Aini tersentak melihat adiknya itu berlutut sedangkan kedua orang tua mereka masih diam menatap sendu pada Aini, menunggu jawaban gadis itu.
"Bangun Lo, muka Lo jelek" ketus Aini kemudian menarik Nayla dengan kasar sehingga gadis itu tidak lagi berlutut.
"Sakit banget anjir, Lo gak bisa lembut dikit apa kak" kesal Nayla.
Kedua orang tua mereka menatap cengo Nayla yang mengumpati kakaknya itu sedangkan Aini, gadis itu mendelik mendengar ucapan adiknya itu yang mengumpati dirinya. Tadi saja nangis-nangis mohon-mohon sekarang udah kayak tai lagi.
"Yang sopan Lo sama kakak" sinis Aini.
"Kakak anjing kayak Lo gak pantas di sopanin" ketus Nayla.
"Kalau gue anjing, berarti Lo juga anjing" balas Aini sinis.
"Bacot Lo, kak. Sekarang jawab aja kita bertiga, Lo maafin kagak?" Ketus Nayla.
"Ada yah, orang minta maaf kayak gini" sinis Aini.
"Kalian kenapa jadi berantam?" Tanya Jessica cengo.
Dalam hati, wanita paruh baya itu tersenyum melihat tingkah kedua putrinya itu yang sudah akur tidak seperti dulu yang bahkan jarang berbicara berdua atau bertegur sapa. Hatinya menghangat melihat perdebatan kedua putrinya itu.
'ini yang aku inginkan, kalian berdua akur nak. Dan tidak saling membenci' batin tuan Felix.
"Kak Aini kek anjing ma, orang serius dia malah bercanda" balas Nayla kesal.
"Lo yang anjing, gak sopan banget Lo sama kakak" ketus Aini.
"Sipaling kakak" cibir Nayla.
"Adik taik memang" sinis Aini.
"Udah-udah, jangan berantam lagi. Nayla yang sopan sama kakak kamu, sejak kapan kamu jadi toxid gitu. Kakak sendiri di umpatin" tegur tuan Felix.
'mampus lo haha'
"Kak Aini aja gitu, pah. Jadi Nayla juga bisalah" bantah Nayla.
"Dih, malah nyalahin gue Lo" sinis Aini.
"Sudah, jangan berdebat lagi. Mama senang kalian akur kembali dan tidak lagi saling mendiami, tetap seperti ini Aini, Nayla. Mama bahagia banget kalian sekarang sudah berdamai dan tidak saling membenci satu sama lain. Sekali lagi maafin kita nak, Aini" ujar Jessica tersenyum haru.
"Aini gak pernah benci mama, papa dan juga Nayla. Biar bagaimanapun, kalian tetap keluarga Aini. Aini tidak pernah membenci kalian, maafkan juga kelakuan Aini selama ini yang nakal dan membuat kalian malu karena kelakuan Aini" balas Aini menatap pada kedua orang tuanya yang juga menatap padanya.
"Tau minta maaf juga ternyata" gumam Nayla tapi di dengar oleh mereka.
"Bocah edan" kesal Nayla.
"Nayla, berhenti usil. Terimakasih Aini, mama boleh meluk kamu?" Tanya Jessica hati-hati.
"Boleh ma, apa ada yang melarang?" Balas Aini berusaha tersenyum agar mamanya tidak kecewa.
Grep
Jessica langsung bangun dan memeluk putri pertamanya itu. Nayla tersenyum bahagia karena ternyata kakaknya mau memafkan mereka, dia menyesal selama ini membenci kakaknya itu. Padahal Aini sebaik dan seasik itu, Aini juga menyayanginya tetapi dia malah membenci Aini.
"Makasih sayang, mama sayang kalian" ucap Jessica tersenyum haru.
"Iya mah, Aini juga sayang kalian semua" balas Aini tersenyum.
Setelah lama tidak pernah tersenyum, ini baru ia tersenyum lagi kepada keluarganya. Hatinya lega karena keluarganya tidak lagi membencinya, mungkin sudah waktunya dia berbaikan dan memperbaiki hubungan dengan keluarganya itu.
Tidak ada salahnya dia menurunkan ego dan mau memafkan keluarganya itu karena biar bagaimanapun, mereka tetap keluarga dan tempat untuk Aini berpulang.
"Apa papa bisa peluk kamu juga, prinses?" Pinta tuan Felix.
"Bisa kok, pah" Aini langsung memeluk papanya itu dengan senyuman terukir di bibirnya.
"Makasih sayang, papa janji akan berusaha menjadi papa yang baik buat kalian. Terimakasih karena kamu mau maafin papa dan kasih papa kesempatan" ucap tuan Felix sembari mencium pucuk kepala putri sulungnya itu.
"Sama-sama pah, Aini juga bahagia bisa mendapatkan pelukan kalian lagi" balas Aini.
Kedua orang tua mereka merasa bersalah karena selama beberapa tahun terakhir ini mereka tidak pernah lagi memeluk Aini, keduanya merasa tidak becus menjadi orang tua yang baik buat putrinya itu.
"Maaf, sayang" ucap keduanya.
"Gue gak dianggap, nih?" Celetuk Nayla yang sedari tadi menyaksikan pemandangan haru itu.
"Dih, siapa Lo" sinis Aini.
"Sialan, Lo. Kak. Peluk gue juga dong" rengek Nayla.
"Ogah, entar kuman Lo nempel di tubuh gue" canda Aini.
"Hikss... Lo jahat" drama Nayla merajuk.
"Gak usah merajuk, Lo" Aini lalu memeluk adiknya itu.
Nayla langsung tersenyum manis mendapat pelukan hangat dari kakaknya itu. Kedua orang tua mereka merasa bahagia karena kini keluarganya sudah utuh dan berbaikan.
Setelah selesai berpelukan haru, mereka kembali duduk di sofa dengan Nayla yang malah menempel pada kakaknya itu.
"Aini, apa kamu gak mau tinggal sama kita aja nak?" Tanya tuan Felix.
"Benar Aini, kita tinggal sama-sama lagi yah sayang" pinta Jessica.
Aini terdiam, tiba-tiba dia teringat dengan Algara yang mengatakan akan sering mengunjunginya ke apartemen.
Pemuda itu sangat pemaksa, jika dia tinggal bersama orang tuanya bisa saja Al akan terus mendatangi rumahnya nanti. Akan sangat repot jika pemuda itu malah mendatangi rumah orangtuanya nanti.
"Aini di apart aja ma, pa. Tapi Aini akan sering kok kesini, anggap aja Aini nge kos hehe" tolak Aini.
Sebenarnya dia pengen tinggal dengan mereka tapi mengingat Al si cowok ngeselin itu Aini tidak enak jika nanti pemuda itu terus-terusan mendatangi rumahnya.
"Gue bisa datang ke apart lo kan, kak?" Tanya Nayla antusias.
"Gak bisa, Lo ngerepotin" ketus Aini.
"Punya kakak kek anjing banget" umpat Nayla.
"Yang sopan kamu kalau bicara di depan orang tua, Nayla" tegur tuan Felix.
"Mang enak" bisik Aini tersenyum jahil.
"Maaf, pa" ucap Nayla namun matanya melirik sinis kakaknya itu.
"Baiklah, Aini. Papa gak akan maksa kamu tinggal di sini, tapi kamu sering-sering kerumah. Jika kamu berubah pikiran, langsung aja pindah kesini lagi, nak" ujar tuan Felix.
"Iya, pa. Aini akan sering kesini kalau gak sibuk" balas Aini.
"Sok sibuk" cibir Nayla.
"Diam Lo, bocah" sentak Aini.
"Udah-udah, jangan berantam lagi. Aini ingat janji kamu, sering-sering main kesini. Mama juga pengen sesekali berbelanja sama kalian berdua, jadi kalau mama mau belanja nanti kalian ikut mama ya" ucap Jessica antusias.
Membayangkan dirinya keluar dengan dua anak gadisnya yang cantik-cantik itu membuatnya bahagia.
"Jangan mau kak Aini, mama kalau belanja suka seharian" kompor Nayla.
"Jangan dengarin adik kamu, Aini. Dia emang malas kalau nemanin mama belanja. Anak durhaka memang" sinis Jessica.
"Mana ada karna gak ditemenin belanja jadi anak durhaka" cebir Nayla.
"Mama benar, Lo emang anak durhaka" timpal Aini.
"CK. Ngeselin Lo kak, ikut-ikutan ngatain gue durhaka" kesal Nayla.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
sesya dirara edeline
bagus cerita nya,tpi kata anjing sma bacot nya ganggu bnget,coba deh thor ilangin kn msih bnyak kata yg lain,ini dikit"" anjing,dikit'' bacot
2024-10-14
0