berbaikan (2)

"Sebaiknya kita makan dulu, sudah malam ini. Aini apa kamu gak nginap aja malam ini?" Tanya tuan Felix.

"Aini balik aja ke apartemen pa, ada tugas Aini juga yang belum selesai" tolak Aini.

"Yaudah, kamu balik setelah kita makan malam dulu" ucap tuan Felix.

Mereka lalu menuju ke meja makan, untuk kali pertama setelah lama mereka kembali makan bersama. Kedua orang tua Aini merasa bahagia melihat kedua anaknya yang akur, terlihat Nayla mengambilkan lauk untuk kakaknya itu dan terus menambah-nambah makanan Aini.

"Lo jangan nambahin nasinya terus, njir. Lo kira gue kerbau makan banyak" kesal Aini karena adiknya terus menambah makanan ke dalam piringnya.

"Lo kurusan kak, makan yang banyak biar tubuh lo berisi dikit" balas Nayla santai.

Memang keduanya berbeda, Aini yang sangat langsing sedangkan Nayla sedikit berisi. Aini lebih tinggi dari Nayla, jika keduanya berdiri, Nayla hanya sebatas bahu Aini saja.

"Tapi gak sebanyak ini juga, entar badan gue molor dan susah dapat pacar" decak Aini.

"Tapi Lo udah punya pacar kan, kak?" Celetuk Nayla.

Uhukk uhukk

Aini tersedak mendengar ucapan adiknya itu, sial dia keceplosan.

"Hati-hati makanya" Nayla menyodorkan segelas air pada kakaknya itu.

"Lo ribut banget, sih" kesal Aini.

"Lah malah nyalahin gue, lagian benar kan kak?"

"Gak, gue gak punya pacar" ketus Aini.

"Kemaren di sekolah gue liat Lo di tarik kak Al" bisik Nayla.

"Cuman di tarik, kan?" Santai Aini.

"Lo gak suka sama kak Algara, kak?" tanya Nayla.

"Gak, gue gak suka sama cowok ngeselin kayak dia" ketus Aini.

"Dia ganteng loh kak, idola sekolah lagi. Kalau Lo gak mau buat gue aja yak" pinta Nayla berbinar.

"Ambil aja, gue gak peduli" ucap Aini santai.

"Percuma kalau dianya gak suka sama gue, kak" lesu Nayla.

"Yaudah, cari yang lain aja" balas Aini santai.

"Kalian berdua selesaikan makannya dulu baru bercerita, gak sopan di meja makan sambil ngomong" tegur Jessica.

Sedari tadi kedua paruh baya itu makan sembari menonton kedua gadis itu yang kadang cekcok kadang serius.

"Iya, mah" jawab keduanya serempak.

Aini maupun Nayla tidak lagi berbicara hingga setelah mereka selesai makan, mereka kembali kumpul di ruang tamu karena masih jam tuju malam dan masih banyak waktu untuk mengobrol sebelum Aini kembali ke kos an alias apartemennya hehe.

"Kak, Lo beneran gak pacaran sama kak Al?" Bisik Nayla.

"Enggak, Naylanjing! Kepo banget sih, lo" ketus Aini.

"Ya, ya kalau Lo pacaran sama dia hebat dong Lo kak, kak Al itu gak tersentuh orangnya. Datar, kejam juga. Selama hampir dua tahun ini gue kenal Al sama kawan-kawannya itu dia gak pernah sekalipun bersentuhan sama cewek, baru kakak orang pertama yang gue lihat dekat sama mereka. Makanya gue iri sama lo kak, gue selama ini pengen banget deketin mereka tapi ya gitulah" curhat Nayla.

Kedua orang tua mereka membiarkan Nayla dan Aini bercerita berdua, mereka juga berada di sana tapi tidak nimbrung dengan obrolan kedua gadis itu. Apalagi kedua anak gadis mereka itu mengobrolin tentang pacar, mana ngerti mereka heh.

'gak tersentuh gimana, dianya aja kek anjing, ngeselin lagi' batin Aini.

'apa iya, gue cewek pertama yang dekat mereka, CK. Bodolah gak peduli gue'

"Emangnya apa spesialnya sih, mereka?" Ketus Aini.

"Mereka semua tampan, tajir lagi. Bukan itu sih, mereka juga merupakan mos wanted SMA Gevandra High School, cool lagi. Pokoknya idaman banget terutama kak Al sama kak Arjuna itu" heboh Nayla.

"Kayak orang miskin aja Lo" cibir Aini.

"Gue deketin Lo juga dah kak, disekolah. Biar gue bisa dekat sama mereka" ujar Nayla.

"Percuma karna gue gak bakal deketin mereka"

"Aelah, Lo mah gak asik"

"Kalau Lo suka deketin sendiri jangan minta gue" sinis Aini.

"Kalau gue bisa udah dari dulu, kak" kesal Aini.

"Bodo"

Keduanya asik berceloteh, habis curhat dilanjut dengan adu bacot. Hingga jam sembilan malam, Aini akhirnya memutuskan pulang ke apartemennya, Nayla sebenarnya ingin ikut tapi Aini melarang karena sudah malam. Apalagi Nayla tidak pernah keluar malam berbeda dengan dirinya yang hampir tiap malam keluyuran gak jelas.

Nayla merasa belum puas mengobrol dengan kakaknya itu, tapi harus terhenti karena Aini harus pulang. Seandainya Aini mau tinggal dengan mereka lagi pasti Nayla akan senang dan akan berceloteh sepanjang malam dengan kakaknya itu.

"Huh, seandainya dari dulu gue gak maruk. Gue pengen tidur bareng sama kak Aini tapi dia gak ngijinin gue ikut" Nayla menatap langit-langit kamarnya.

"Gak papa, kalau kak Aini gak tinggal di sini lagi biar gue yang ke apartemennya ngerecoki kak Aini" ucapnya terkikik.

"Gue seneng banget, kak Aini udah mau maafin gue. Makasih, kak Aini" gumam Nayla kemudian memejamkan matanya.

****

Di sisi Aini, gadis itu sudah tiba di apartemennya. Aini langsung naik ke kasur, gadis itu baru menyadari jika ponselnya ketinggalan di atas nakas. Karena asik bercerita dengan Nayla, dia tidak menyadari jika ponselnya tidak dibawa saat ia keluar tadi.

"Panggilan siapa nih" Aini mengecek ponselnya, banyak panggilan masuk dari nomor yang tak di kenal.

Aini kemudian membuka room chat, dan ternyata ada pesan yang pengirimnya Algara. Soal darimana Al mendapat nomor ponselnya Aini, itu bukanlah hal yang sulit.

"Lo dimana anjir, kenapa gak angkat telpon gue? Gue tadi dari apart Lo tapi kata tetangga Lo keluar setelah pulang dari apartemen gue. Lo kemana tadi dan sama siapa keluarnya?" Al.

"Woi njir, dimana si Lo"

"Aini, sayang. Balas pesan gue ogeb, gue kangen huh"

"Sayangggg"

"Gue kangen sama lo, di manasih Lo Ai. Balas pesan gue anjir"

"Sayang, huh" 

Aini geleng-geleng kepala membaca pesan pacarnya itu, padahal baru pisah sebentar saja tapi Al sudah langsung heboh mencari keberadaannya.

Saat Aini ingin membalas, tiba-tiba ponselnya berdering menandakan panggilan masuk. Tanpa pikir panjang, Aini langsung mengangkat telpon yang ternyata dari Algara, pacarnya yang menyebalkan itu.

"Halo" sapa Aini.

"Lo dari mana aja, njir. Gue telponin dari tadi Lo gak angkat. Gue juga dari apartemen Lo tadi tapi Lo gak ada" omel Al.

Ya, yang menelpon itu adalah Algara, soal darimana dia mendapat nomor ponsel Aini itu bukanlah hal yang sulit bagi Algara dkk.

"Lo siapa, njir" tanya Aini pura-pura tidak kenal padahal udah tau wkk.

"Gue cowok Lo, Lo gak kenalin suara gue?" Kesal Al.

"Gak, suara Lo jelek soalnya" ketus Aini.

****

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!