagi sebagai anaknya. Dia penasaran ada apa dengan kakaknya. Nanti dia akan cari tau sendiri.
***
Disebuah club malam, lampu gemerlap, dentuman musik yang memekikkan telinga, pria wanita berlenggak lenggok mengikuti alunan musik. Ada seorang remaja duduk bersama kedua temannya sedang menikmati rokoknya dan segelas alkohol.
"Gimana?" tanya salah satu temannya. Yang ditanya belum menjawab masih asik dengan puntung rokoknya.
"Yeee ni anak, Gimana?" tanyanya ulang. Remaja itu meniupkan asapnya.
"Gila lu, emang lu kasih berapa banyak?" tanya remaja itu.
"Cuma dikit" jawabnya sambil cengar cengir, cuma sedikit? Tapi kok bisa membuatnya benar - benar tidak terkendali.
"Ck"
Remaja itu menerima tantangan konyol dari teman - temanya, dimana dia harus meminum obat perangsang, kalau hanya obat seperti itu nggak akan mempan ditubuhnya, remehnya. Tapi kenyataanya dia dibuat tidak bisa menahan gairahnya, karena reaksi dari obat itu.
"Tapi lu menikmatinya kan?" goda temanya yang satunya lagi, remaja itu hanya melihat temanya sesaat, dia memang menikmati apa yang dia lakukan pada malam itu bersama wanita yang tidak dia kenal sama sekali, tapi dia tidak peduli itu. Kedua temannya terbahak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
🍒⃞⃟🦅Rivana84
jgn smpe kau menyesal nanti nya pak sdh mengusir anak kandung mu sendiri tanpa tau kejelasannya..
2024-10-25
1