"Itu yang melambaikan tangan pada kita." Tunjuk Nabila lagi. Namun Sinta benar-benar tidak melihat siapapun di sana.
Sinta menggapai tangan Marvin yang berjalan di depan mereka, Marvin yang merasa tangannya di tarik dia langsung berhenti dan berpaling menatap Sinta. Namun tanpa sengaja Marvin melihat sosok perempuan cantik yang sedang melambaikan tangan ke arahnya.
Marvin reflek, dia juga membalas lambaian tangan Dinda. Sinta mengernyit karena Marvin melambaikan tangan ke rumah Dinda rumah yang menjadi tempat Sinta dan Nabila menginap semalam.
Nabila yang melihat Marvin melambaikan tangan ke arah Dinda, dia langsung meraih tangan Marvin agar tidak melambai pada Dinda.
"Itu siapa kenapa wanita cantik itu melambaikan tangan pada ku?" tanya Marvin yang belum tau kalau Dinda itu adalah hantu.
Sinta melongo, dia ingin menanyakan apa dia melihat orang seperti yang di tunjukkan padanya oleh Nabila tidak jadi. Karena Marvin melihatnya sendiri. Namun yang membuat Sinta heran kenapa Marvin bisa melihat Dinda sedangkan dia tidak, padahal semalam dia sudah berbicara dengan Dinda.
Mata Nabila melotot , dia tidak menyangka kalau Marvin bisa melihat Dinda disana.
"Ayo jalan, nanti aku ceritakan." Nabila mendorong tubuh Marvin pelan agar Marvin melanjutkan jalannya.
Marvin pun berjalan seperti yang di inginkan Nabila. Di jalan Marvin kembali bertanya tentang perempuan yang di lihatnya tadi. Sedangkan Leo dan Dita tidak melihat apapun dia terus berjalan mengikuti Pak RT dan juga beberapa warga yang ikut untuk melihat mayat yang dua warga lihat tadi.
"Sekarang jelaskan siapa wanita cantik tadi?" tanya Marvin yang penasaran. Memang Marvin akui kalau Dinda sangat cantik.
"Dia Mbak Dinda, yang tadi di ceritakan Bu Ani." Nabila memberitahu Marvin Siapa wanita tadi.
"Apa?" tanya Marvin terkejut karena Marvin tau dan mendengar cerita Bu Ani. Nabila mengangguk seolah tau keterkejutan Marvin.
" iya." jawab Nabila.
Marvin melongo dia tidak percaya kalau dia melihat hantu, dan dia juga penasaran kenapa wanita secantik itu menjadi hantu, Marvin juga berpikir kalau hantu secantik Dinda pasti dia mau kalau jadi pacarnya Dinda.
"Berarti dia han...hantu." ucap Marvin gagap karena dia tidak percaya kalau hantu secantik Dinda. "Sudah menjadi hantu aja masih begitu cantik gimana waktu masih menjadi manusia." gumam Marvin dalam hatinya, Marvin tidak bisa membayangkan bagai mana cantiknya Dinda ketika dia masih hidup.
Sudah hampir setengah jam mereka berjalan hingga sampailah semuanya di kaki gunung. Dan anggota polisi serta team Sar langsung menaiki gunung itu mengikuti warga yang melihat mayat kevin tadi sore.
Dilla yang sudah hampir terlelap lagi seketika terbangun. Telinga Dilla menangkap suara dari arah belakangnya. Suara itu semakin dia dengar semakin mendekat padanya.
Akhirnya Dilla bersembunyi di balik akar pohon itu, dengan hati yang dek dek kan Dilla melihat ke arah suara dengan tubuhnya bersandar pada pohon besar itu.
Dilla melihat beberapa lampu senter yang berasal dari polisi dan Sar, Dilla sedikit lega, dia sudah sangat antusias bertemu dengan polisi, dengan begitu dia pasti bisa keluar dari hutan yang sangat menyeramkan ini.
lampu senter dan suara orang semakin dekat. Nabila langsung berdiri dengan tegak dia terus melihat di mana senter itu menyala. Saat sudah dekat, Ternyata benar apa yang dia lihat. Itu adalah polisi dan team Sar yang sedang menuju ke arahnya.
Dilla langsung berlari menghampiri anggota polisi dan juga team Sar. "tolong, tolong aku, aku tersesat di hutan ini." mohon Dilla pada anggota polisi.
Anggota polisi pun sangat terkejut dengan kehadiran Dilla yang tiba-tiba. Sementara Nabila, Sinta, Marvin, Leo dan Dita yang tadi di belakang juga langsung menghampiri Dilla.
"Dilla..." panggil Nabila dan langsung memeluk tubuh Dilla dengan erat. Begitu juga dengan Sinta, dia juga memeluk Dilla yang masih berpelukan dengan Nabila. Ketiga gadis itu saling berpelukan, air mata ketiganya pun sudah tidak dapat di bendung lagi.
"Kenapa kamu disini, apa yang terjadi pada mu, dimana Kevin?" tanya Dilla matanya menelisik ke semua arah, namun sayang sosok yang dia cari tidak ada disini.
Mendengar Nabila menanyakan Kevin, Dilla langsung bersimpuh di depan Nabila dan memohon maaf. Sedangkan polisi dan yang lainnya hanya bisa berdiri melihat adegan di depannya.
"Dilla maafkan aku, aku sangat menyesal, aku janji tidak akan mengulanginya lagi." Dilla benar-benar meminta maaf pada Nabila. Nabila yang tidak paham dengan permintaan maaf Dilla hanya mengernyit bingung.
"Kenapa kamu minta maaf, maksud kamu kesalahan apa, apa yang kamu lakukan?" tanya Nabila yang tidak mengerti dengan kelakuan Dilla yang tiba-tiba bersimpuh dan meminta maaf.
Dilla tidak peduli dengan pertanyaan Nabila, dia terus saja meminta maaf dan mengaku menyesal dengan apa yang dia lakukan. Sedangkan Nabila sudah sangat bingung di buatnya.
"Dilla, jangan seperti ini, ayo bangun, apa yang terjadi dengan mu?" tanya Nabila lagi.
"Aku tidak akan bangun sebelum kamu mau memaafkan ku." bukannya menjawab Dilla malah menuntut Nabila untuk memaafkannya.
Nabila semakin bingung dan tidak mengerti, Nabila melirik ke Sinta dan juga Marvin, namun keduanya mengerdilkan bahunya. Akhirnya Nabila berkata.
"Baiklah, aku sudah memaafkan mu sekarang kamu bangun!" walau tidak faham dengan kelakuan Dilla, namun Nabila memaafkan Dilla agar dia mau bangun. Nabila meraih kedua bahu Dilla dan di bantu oleh Sinta agar Dilla mau berdiri.
"Apa dia salah satu teman kalian yang hilang?" tanya salah satu polisi, karena saat melapor tentang penemuan mayat Pak RT juga melaporkan kalau dua orang teman dari Marvin menghilang.
"Benar Pak, dia teman kami yang hilang, namanya Dilla, dan yang satu lagi seorang laki-laki namanya Kevin." Marvin menjelaskan siapa Nabila pada polisi dan semua orang yang ada disana.
Kemudian Marvin mendekati Dilla, Marvin berniat ingin bertanya dengan detail pada Dilla. Nabila memberikan Dilla air mineral, Dilla langsung meminum hingga tersisa setengah botol.
"Sekarang kamu tenangkan dirimu, kamu bisa cerita kepada kami dan kepada Pak polisi apa yang terjadi pada mu." Marvin meminta Dilla menceritakan apa yang terjadi padanya sehingga dia berada di hutan ini.
Setelah tenang Dilla mulai melirik semua orang yang berada disana, dia merasa lega dan bersyukur karena dia bisa selamat dan bertemu dengan teman-temannya.
Dilla juga mulai menceritakan apa yang terjadi padanya. Dilla memulai cerita dari Nabila mengajaknya sholat keruh salah satu warga ya itu rumah Dinda.
Saat itu Dilla memberi alasan kalau dia tunggu di kemah aja, padahal dia sudah ada rencana dengan Kevin.
"Aku dan Kevin pergi bersama, kamu hendak melakukan hubungan intim, namun tidak jadi karena kami melihat seorang wanita cantik menangis." Kemudian Dilla melanjutkan ceritanya hingga kerumah wanita itu yang ternyata hanyalah hutan, Dilla juga bercerita kalau perempuan itu berubah.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
Eny Hidayati
hukumanmu lebih mengertikan Dila
2025-01-02
1
Zuhril Witanto
untung mau jujur
2024-12-30
0
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒋𝒅 𝑵𝒂𝒃𝒊𝒍𝒂 𝒕𝒉 𝒔𝒊𝒂𝒑𝒂 𝒚𝒈 𝒃𝒆𝒓𝒌𝒉𝒊𝒂𝒏𝒂𝒕
2024-10-10
1