Episode 14.Kehilangan Teman

Marvin diam sesaat, dia seperti memikirkan sesuatu karena tingkah Kevin tidak seperti biasanya. Kevin akan bicara padanya kalau ingin pergi atau ingin tidur seperti yang di katakan Leo.

"Kalau begitu ayo kita tidur, ini sudah hampir pagi!" timpal Dita mengajak temannya tidur.

Akhirnya ketiganya meninggalkan api unggun dan berjalan memasuki kemah mereka.

Namun sampai di kemah tidak ada Kevin di sana, ketiganya di buat bingung, lalu ketiganya berjalan menghampiri kemah para cewek.

Setibanya di kemah cewek, ketiganya di buat bingung karena tidak melihat satu orang pun di sana, kemah itu terlihat kosong.

"Kemana para cewek kok kosong?" tanya Marvin pada kedua temannya.

Leo dan Dita mengangkat bahunya tanda tidak tau.

Namun ketiga pemuda itu bingung karena tidak tau kemana perginya teman-temannya itu. Terlebih para cewek yang pergi tidak memberi tau mereka.

"Sekarang bagaimana, apa kita harus mencari mereka atau kita tunggu sampai besok pagi?" tanya Marvin pada kedua temannya. Jujur saja dia sangat risau terjadi sesuatu pada teman-temannya itu.

"Akan lebih baik kita tunggu sampai besok pagi, kalau mereka tidak kembali baru kita cari, dan kita bisa minta bantuan dari Pak RT." Imbuh Leo yang sudah punya firasat kalau teman-temannya sedang tidak baik-baik saja.

Leo berfikir teman-temannya itu di culik atau ada hal-hal lain yang terjadi pada mereka, seperti kesurupan misalnya.

Marvin dan Dita setuju dengan usul Leo, akhirnya ketiganya kembali ke Kem dan istirahat sambil menunggu pagi.

Detik demi detik, menit berjalan jam pun berganti. Suhu dingin mulai terasa di perkampungan yang masih asri jauh dari polusi yang tidak baik seperti asap dari berbagai kendaraan.

Perkampungan itu masih sangat asri, terlihat banyaknya pepohonan rindang yang masih tumbuh di kampung itu. Kampung itu setiap malam terasa dingin hingga menusuk sampai ke tulang.

Rumah sederhana yang indah dan masih terawat walaupun rumah itu sudah tidak berpenghuni. Dua gadis cantik yang sedang terlelap di pembaringan jadi terbangun karena mendengar suara azan.

Nabila yang terbiasa terbangun di saat subuh, dia langsung keluar dari kamar untuk ber wudhu dan melanjutkan kewajibannya sebagai muslim.

Nabila merasa rumah itu sangat sepi seperti sudah lama tidak di huni, Nabila seperti merasa ada hal yang tidak bisa dia jelaskan di rumah ini, apa lagi dengan suhu yang dingin seperti ini.

Namun Nabila tidak mau memikirkan hal itu, walaupun bulu kuduknya sudah mulai bangun namun dia tetap berwudhu dan melakukan kewajibannya sebagai muslim.

Selesai sholat subuh Nabila menyimpan mukena dan sajadah di tempat tidur.

Kemudian Nabila membangunkan Sinta karena hari sudah mulai pagi.

"Sin, bangun, ini sudah pagi kita harus kembali ke Kem!" Nabila menggoyangkan tubuh Sinta agar terbangun.

Kedua gadis itu keluar dari kamar dan duduk di ruang tamu, sebenarnya Nabila dan Sinta ingin kembali ke kemah, namun mereka harus menunggu pemilik rumah bangun dulu untuk minta izin.

Biar bagai manapun Dinda sudah memberinya tumpang tidur dan sholat, jadi tidak enak jika pergi begitu saja tanpa berterimakasih pada pemilik rumah.

Jam terus berputar mentari sudah mulai menampakkan dirinya. Namun kedua gadis itu masih setia menunggu pemilik rumah yang tidak kunjung bangun.

Sebenarnya Nabila ingin mengetuk pintu kamar Dinda tapi di urungkan karena Nabila pikir tidak sopan jika harus membangunkan pemilik rumah.

" Bila, kok Mbak dinda nya tidak bangun-bangun sih?" tanya Sinta yang sudah mulai jenuh menunggu dari tadi.

Sinta juga risau kalau dia dan Nabila di cari oleh teman-temannya karena tidak ada di Kem nantinya.

"Kita tunggu sebentar lagi, mungkin Mbak Dinda nya capek banget hingga dia terlambat bangun." Bujuk Nabila agar Sinta mau bersabar menunggu Dinda bangun.

Sedangkan Marvin, Leo dan Dita pagi-pagi sekali sudah berada di rumah Pak RT karena melihat ke empat temannya tidak ada di kemah, dan jika mereka pergi pasti juga sudah kembali karena mengingat pagi ini mereka akan pergi menaiki bukit.

"Eh kalian." Sapa Pak RT ketika melihat ketiga pemuda yang meminta izin darinya kemarin sudah berada di depan pintu rumahnya pagi ini.

"Iya Pak." Jawab ketiganya bersamaan. Sebenarnya Marvin dan teman-teman merasa sungkan menemui Pak RT sepagi ini. Namun ketiganya tidak tau harus bagaimana sehingga mendatangi rumah Pak RT.

"Mari silahkan duduk!" Pak RT mengajak ketiganya duduk di kursi teras rumah nya. Pak RT bingung karena belum tau untuk apa ketiga pemuda itu datang pagi-pagi menemuinya.

"Ada apa, kenapa menemui saya sepagi ini?" tanya Pak RT pada yang penasaran kepada tiga pemuda itu. Pak RT menatap kepada pemuda itu secara bergantian.

"Begini Pak, kami kesini mau bertanya dan juga meminta bantuan Pak RT." Ucap Marvin, sedangkan Leo dan Dita mengangguk tanda membenarkan apa yang Marvin utarakan.

"Memangnya apa yang bisa Bapak bantu?" tanya Pak RT lagi kepada tiga pemuda di depannya sekarang.

"Teman-teman kami empat orang tiga cewek dan satu cowok tidak ada di kem dari tadi malam hingga sampai sekarang. Kami takut terjadi sesuatu pada mereka, dan kami juga ingin tanya apakah di sini ada penculikan atau apa gitu?" tanya Marvin pada Pak RT.

Pak RT mengangguk mengerti dengan maksud dan tujuan ketiga pemuda di depannya sekarang.

"Seingat dan setau Bapak kampung ini aman, tidak ada kejadian yang seperti kalian tanyakan." jawab Pak RT yang sebenarnya. Namun sebenarnya ada kejadian yang sangat memilukan yang terjadi pada keluarga Ardi tapi Pak RT tidak mungkin menceritakan hal itu pada mereka.

"Apa teman-teman kalian tidak bilang pergi kemana?" tanya Pak RT lagi pada ketiga pemuda itu. Pak RT juga ingin tau bagai mana hingga ke empat teman mereka tidak kembali.

" Kalau yang cowok sih ada Pak, tapi dia bilang ingin buang air besar, tapi hingga sampai saat ini belum juga kembali, sedangkan yang cewek tidak bilang apa-apa." timpal Leo seperti yang terjadi sebenarnya.

Pak RT terdiam sesaat memikirkan, namun di saat Pak RT sedang memikirkan apa yang terjadi, Marvin kembali membuka suara.

"Pak, apa kami bisa meminta bantuan Bapak dan juga warga di sini untuk membantu mencari teman-teman kami, soalnya kamu tidak tau tentang kampung ini." minta Marvin pada Pak RT dan berharap kalau lelaki paruh baya ini mau membantu mereka.

" Tentu saja, Bapak akan mengajak beberapa warga juga agar teman-teman kalian cepat ketemu." jawab Pak RT dengan senang hati.

Sedangkan di rumah Dinda, Nabila dan Sinta sudah sudah sangat jenuh menunggu namun pemilik rumah itu belum juga kelihatan.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Zuhril Witanto

Zuhril Witanto

si Dinda gak balik kah

2024-12-30

1

Seroja

Seroja

kem ❎
camp ✅

2025-02-23

1

Eny Hidayati

Eny Hidayati

mungkin maksud Dinda menahan Nabila dan Sinta untuk menyelamatkan keduanya dari niat jahat Kevin...

2025-01-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!