Keesokan paginya, Algara menepati janjinya untuk menjemput Aini ke apartemen. Pagi-pagi sekali, pemuda itu sudah tiba di apartemen Aini.
Al melotot melihat penampilan gadisnya itu yang tidak ada rapinya sama sekali. Dia saja yang cowok Badboy tidak seberantakan itu.
Aini langsung keluar dari apart tanpa menghiraukan Al yang terkejut karena penampilannya. Aini hendak mengambil motornya tapi langsung di tahan sama Al.
"Apa, Lo" ketus Aini.
"Rapiin baju Lo dulu, gak cocok Lo kayak gini" Al lalu mengancingkan kancing seragam Aini dan menyisakan satu paling atas.
"Apaan sih, Lo" kesal Aini menghempaskan tangan Al.
"Jangan ngeyel, masukin baju Lo" datar Al.
"Gak mau, gini keren" bantah Aini.
"Keren apanya? Kek berandalan iya" sinis Al.
"Lo juga gitu njir, malah ngomelin gue" ketus Aini.
"Gue cowok, cepet masukin. Kalau gak sini biar gue masukin" Al hendak menarik seragam Aini tapi gadis itu langsung menjauh.
"Anjing, Lo" Aini lalu memasukkan seragamnya kedalam rok.
"Gitu dong, sayang. Kan rapi" ucap Al tersenyum kecil.
"Bacot" Aini langsung beranjak menuju motornya tapi langsung di cekal oleh Al.
"Apalagi?" Kesal Aini.
"Berangkat sama gue" titah Al.
"Gak! Gue mau bawa motor sendiri, lagian kita tetap berangkat bareng, kan?" Ketus Aini.
"Gak boleh, ayok ikut gue" Al menarik tangan Aini menuju motornya yang dia parkirkan di luar pinggir jalan.
"Gak mau, Lo jangan maksa gue bjir" kesal Aini.
"Ayok naik" titah Al begitu keduanya tiba di dekat motor Al.
"Gue gak mau" ketus Aini.
"Ayok sayang. Udah siang loh, nanti kita telat" sabar Al.
"Bodo" ketus Aini.
"Mau naik sendiri atau gue paksa, hm?" Tekan Al.
"Lo ngeselin banget sih, kalau gue gak mau, mau apa lo" ketus Aini.
"Cepat! Kita udah telat" jengah Al.
'Kali ini gue nurut, tapi lain kali nggak lagi' batin Aini kesal kemudian naik ke boncengan Al.
Al tersenyum tipis karena gadisnya itu menurut tanpa dia paksa walaupun sebenarnya udah di paksa sih.
"Pegangan" titah Al.
Aini menurut melingkarkan kedua tangannya di perut Al. Al tersenyum kemudian melajukan motornya dengan kecepatan sedang.
Lima belas menit berkendara, keduanya lalu tiba di sekolah. Ternyata di parkiran sudah ada keempat sahabat Al menunggu keduanya.
Aini langsung turun begitu juga dengan Al. Al langsung menggandeng tangan Aini menghampiri keempat sahabatnya itu.
"Lepasin tangan gue anjir" ketus Aini.
"Gak boleh. Ayok masuk" titah Al.
Aini hanya bisa menggerutu dalam hati karena terus-terusan di tarik sama Al, yang lembut dikit kek pikirnya. CK. Lagian lo yang bandel Ai, malah nyalahin Al.
Keempat sahabat Al mengikuti dari belakang, sudah seperti bodyguardnya Algara dan Aini wkwk.
Para siswi menatap iri pada Aini yang bisa dengan mudah dekat dengan Al. Padahal dia anak baru tapi sudah langsung menggaet si Badboy SMA Gevandra.
"Al, lepasin tangan gue. Gue mau ke toilet sebentar" ucap Aini.
"Ayok gue temanin" ucap Al.
"Gak usah, gue sendiri aja" ketus Aini.
"Gak mau gue temanin?" tawar Al.
"Gak. Gue sebentar doang" tolak Aini.
"Yaudah. Jangan lama-lama"
Al lalu melepaskan tangan Aini dan membiarkan gadis itu pergi sendiri ke kamar mandi. Padahal hanya ke toilet saja tapi siganteng Algara rasanya gak senang pisah dari gadisnya itu.
Aini masuk ke toilet untuk menuntaskan urusan perutnya. Setelah selesai, gadis itu keluar tetapi di depan toilet sudah ada tiga gadis yang menunggu Aini keluar dari toilet.
"Udah keluar Lo, gue minta lo mulai sekarang jangan pernah deketin Al kalau Lo gak mau jadi bahan bullyan kita" ucap Naira. Salah satu dari ketiga gadis songong itu.
'Kayaknya mereka si tukang bully, CK. Al yang dekatin gue juga' batin Aini mendelik.
"Siapa lo ngatur gue?" Sinis Aini.
"Lo gak tau kita? Kita bertiga primadona sekolah ini, Al dan temannya cuman milik kita bertiga. Jangan coba-coba Lo deketin Al kalau gak, Lo bakal tau akibatnya" ancam Nita, sahabat Naira.
"Oh ya? Lo suka sama Al? Ambil sana. Dia gak mau sama lo, yah? Jelas sih, soalnya Lo jelek banget" ejek Aini menatap jijik pada ketiga gadis itu.
"Lo-"
"Apa, Lo?" Ketus Aini.
Naira hendak menampar wajah Aini tapi dengan sigap tangannya langsung di tangkap dan di hempaskan oleh Aini.
"Lo gak akan bisa nyentuh kulit gue" sinis Aini.
Aini melihat kedatangan Rafael dkk, gadis itu serasa punya ide untuk membuat ketiga gadis itu dapat pelajaran dari Al.
Aini dengan sengaja menjatuhkan dirinya dan memegangi pipinya. Naira serta kedua sahabatnya menatap heran Aini yang menjatuhkan dirinya dengan sengaja.
"Aini..." Al langsung berlari menghampiri Aini yang terduduk di lantai diikuti keempat sahabatnya.
Naira dan kedua sahabatnya terkejut, mereka langsung berbalik dan melihat keberadaan Algara dkk berada di belakangnya.
Al mengeraskan rahangnya dan menatap tajam kearah Naira dan kedua sahabatnya yang sudah gugup di tempatnya berdiri.
'Mampus hahaa, mang enak' batin Aini tersenyum puas.
"Alll..." Lirih Aini mendrama. Dasar gadis ppb haha.
"Al.."
"Sayang, Lo gak papa? Sini gue bantu" Al membantu Aini berdiri dan memegang lengan gadis itu.
"Apa yang kalian lakukan, hah?" Bentak Al pada ketiga gadis itu.
"Kita gak lakuin apa-apa, Al" jawab Naira gugup.
Sial, mereka di kerjai oleh Aini. Pantas aja Aini sengaja menjatuhkan dirinya, ternyata dia sengaja menjebak mereka.
"Lo bilang gak lakuin apa? Berani sekali lagi lo gangguin cewek gue, gue gak akan tinggal diam" marah Al menatap tajam Naira cs.
"Sayang, kita pergi" Aini hanya mengangguk sembari tersenyum miring dalam hati.
"Cih, masih aja suka bully" sinis Regan berdecih sinis.
"Mereka cuman bisanya membuly orang yang gak salah" timpal Gean menatap jijik ketiga gadis itu.
"Menjijikkan" jijik Rafa.
"Jangan pernah ngusik Aini, berurusan Lo pada sama kita" dingin Juna menatap tajam ketiga gadis itu.
"Cabut" titah Juna.
"Sialan tu cewek. Kita harus kasih pelajaran sama dia" marah Naira.
"Bener, dia udah berani cari masalah sama kita" balas Nita.
"Pantas aja dia sengaja jatuhin dirinya"
Al menggandeng tangan Aini posesif, harusnya tadi dia ngeyel nemanin gadisnya itu ke toilet.
"Tadi kan udah gue bilang nemanin Lo, tapi Lo ngeyel gak ngijinin gue. Di sekolah ini masih banyak tukang bully, apalagi ketiga gadis tadi itu" omel Al.
"Gue gak papa" jawab Aini. Memang gak papa kan, dia hanya akting haha.
"Jangan pergi sendiri lagi, sama gue. Ngerti, sayang" tekan Al.
"Iya-iya, bawel Lo" ketus Aini.
"Jangan ketus, sayang"
Mereka lalu masuk ke dalam kelas, karena sudah bell masuk pelajaran kedua. Algara dkk langsung duduk di kursi mereka.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Rita Riau
kayaknya Aini ga ada konflik dgn si Nayla,,🤔
2024-06-25
1