Belle memutar matanya, membuat Caspian semakin kesal. Belle adalah kembarannya yang dikenal manis dan patuh oleh semua orang di Swanfield, bahkan orang-orang asing yang Belle baru temui sekali. Tetapi Belle hanya memutar matanya padanya.
“Iya, iya. Berhenti bersikap menyebalkan, Cas. Seakan-akan mereka tidak tahu satu-satunya tempat yang aku akan kunjungi,” ujar Belle. Ia kembali memandang kuku-kukunya. Kuku-kukunya yang diwarnai dengan bunga lebih menarik untuk dilihat dibandingkan wajah Caspian.
Kalau kembarannya itu didaftarkan sebagai orang paling menyebalkan di dunia, dia pasti langsung menjadi pemenangnya.
“Kamu melewatkan upacara pemandian bunga yang harus kamu lewati! Mereka sudah mengumpulkan bunga-bunga itu dengan menempuh perjalanan jauh. Beberapa darinya tidak akan kamu temukan di Swanfield maupun Catfield meskipun hidup ratusan tahun. Aku tidak menyangka kamu sangat tidak bertanggung jawab, Belle. Ayah dan ibu terlalu memanjakanmu sampai kamu berani tidak sopan pada keluarga Courts,” ucap Caspian, panjang lebar menasehati kembarannya.
“Well, aku tidak mengerti mengapa ritual yang katanya asli dari Swanfield membutuhkan bunga yang tidak akan tumbuh di Swanfield. Itu penipuan. Lagipula, anggota Courts juga ada di sini. Kamu dan asumsimu yang terburu-buru itu seakan tak pernah belajar,” ucap Belle pedas. Ia menunjuk ke arah Felix dengan telapak tangannya. Entah kenapa, ia selalu kesal apabila berbicara dengan Caspian.
Caspian itu usianya setara dengannya tetapi kenapa ia selalu menganggap dirinya lebih tahu dan pantas menasehatinya?
Felix keluar dari kamar dengan Mr. Ridge, ia adalah valet khusus Caspian. Ia sampai terpaku mendengar kata-kata kasar yang keluar dari mulut Belle. Seperti yang dikatakan sebelumnya, Belle merupakan gadis yang patuh dan riang secara keseluruhan!
Caspian berdecak. Ia melirik Felix dengan tatapan merendahkan. “Memang aku berharap lebih supaya kamu bisa lebih bertanggung jawab,” katanya. “Kamu bahkan lebih mementingkan penampilanmu di saat-saat seperti ini.”
“Ada apa, ini, Cas? Oh, soal aku dan Belle yang pulang, ya? Tenang saja, aku sudah meminta pekerja kandang kuda untuk menyampaikan kalau aku akan mengantar Belle pulang,” kata Felix.
“Kamu ini bodoh atau bagaimana, Felix? Saat hujan seperti ini apakah kamu kira pekerja kandang kuda tidak sibuk? Semua orang mencari kalian tadi, dan aku harus kembali untuk menenangkan mereka. Lagi dan lagi aku yang harus membereskan semuanya,” gerutu Caspian seraya berbalik menuju pintu utama.
Mr. Walkner dan Mr. Ridge melihat percakapan itu dalam diam. Mr. Walkner bahkan diam-diam menyembunyikan kuapannya di balik sarung tangan putihnya. Mereka sudah terbiasa dengan adegan seperti ini terjadi di bawah atap Atfable Manor.
“Silakan duduk, Felix Courts,” sapa Mr. Atfable yang tiba-tiba datang. Kemungkinan, ia juga mendengarkan percakapan itu dan baru berani memunculkan dirinya ketika keadaan sudah lebih damai. Keadaan sudah lebih damai ini selalu diartikan dengan salah satu dari si kembar sudah mundur dan pergi ke tempat lain. Ia tidak berekspresi apa-apa, tetapi matanya yang tidak menatap lawan bicaranya lama-lama itu menunjukkan bahwa ia menyembunyikan sesuatu.
“Iya, tentu saja, aku akan duduk,” kata Felix. Ia berjabatan tangan dengan Mr. Atfable. “Maaf, tadi aku dan Belle memutuskan untuk datang ke rumah karena ... kudengar ibu mertua saya sedang sakit.”
“Oh, ya, memang benar. Maaf sekali karena tidak berpamitan. Ah, akhirnya datang, ini teh untukmu. Sayangnya, ibumu belum bisa ditemui, Belle, Felix. Beliau baik-baik saja, tetapi dia terlalu lelah dan butuh banyak istirahat. Kemungkinan ia bisa ditemui baru besok pagi.”
“Oh,” ucap Belle kecewa. “Tidak meskipun aku hanya ingin melihatnya?”
“Tidak,” kata Mr. Atfable dengan dahi berkerut. Kini ia bisa lebih santai menyandarkan punggungnya di kursi. “Kalian menginaplah di sini dulu. Hujannya sepertinya akan awet. Soal pemandian bunga itu ... mungkinkah untuk meniadakannya saja?”
“Well, tidak masalah. Belle juga sepertinya enggan. Aku akan membicarakannya pada orang tuaku. Sebenarnya tradisi itu juga sudah agak ketinggalan jaman,” kata Felix.
Mereka berbicara hanya sebentar, karena Mr. Atfable harus mengurus istrinya. Dokter Hartle baru pulang saat sore tiba. Ia berlari kecil menuju kereta kudanya menghindari air deras yang turun ke tanah. Belle dan Felix dibiarkan bermain sendiri di ruang tengah, meskipun mereka dipersilakan untuk istirahat di kamar Belle. Sementara Caspian sudah pulang dengan wajah kesal, ia membanting pintu kamarnya yang menggema ke seluruh rumah.
Belle tertawa kecil. Senang sekali rasanya melihat Caspian sekesal itu. Ia akan memastikan membuat Caspian lebih kesal lagi di kemudian hari. Ia tak menyadari Felix yang menatapnya dengan tatapan horor.
Setelah makan malam, Felix mulai menguap. Belle pura-pura tidak melihatnya sambil membersihkan bibirnya dengan sapu tangan. Itu gila kalau mengajak Felix tidur di kamarnya. Kamar itu tidak pernah dimasuki oleh lelaki lain selain ayah dan kembarannya. Ia bahkan memaksakan senyum cerianya dan berkata, “Kita harus berjalan-jalan keluar, di dekat rumahku ada aliran air dan indah sekali kalau dilihat malam-malam,” katanya.
Kalau ada yang bisa dia manfaatkan dari pernikahan, itu artinya ia bisa berjalan-jalan di malam hari. Kalau suaminya menemani, tak ada warga desa yang akan menganggapnya aneh. Ia berniat menggunakan manfaat itu langsung di hari pertama ia menikah.
“Oh, tentu saja. Aku sudah lama tidak mengunjunginya. Terakhir, aku bermain dengan Caspian mencari ikan di sana saat kecil,” kata Felix sambil memandang Caspian.
Tetapi Caspian juga pura-pura tidak mendengar. Ia berkonsentrasi meminum air putihnya dari gelas yang bahkan satu tetes pun tidak tersisa. Sepertinya si kembar Atfable memang punya kebiasaan aneh seperti ini.
Sikap itu membuat bahu Felix melemas, dan matanya berubah sedih.
“Tidak usah menganggap Caspian serius. Lihat, ‘kan, dia orang paling tidak setia kawan yang pernah aku kenal. Meskipun kalian bersama-sama mengerjakan tugas akhir SMA, tetapi dia berpura-pura tidak mengenalku hanya karena kamu menikah denganku. Perkenalkan, aku Belle Atfable, gadis malang yang dibenci oleh saudara kembarnya sendiri,” kata Belle seraya mengulurkan tangannya. “Sabar ya, otomatis kamu juga dibenci olehnya.”
Felix tersenyum meskipun raut wajahnya agak bingung. Ia meraih tangan Belle dan berdiri. Menikah dengan Belle membuatnya seakan-akan masuk ke dalam pusaran air yang menyeretnya pada konflik baru yang rumit.
“Asalkan denganmu, Belle, aku tidak apa-apa dibenci oleh Caspian,” kata Felix seketika.
Mata Belle melebar. Dengan ketampanan dan kekayaan masa mudanya, skill merayu Felix sama seperti skill bapak-bapak tua dengan perut buncit yang masih ingin menikah. Tetapi itu tidak masalah, Belle menyukai pemuda itu dengan kesukaan formal seperti anak-anak menyukai mainan kuda-kudaan mereka, atau petani menyukai pupuk tertentu yang membuat kentang mereka tumbuh subur, atau anak-anak yang menyukai angin kencang sehingga membuat layang-layang mereka terbang.
Jadi, tidak masalah. Seumur hidup dengan Felix pun tidak masalah dengan kesukaan jenis ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments