Malam harinya Excel datang ketempat markas Black Fire sendiri, tadinya teman - temanya juga mau ikut, karena tangan mereka sudah gatal ingin menghajar musuh mereka, tapi dilarang Excel karena dia ingin menghajar dengan tangannya sendiri. Diperjalanan dia dicegah Gilang dan beberapa anak buahnya, mereka melihat Excel naik motor sendiri kearah tempat markas mereka.
Excel tersenyum sinis melihat musuh didepannya ini, jadi dia nggak perlu repot - repot datang ketempat markas Black Fire. Gilang melihat kebelakang Excel yang tanpa anak buahnya.
"Anak buah yang cemen lu mana?" ejek Gilang.
"Gue bisa menghajar lu semua tanpa gue bawa anak buah" kata Excel tak lepas pandangan dari musuhnya didepannya ini.
Gilang menggerakan tangan untuk anak buahnya menyerang Excel. Tiga orang maju langsung memberi tendangan dan pukulan, dengan sigap Excel bisa menghindar tendangan dan pukulan dari lawannya.
Tiga lawan satu, itulah perkelahian mereka, Excel bisa menghajar lawannya tiga sekaligus. Dengan gerakan cepatnya dia bisa memberi pukulan dan tendangan hingga ketiganya terjatuh dan kesakitan.
Excel menatap musuhnya ini dengan tajam, kali ini dia tidak akan melepaskannya begitu saja. Gilang berteriak sambil menyerang Excel dia benar - benar tidak sabar ingin menghabisinya.
Mereka saling baku hantam, Gilang mecoba menendang tubuh Excel, tapi Excel dengan cepat menangkisnya. Mereka saling pukul hingga keringat membanjiri pelipis mereka, keduanya sama - sama kuat. Dan yang terakhir Excel memutar tubuhnya sambil menendang dengan cepat kepala Gilang.
Gilang langsung terjatuh, tapi Excel belum puas dia mencengkram kerah bajunya lalu mengepalkan tangannya untuk memberi bogeman kewajah Gilang yang penuh lebam dan berdarah.
Drrrt.
Drrrt.
Drrrt.
Tiba - tiba suara ponselnya berdering, nafasnya yang tak beraturan, dia masih menatap dengan tajam wajah Gilang. Detik berikutnya dia melepaskan cengkramannya.
"Excel kamu dimana sayang?" tanya mama Gina seberang telfon sana. Sebelum dia menjawab pertanyaan dari mamanya dia mengatur nafasnya.
"Ada apa ma?"
"Pulanglah nak mama kangen sama kamu" kata mama Gina tiba - tiba saja dia merindukan anaknya dia ingin Excel pulang malam ini. Excel buang nafas sambil menatap Gilang.
"Iya ma Excel pulang sekarang" kata Excel lalu menutup sambungan telfonnya.
"Ternyata lu masih diizinkan untuk hidup lebih lama. Tapi gue nggak akan nge biarkan lu hidup lebih lama lagi" setelah mengatakan itu Excel pergi.
Gilang dibantu anak buahnya berdiri, dia berteriak sambil memaki - maki Excel yang sudah menghilang.
***
Keesokan paginya.
"Kayaknya itu mantanya deh pa" duga Regina sambil mengolesi roti dengan selai strawberry, Anggara hanya mendengarkan sambil mengunyah makanannya.
"Soalnya Michel memanggilnya ayah" Regina mengira kalau Rania adalah janda muda beranak dua, dan mantan suaminya adalah laki - laki yang dipanggil ayah waktu itu.
Regina menoleh melihat putranya berjalan turun dari tangga, dia senang kalau anaknya mau pulang dan tidur dirumah.
"Sayang kamu udah bangun?" tanya mama Gina tersenyum.
"Iya ma Excel ada kuliah pagi" jawab Excel sambil memakai jaketnya. Langsung pergi tanpa pamit keorang tuanya atau sarapan terlebih dahulu.
"Kamu nggak makan dulu sayang?" teriak mama Gina karena Excel berjalan keluar dan hanya dijawab dengan melambaikan tangannya saja lalu Excel menghilang dibalik tembok.
Anggara ingin marah tapi dia tidak mau emosinya meledak dipagi hari, tapi anaknya perilakunya sungguh keterlaluan Excel benar - benar tidak menghargai dia sebagai orang tuanya. Sudah jarang pulang, sekali pulang selalu membuatnya marah dan emosi.
Regina mengerti kalau suaminya ini kesal ingin marah lalu dia mengusap - usap lengannya agar tenang.
Didepan rumah, saat Excel akan menaiki motornya dia baru sadar kedua ban motornya kempes.
"Ck, sialan" kesalnya padahal semalam ban motor nya baik - baik saja, tapi sekarang tiba - tiba kok kempes seperti ini, dua - duanya lagi, pikir nya. Dengan terpaksa dia menuntun motor nya hingga ketempat pengisian angin ban terdekat.
Setelah dia sudah menjauh, dari atas balkon rumah Rania ada Marchel yang tertawa puas.
"Rasain tu emang enak aku kerjain" kata Marchel dengan tatapan sininya.
"Kasian kak, kakak gantengnya" kata Michel masih melihat kakak ganteng yang menuntun motornya yang sudah menjauh.
"Heh"
"Ternyata kalian disini, kalian sedang apa ha?" tanya mama Nia.
"Ni ma kakak...pumff" dengan cepat Marchel membekap mulut adiknya yang akan mengadukannya karena habis mengerjain orang.
"Kita cuma main - main kok ma" kata Marchel sambil cengengesan.
Karena kakaknya membekap mulutnya dia mengigit tangan Marchel, Marchel langsung melepaskan tangannya. Rania heran dengan kedua anak - anaknya ini.
"Ya sudah ayo berangkat" ajak Rania berjalam lebih dulu.
"Ihh apaan sih kak, tangan kakak bau tau" kata Michel manyun lalu menyusul mamanya. Reflek Marchel mencium tangannya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
🍒⃞⃟🦅Rivana84
ternyata si bocil kutub yg bocorin ban motor nya Excel 😅😅
2024-10-25
1