menolong Nayla

"Sayang, makan" titah Al.

"Gue gak lapar, Lo aja" balas Aini.

"Makan baby, lapar atau enggak tetap harus makan" titah Al.

"Tapi gue gak lapar" tolak Aini.

"Makan, sini gue suapin" Al lalu menegakkan tubuh gadisnya itu.

"Makan, sayangku" ucap Al lembut kemudian menyuapi gadisnya itu dengan penuh perhatian.

"Gak lapar, Al" cicit Aini.

"Harus makan, cantik. Nanti lo sakit" bujuk Al.

Aini akhirnya mau menerima suapan Al, apalagi pemuda itu yang sabar dan lembut membujuknya membuatnya luluh.

Al tersenyum tipis melihat gadisnya itu menurut dan tidak membantah seperti biasa, dia suka jika gadisnya itu menurut apalagi jika bermanja padanya.

"Enak, sayang?"

"Huum" Aini mengangguk polos.

"Dikit lagi, cantik. Habisin, yah" Al menyuapi Aini hingga nasi di piring itu ludes.

"Nih minumnya, sayang" Al menyodorkan segelas air putih kemulut Aini.

Setelah selesai menyuapi gadisnya itu, Al lalu memakan nasinya. Aini kembali menyandarkan tubuhnya di sofa setelah selesai makan sembari menunggu Al selesai.

Tidak lama kemudian, Al sudah selesai makan. Pemuda itu langsung beranjak ke dapur untuk menyimpan piring bekas makannya dan Aini, setelah itu dia kembali ke ruang tamu menghampiri gadisnya yang masih anteng duduk di sofa.

"Sayang, Lo ganti baju dulu. Pake baju gue mau?" Tawar Al.

"Boleh" angguk Aini karena ia merasa penat mengenakan seragam.

"Ayok, sayang" Al lalu membawa Aini ke dalam kamarnya untuk mengambil bajunya yang pas untuk gadisnya itu.

"Lo pake ini aja, sayang. Gak terlalu besar" Al memberikan kaos hitam yang sudah mulai kecil karena jarang dia pake. Tapi jika Aini yang mengenakan, maka akan pas di tubuhnya.

"Hm. Gue gantinya di mana?" Tanyanya bodoh.

"Di depan gue juga gak papa" santai Al tersenyum jahil.

"Mesum Lo" Aini langsung masuk ke dalam kamar mandi yang ada di kamarnya Al. Al sendiri menunggu sembari membaringkan tubuhnya di kasur.

Ceklek

Aini keluar dari kamar mandi dan menghampiri Al yang baringan di kasur. Aini langsung naik ke atas Al yang berbaring telentang. Al terkejut bukan main melihat gadisnya itu yang naik ke atasnya.

"Sayang" gugup Al.

"Heum?" Aini malah meletakkan kepalanya di dada Al.

"Lo ngapain, baby?" Gemas Al.

"Mau tidur" jawab Aini pelan.

"Kita gini aja, sayang?" Goda Al tersenyum jahil. Sedikit heran dengan sikap gadisnya itu, tadi saja takut tapi sekarang malah gadis itu yang mulai.

"Uum" angguk Aini polos.

"Lo menggemaskan, baby" Al lalu memeluk pinggang Aini sehingga tubuh mereka semakin menempel.

"Al, Lo mau gak gue macam-macamin?" Bisik Aini tersenyum nakal.

"Serius, sayang? Boleh banget, ayok baby, macam-macamin gue" balas Al antusias.

"Gak akh, gue mau tidur aja" Aini semakin naik dan meletakkan kepalanya di ceruk leher Al.

"Kenapa, sayang? Lo gak mau?" Goda Al tersenyum mesum.

"Jangan mesum deh, Lo. Gue mau turu" Aini lalu memejamkan matanya perlahan.

Al terkekeh gemas melihat wajah polos gadisnya itu, "tidur aja, cantik" ucap Al lalu menepuk-nepuk punggung Aini yang turu diatasnya.

'terus gini cantikku, gue suka Lo manja kayak gini baby' batin Al tersenyum.

****

Sore harinya, Nayla sedang berjalan-jalan di mal seorang diri. Gadis itu memang hobi berbelanja menghabiskan duit orang tua.

"Kak, aku mau itu" tunjuk seorang gadis yang mungkin seumuran dengannya pada seorang gadis cantik yang dia tebak seumuran dengan kakaknya.

"Ambil aja, nanti kakak yang bayarin" jawab kakaknya.

"Makasih kak sayang, sayang kakak banyak-banyak" gadis itu memeluk kakaknya dengan penuh kasih sayang.

"Kakak juga sayang sama adek cantik ini" gemas kakaknya sembari mengacak rambut adiknya itu.

Nayla terpaku melihat pemandangan kakak beradik itu, tanpa sadar matanya menitikkan air mata.

'kak Aini' batin gadis itu.

Nayla akhirnya memutuskan pulang, gadis itu masuk ke dalam mobilnya dengan perasaan yang sedih. 

'kak Aini', maafin gue kak' Nayla lalu melajukan mobilnya sembari membayangkan dirinya dengan Aini bermain bersama dan berbelanja bersama.

Saat dijalanan sepi, Nayla dihadang oleh lima orang preman berbadar kekar. Sepertinya mereka ingin ngebegal, Nayla menghentikan mobilnya karena sudah di kepung oleh para preman itu.

"Gimana ini" gumam Nayla takut.

Tok

Tok

Salah satu dari preman itu mengetuk kaca mobil kaila. Nayla semakin ketakutan dan tidak berani membuka kaca mobil nya, Nayla mengambil ponselnya berniat menghubungi orang tuanya tapi sialnya ponselnya mati.

Dia hanya bisa menggigit jari, salah dia juga mengambil jalan pintas yang sepi pengendara. Jadinya dia tidak bisa berteriak untuk meminta bantuan.

"Keluar atau kaca mobil ini saya pecahkan" ancam preman itu.

Takut mobilnya di rusak, Nayla lalu menurunkan kaca mobilnya. Gadis itu semakin ketakutan melihat kelima para preman bertubuh besar itu.

"Mau apa kalian?" Ucap Nayla berusaha tidak takut.

"Cepat keluar dan berikan pada kita kunci mobil ini" preman itu langsung menarik tangan Nayla dengan paksa.

"Lepas, gue gak mau" Nayla memberontak.

"Pegang dia" perintah salah satu dari mereka.

"Lepasin gue, gue bakal laporin kalian ke polisi" teriak Nayla.

"Lapor aja kalau bisa, adek manis" ejek mereka.

'siapapun tolong gue'

"Lepasin gue, anjir" 

Nayla berusaha melepaskan dirinya namun kalah tenaga karena dua diantara mereka memeganginya dan tiga lagi memeriksa mobil Nayla untuk mengambil barang-barang berharga milik Nayla.

Tidak jauh dari sana, Aini menghentikan motornya karena tidak sengaja melihat mobil adiknya yang sedang di cegat oleh para begal.

"Nayla" gumam Aini.

Setelah Aini pulang dari apart Al, Aini keluar untuk mencari angin karena bosan berdiam diri di apartemen. Gadis itu memang suka melewati jalanan sepi seperti ini dan siapa sangka dia malah melihat adiknya tengah di begal.

"Gue tolongin gak ya, tapi Nayla kek anjing. Percuma juga gue tolongin tapi tetap kek babi sifatnya" gumam Aini sembari memandangi adiknya yang memberontak.

"Kalau gak gue tolong kasian juga entar bokap gue kehilangan putri kesayangannya, ahk bantuin aja lah. Lumayan sedekah kebaikan hehe, kan gue kakak yang baik. Biarpun Nayla adik tai tapi gue harus tetap jadi kakak yang baik, CK."

Aini langsung melajukan motornya mendekati Nayla dan para preman itu.

Brum

Ckitttt

Para preman itu langsung menoleh ke arah Aini yang mengerem di dekat mereka. Nayla merasa lega karena ternyata ada orang yang lewat dari jalan itu. Dia belum tau siapa yang diatas motor itu karena Aini belum membuka helmnya.

"Siapa lo?" Ketus salah satu dari mereka.

Aini langsung membuka helm full face nya, Nayla terkejut melihat pengendara motor itu ternyata kakaknya, Aini. Para preman itu menyeringai melihat Aini, sepertinya mangsa mereka bertambah. Begitulah kira-kira yang ada di otak para pria brengsek itu.

"Kak Aini" gumam Nayla.

"Lepasin, dia!" ucap Aini dingin.

****

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!