Pak bos gak pernah bercanda loh, Ai. Kalau Lo mau duduk sama pak waketu kita, bisa-bisa dia habis di tangan pak bos" celetuk Gean.
"Iya Ai, mending jangan deh. Si bos gak pernah cuman ngomong doang" timpal Rafa.
"Dih. Lo pada takut sama ni cowok gila? Kecil" sombong Aini sembari menjentikkan jarinya mengejek Al.
Al melotot begitu juga dengan keempat sahabatnya, tak terkecuali para siswa siswi di dalam kelas itu sudah menatap takut pada Al karna direndahkan oleh anak baru itu.
"Lo gak takut sama gue?" Tanya Al dingin.
"Enggaklah, sama-sama manusia juga. Gue cuman takut sama Tuhan, selainnya babat" ketus Aini.
"Lo-. Lo semua tutup mata" perintah Al pada keempat sahabatnya serta semua yang ada di kelas itu.
Karena takut mereka semua langsung menutup matanya sembari membalik badan, Aini sendiri bingung dengan semua siswa itu yang menurut pada perintah Al.
"Lo bilang gak takut sama gue kan?" Tanya Algara tersenyum miring.
Al lalu mendekat ke arah Aini dan berdiri tepat di depan gadis itu yang duduk di atas meja. Semuanya masih setia menutup matanya karena belum ada perintah dari Al.
"Mau apa lo?" Ketus Aini menatap sinis Algara yang sudah berada di depannya.
"Lo, ngeselin"
cup
Al langsung menarik dagu Aini lalu mencium bibir gadis itu. Aini melotot sempurna, dia tidak bisa berontak karena Al menekan tengkuknya.
'Mak tolong Aini huaa, Algara bangke' batin Aini menjerit.
Al hanya menempelkan sebentar bibirnya kemudian melepaskannya setelah melihat Aini terdiam.
"Lo masih berani sama gue?" Tanya Al tersenyum miring melihat Aini yang diam dan tidak lagi mengoceh.
"Lo,,, pacar bangke" kesal Aini.
"Dih, pacar sendiri dikatain bangke. Pacar durhaka Lo" ketus Al.
Aini tidak menjawab, kekesalannya bertambah karena Al mencuri kecupan singkat di bibirnya.
"Buka mata lo semua" titah Al pada semuanya.
Semuanya langsung menurut kemudian menatap Al dan Aini bergantian.
"Kalian ngapain tadi?" Celetuk Gean.
"Cocok tanam mungkin" celetuk Rafa terkekeh kecil.
"Wah parah Lo, hajar aja ni bocah pak bos" kompor Regan.
"Kalian ngapain, Ai?" Tanya Gean kepo.
"Gak ngapain" kesal Aini.
"Lah."
Cengo mereka karena Aini malah tambah kesal.
"Lo gak mau pindah? gue mau duduk di kursi Lo" pinta Aini pada Regan.
"Sorry Ai, gue takut sama pak bos" jawab Regan.
'Menyebalkan! Ngape gue harus berurusan sama ni cowok sih, ngeselin lagi' kesal Aini menggerutu dalam hati..
"Jangan coba-coba pindah dari sini, kalau gak Lo akan tau akibatnya" bisik Al tersenyum miring.
"Bacot, Lo"
Karena kesal, Aini malah membaringkan tubuhnya di atas meja. Al melotot sedangkan yang lainnya juga menatap cengo gadis itu. Al langsung membuka jaketnya dan berjalan ke arah kaki Aini lalu menutupi rok gadis itu yang kependekan jika berbaring seperti itu.
"Lo ngapain baring, anjir. Bangun, Lo" kesal Al.
Untungnya tidak ada yang sempat melihat paha gadis itu, kalau saja ada yang melihatnya Al pasti akan menghajarnya karena berani melihat kekasihnya itu. Padahal yang salah Aini wkwk.
"Gak mau, malas gue" jawab Aini santai.
"Lo bangun atau gue tindih Lo?" Ancam Al.
Semua siswa melongo mendengar ucapan Algara, Aini sendiri mendelik kesal pada pemuda yang berstatus pacarnya itu.
"Yaudah, sini naik keatas gue" ucap Aini santai.
Jika takut yang ada Al akan terus mengancamnya, jadi lebih baik dia bersikap santai dan tidak takut. Al menjatuhkan rahangnya mendengar ucapan gadis itu yang menantangnya dan nampak santai, yang lainnya juga terperangah mendengar ucapan gadis itu.
Shit
"Lo semua jangan ada yang liat kesini" titah Al pada sahabatnya serta semua teman kelasnya.
Mau tak mau mereka semua pun membalik badan dan tidak berani menoleh ke belakang, daripada di amuk kan lebih baik menurut.
"Bangun, Lo" titah Al menatap datar Aini yang malah anteng berbaring di atas meja.
"Gak akh, gini enak" balas Aini santai.
"Bangun Aini. Lo nakal banget sih jadi cewek" kesal Al.
"Suka guelah. Napa jadi Lo yang sewot?" Sinis Aini.
Aini memiringkan tubuhnya sehingga menghadap Al yang berdiri di depan kursinya.
"Lo mau bangun sendiri atau gue paksa, hm?" Datar Al.
"Gue mau tidur" jawab Aini santai kemudian menutup matanya.
"Shit. Cewe menyebalkan"
Al langsung mengangkat tubuh Aini dan mendudukkannya di kursinya. Aini tersentak karena tiba-tiba Al mengangkatnya dari atas meja.
"Lo, apaan sih" kesal Aini.
"Diam di situ." Titah Al datar.
"Nyebelin banget sih lo" ketus Aini.
"Lo yang nyebelin" sinis Al.
Aini memilih diam dan menyandarkan punggungnya di sandaran kursi, berdebat dengan Al membuatnya semakin kesal. Jadi lebih baik dia diam daripada meladeni pria gila itu.
"Gue benci sama lo" ucap Aini cemberut.
"Kenapa?" tanya Al mengangkat sebelah alisnya.
"Lo ngeselin" ketus Aini.
"Dih. Perasaan Lo yang ngeselin" balas Al mendelik.
Mereka akhirnya diam-diaman hingga bell pulang sekolah berbunyi.Aini langsung keluar tanpa menghiraukan Al dkk yang mengikuti langkahnya dari belakang. Algara sendiri langsung menggandeng tangan Aini menuju ke parkiran.
"Lepasin" ketus Aini.
"Di dalam atau di luar?" Bisik Al tersenyum nakal sembari menaik turunkan sebelah alisnya.
"Lo mesum banget sih, lepasin gue njir" kesal Aini.
"Bawel banget sih lo, tinggal jalan aja ribet" ketus Al.
"Gue gak suka di sentuh sama Lo" ketus Aini.
"Kapan gue nyentuh Lo? Perasaan belum ada" balas Al santai.
"Ini apa?" Sinis Aini.
"Nyentuh itu bukan gini, sayang. Tapi di anu" ucap Al dengan membisikkan kalimat terakhir.
"Bangsat Lo, udah ahk lepasin gue. Gue mau pulang" Aini langsung menghempaskan tangan Al, kemudian menghampiri motornya yang ternyata bersebelahan dengan motor Algara dkk.
Aini langsung mendekat ke arah motornya dengan Al yang masih setia di dekat gadis itu. Keempat sahabat Al juga akhirnya ngikut karena pak bosnya terus menempeli Aini.
"Lo pada ngapain ngikutin gue mulu sih" kesal Aini merasa risih di tempeli kelima pemuda itu.
"Maaf buk bos, kita ngikutin pak bos" balas Gean.
"Bener buketu, kemana paketu pergi kita juga kesana" timpal Rafa.
"CK. Kalian udah kayak ekornya ni anak" kesal Aini.
Keempat sahabat Al hanya diam, lagian pak bos mereka juga selalu menempeli Aini jadi mereka pun ngikutin lah. Namanya juga sahabat setia wkww. Kemanapun harus bareng hhih.
Aini langsung menaiki motornya, Al dkk juga langsung naik ke motor masing-masing.
"Lo semua duluan" titah Aini.
Gadis itu tidak ingin Al dan para sahabatnya mengikutinya nanti dan tau alamat apartemennya.
"Lo di depan, biar kita di belakang" ujar Al.
"Gue gak mau, sana Lo pada duluan" ketus Aini.
"Yaudah, kita gak gerak sebelum Lo gerak" santai Al.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
ceritanya bagus,tapi kata2 nya keseringan kata2 kasar..
2024-11-09
0
Lisa Pamekasan27
bahasanya terlalu kasar,gk ada etika sama sekali
2024-06-26
2
Rita Riau
Thor bahasa nya disopani dikit biar bahasa anak SMA yg asal jeplak aja tapi masa ga ada etika
2024-06-25
3