Disinilah Aini berada, di sebuah unit apartemen milik keluarganya. Gadis itu lebih baik hidup sendiri daripada tinggal dengan keluarganya tapi serasa tidak dianggap.
Selama di Jerman, opa dan Omanya selalu mengajarinya agar hidup mandiri dan tidak mudah di tindas. Jadi Aini tidak masalah atau takut tinggal sendiri di apartemennya. Lebih baik juga menurutnya karena dia bisa bebas tanpa di atur ini itu oleh papanya.
"Apes banget nasib gue, sedari dulu gak pernah di anggap. Cuman opa sama Oma aja yang sayang sama gue" Aini menghempaskan tubuhnya di sofa.
"Mending gue beli motor dah, biar bebas keluar" Aini lalu mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang.
"Antarkan saya motor sport, sekarang!" Titah Aini.
"Baik, nona"
Tut
Tidak menunggu lama, seseorang langsung mengantarkan sebuah motor sport ke apartemen Aini. Orang itu adalah bawahan opa Leonard Wijaya yang ditugaskan untuk menjaga dan mengawasi Anggraini selama di Indonesia.
"Ini kunci motornya, nona" Heru menyodorkan kunci motor itu pada Aini.
"Hm, thanks" ucap Aini singkat.
"Kalau begitu saya permisi dulu, nona. Jika nona butuh sesuatu langsung hubungi saya" ujar Heru menunduk hormat.
"Hm" Aini hanya berdehem.
Aini langsung kembali ke kekamarnya untuk beristirahat. Tubuhnya masih lelah setelah melakukan penerbangan dari London ke Indonesia.
Malam harinya, Aini keluar dari apartemennya dan langsung menuju ke club'. Sewaktu di Jerman juga dia sering keluar malam dan minum minuman beralkohol. Walaupun sering keluar masuk club' tapi Aini tau batasan. Dia hanya sekedar minum dan menenangkan pikirannya di sana.
Setelah pukul sepuluh malam, Aini akhirnya memutuskan untuk pulang. Dia tidak minum sampai mabuk karena tidak akan ada yang membantunya nanti pulang ke apart.
Ditengah jalan, Aini berhenti karena di depan sana sedang terjadi aksi baku hantam. Tapi sepertinya bukan tawuran karena satu lawan beberapa orang dan terlihat seseorang itu sudah kalah karena satu lawan banyak.
"CK. Repot banget sih, mana gue ngantuk lagi malah bacok di tengah jalan" sungut Aini kesal.
Tin
Tinnnnnn
Aini membunyikan klakson motornya, perkelahian di depannya langsung terhenti dan semua menatap ke arah dara yang masih anteng di atas motor.
"Siapa, lo?" Sinis seorang dari mereka.
"Lo pada minggir gue mau lewat" ketus Aini menatap kesal mereka semua.
"Cewek cantik kayak Lo pantasnya layanin kita, bukan malah keluyuran" ucap Alex, ketua dari para remaja itu.
Aini melirik seseorang yang sudah terluka, sepertinya pemuda itu kalah. Aini kemudian mengalihkan tatapannya beralih pada alex dan anggotanya.
"Lo pada laki gak sih, beraninya main keroyokan" sinis Aini menatap remeh pada Alex dan anggotanya
"Bukan urusan lo, lebih baik lo pergi atau kalo Lo mau jadi pelayan kita aja" ucap salah satu sahabat Alex sembari tersenyum remeh.
"Oke, sekarang Lo semua lawan gue" tantang Aini kemudian turun dari motornya.
Gadis itu sudah capek dan ngantuk serta ingin cepat-cepat pulang dan tidur karena lelah bermain di luar, tapi malah dihadang oleh para berandalan itu.
"Nantangin bos, langsung aja sikat" ucap salah satu anggota Axel.
"Gak usah bacot Lo pada" ketus Aini kemudian langsung menghajar mereka.
Bug
Bug
Krekkk
Aini mengahajar Alex dan anggotanya. Mereka semua terkejut melihat aksi Aini yang sangat lincah, bahkan sebagian dari mereka sudah tumbang.
Pemuda yang masih terduduk di aspal itu juga terkejut melihat kehebatan gadis itu, dia saja kalah karena di keroyok tapi gadis itu sama sekali tidak terluka. Dia menebak-nebak siapa sebenarnya gadis itu, selain cantik juga hebat dalam beladiri.
"Kalau bisanya main keroyokan mendingan pake rok deh, gak cocok Lo pada jadi laki" ejek Aini setelah berhasil menumbangkan Alex dan anggotanya.
"Udah keroyokan, kalah pula" cibir Aini menatap remeh ke arah Alex dan anggotanya.
"Shitt, gue bakal balas lo" marah Alex.
"Ya, ya gue tunggu. Mending minggir Lo semua" ketus Aini menatap tajam mereka semua.
Alex dan anggotanya langsung beranjak, mereka cukup takut dengan gadis itu yang sangat hebat dan berhasil menumbangkan mereka. Untungnya Aini tidak sampai membuat mereka patah tulang, jika tidak mereka akan kesulitan untuk membawa motor.
Alex dan anggotanya langsung meninggalkan tempat itu karena jika kembali melawan Aini, yang ada mereka semakin terluka nantinya.
Aini menghampiri pemuda yang masih terduduk di aspal, lengan pemuda itu berdarah karena tusukan pisau.
"Lo gak mati kan?" Aini mendekat dan menepuk-nepuk pipi pemuda itu.
Pemuda itu tersentak sekaligus kesal dengan gadis itu, udah jelas-jelas dia masih hidup dan bahkan duduk pula. Malah dengan santai nanya masih hidup atau gak wkwk.
"Lo gak liat gue hidup?" Decak pemuda itu.
"Lo kenapa kalah? Laki bukan sih?" Ketus Aini.
"Mereka banyak" singkat pemuda itu.
"Trus gue kenapa menang?" Tanya Aini bodoh.
Pemuda tampan itu mendelik, gadis aneh pikirnya.
"Mana gue tau, pertanyaan aneh" sinis pemuda itu.
"CK. Sini tangan Lo"
Aini langsung menarik lengan pemuda itu yang terluka dan langsung membungkusnya dengan sapu tangan yang kebetulan dia bawa di saku jaketnya.
Pemuda itu tersenyum tipis melihat perlakuan gadis itu yang membalut lukanya dengan sapu tangan. Dia tidak mengenal gadis itu dan gadis itu juga tidak mengenalnya tapi dia seperhatian itu.
"Gue udah balut luka Lo, Lo bisa pulang sendiri atau gue anter?" Tanya Aini
"Gue bisa sendiri, thanks udah bantuin" ujar pemuda itu tersenyum tipis.
"Tau terima kasih juga, Lo ternyata" ucap Aini sinis.
"CK. Gak jadi gue bilang terima kasih" decak pemuda itu.
"Dih, gue balik dulu. Balik juga Lo sana entar dikeroyok lagi mampus Lo" ucap Aini langsung menghampiri motornya.
"Gue duluan" pamit Aini kemudian langsung naik ke motornya dan melaju dengan kecepatan sedang.
"Cantik" gumam pemuda itu tersenyum tipis.
"Gue pastikan Lo jadi milik gue" ucap pemuda itu memandangi Aini yang sudah menjauh dari pandangannya.
****
Tiba di apartemen, Aini langsung menghempaskan tubuhnya diatas kasur. Gadis itu kembali teringat pada pemuda yang tadi dia selamatkan.
"Namanya siapa yah, CK. Gak penting juga. Tapi ganteng dikit" Aini langsung menarik selimut kemudian terjun ke alam baka eh alam mimpi maksudnya.
Keesokan paginya, Aini bangun lebih pagi karena hari ini dia akan sekolah. Gadis itu langsung bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah baru.
"Ternyata gue cantik" ucapnya sembari menatap tampilannya di depan cermin.
"Iyalah, kan gue cewek" ucapnya lagi pada dirinya sendiri.
Ngomong sendiri, jawab sendiri. Aini mungkin miring dikit hehe.
Rambutnya di kuncir kuda, bajunya yang keluar dan tidak di kancing sampai atas. Dua kancing seragamnya sengaja dibiarkan terbuka hingga kaos hitamnya terlihat.
"Badboy cantik nih, gue" gumam gadis itu.
"Eh Badboy kan cowok, berarti badgirl cantik. Yups gue badgirl cantik" ucap Aini terkekeh kecil.
Aini langsung turun dan menaiki motornya. Gadis itu melajukan motornya dengan kecepatan sedang membelah jalanan kota. Setelah dua tahun berada di luar negeri, dia merasa sedikit berbeda dengan kota kelahirannya itu.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
I love bad girl 🥰🥰🥰🥰🥰
2024-09-23
0
Qaisaa Nazarudin
Ini yg lebih menurut ku,Gak perlu ngemis2 perhatian dan kasih sayang dari ORTU BODOH kek gitu..Harusnya OMA DAN OPAnya tuh ajari anak mereka untuk tdk pilih kasih terhadap anak2 mereka,Masa ia OMA DAN OPA nya diem aja..
2024-09-23
0
Gita
thor bikin si lakinya kuat lah 11 12 SMA si Aini jgn lebih kuat si aininya jugaaaa ngga seru banget gimana nanti cowoknya mau lindungin sama jgn buat si aininya juga lemah yaaa by by btw bgs tau seritanya suka bgett
2024-07-03
0