Episode 15.Kebenaran Rumah Dinda

Tidak lama kemudian terdengar suara pintu terbuka. Nabila dan Sinta langsung mengedarkan pandangannya ke arah pintu utama rumah Dinda yang terbuka.

Setelah itu nampak seorang perempuan paruh baya sedang memasuki rumah itu. Nabila dan Sinta langsung berdiri hendak menyambut perempuan paruh baya itu yang tidak lain adalah Ibu Ani.

Nabila dan Dinda langsung menghampiri Ibu Ani dan bertanya.

"Bagaimana anda bisa masuk?" tentu saja Nabila bertanya seperti itu karena dia sudah dari tadi ingin membuka pintu itu tapi tidak bisa karena pintu itu terkunci.

Ibu Ani yang juga bingung dengan keberadaan gadis itu langsung menjawab.

" Tentu saja bisa, karena aku punya kunci nya." jawab Ibu Ani dengan pikiran bingung.

Ibu Ani menelisik kedua gadis di depannya sekarang dari ujung rambut sampai ujung kaki. Nabila yang peka dengan tatapan Ibu Ani padanya, dia langsung berkata.

"Kami berdua tadi malam menginap disini karena di suruh oleh Mbak Dinda, dan sekarang kami ingin kembali ke kemah, tapi kami menunggu Mbak Dinda untuk pamit belum juga bangun." Ujar Nabila jujur dan diangguki oleh Sinta.

"Apa?" tanya Bu Ani terkejut.

"Benar Bu, kamu datang dari kota dan membuat kemah di ujung kampung di sana, kami kesini karena menumpang sholat, namun Mbak Dinda meminta kami menginap disini." Saat ini Sinta yang menceritakan dengan detail.

Bu Ani sangat terkejut dan bingung dengan ucapan gadis di depannya ini.

"Kedua gadis ini sedang membicarakan Nak Dinda, apa mungkin aku salah dengar?" Gumam Bu Ani dalam hatinya.

Bagaimana tidak menyangka salah dengar. Bu Ani sangat tau kalau wanita yang mereka sebut tadi sudah tidak ada di rumah ini, bahkan dia sudah tidak berada di dunia ini.

"tunggu dulu, apa aku tidak salah dengar, apa Dinda yang kalian sebutkan tadi Dinda pemilik rumah ini?" tanya Bu Ani untuk memastikan kalau dia tidak salah dengar.

Kedua gadis itu menganggukkan kepala karena keduanya memang benar Dinda yang minta mereka berdua tidur disini.

Bu Ani sangat terkejut, raut wajahnya berubah pucat seperti orang yang ketakutan. "Jika Benar apa yang dikatakan oleh gadis ini itu berarti Dinda... tidak-tidak mungkin." Gumam Bu Ani dalam hatinya.

Bu Ani mencoba tersenyum ramah pada kedua gadis itu, Bu Ani juga ingin menanyakan bagai mana Dinda yang mereka lihat. Bu Ani langsung menyuruh kedua gadis itu duduk dan juga ingin bertanya tentang apa yang mereka bilang tadi.

"Sekarang kalian ceritakan awal mula kalian bisa masuk ke rumah ini dan seperti apa orang yang kalian lihat!" minta Bu Ani pada kedua gadis itu agar menceritakan yang sebenarnya.

Nabila menarik nafasnya, dan mulai bercerita awal mereka datang dan sampai berada disini. Nabila memulai cerita dari mereka sampai ke kampung ini dan membuat kemah di ujung kampung.

Nabila juga menceritakan dia bertemu dengan Dinda dan hingga menginap di rumah ini. Setelah mendengar cerita Nabila Bu Ani menjadi resah, takut dan bingung bercampur menjadi satu.

"Kalian percaya atau tidak itu hak kalian. Sebelum saya bercerita pada kalian, aku ingin bertanya pada kalian berdua, apa Dinda yang kalian lihat tadi malam sama wajahnya kayak

itu?" tanya Bu Ani menunjuk foto Dinda yang terpajang di dinding.

Nabila dan Sinta Mengangguk membenarkan kalau yang mereka lihat memang benar Dinda yang ada di foto itu. Bu Ani menarik nafas berat, dan kemudian menceritakan apa yang terjadi pada Dinda di rumah ini.

Bu Ani menceritakan apa dari awal kejadian yang menimpa Dinda hingga sampai Dinda sudah tiada. Kali ini bukan lagi Bu Ani yang terkejut tapi Nabila dan Sinta, namun biarpun mereka terkejut dengan cerita Bu Ani, tapi keduanya tidak percaya kalau Dinda sudah tiada.

"Maaf Bu, anda tidak mengarang-ngarang cerita kan?" tanya Sinta yang kurang percaya dengan cerita Bu Ani, jika Dinda sudah tiada lalu siapa yang mereka lihat tadi malam, begitu pikir Nabila dan Sinta.

Di saat Bu Ani ingin menjawab apa yang di tanya Sinta, ketiganya mendengar suara riuh di jalan depan rumah. Ketiganya keluar dari rumah itu ingin melihat kenapa dijalan terdengar sangat riuh.

Di saat ketiganya sampai di depan pintu pagar, terdengar seorang pemuda yang memanggil mereka dengan sebutan Sinta dan Nabila.

Nabila dan Sinta langsung melihat ke arah suara yang memanggilnya yang ternyata teman mereka yaitu Leo, Marvin, Dita dan Pak RT serta beberapa orang kampung.

Marvin langsung menghampiri Nabila dan Sinta. "Kalian dari mana, kami sudah lelah mencari kalian tau?" ucap Marvin menatap ke Nabila dan Sinta.

"Kevin dan Dilla mana?" tanya Marvin lagi karena tidak melihat keberadaan Kevin dan Dilla di antara Nabila dan Sinta.

"Maaf Vin, kami tadi malam hanya berniat menumpang sholat, dan kami di minta nginap di sini oleh Mbak Dinda, tapi disini hanya kami berdua tidak ada Kevin dan Della." Jawab Sinta benar adanya.

Pak RT dan juga beberapa warga saling pandang satu sama lain karena mendengar penuturan Sinta dan Nabila.

"Tadi kalian menyebut nama Dinda, maksud kalian Dinda yang mana?" tanya Pak RT memastikan apa yang ada di dalam pikirannya saat ini, begitu juga dengan beberapa warga yang menajamkan telinga untuk memastikan.

"Maksud kami Mbak Dinda yang punya rumah ini." Jawab Sinta yang tidak merasa curiga sama sekali. Pak RT langsung menatap Ibu Ani meminta penjelasan.

Bu Ani yang mengerti dengan kebingungan Pak RT, dia langsung menghampiri Pak RT dan menceritakan apa yang sudah di ceritakan oleh Nabila dan Sinta padanya.

"Aku sudah bilang pada keduanya kalau Dinda pemilik rumah ini sudah tiada, namun apa yang aku ceritakan sepertinya mereka tidak percaya.

Lalu Pak RT menceritakan pad mereka semua apa yang terjadi tahun lalu dengan Dinda hingga membuat Dinda meregang nyawa.

Mendengar cerita Pak RT yang sama seperti yang di ceritakan Bu Ani mereka semua bergidik ngeri dan pikiran nya sudah entah kemana.

"Kalau begitu, apa yang kami lihat tadi malam adalah hantu." bukan manusia. Nabila dan Sinta bergidik ngeri, dia menyesali sudah menumpang sholat di rumah ini.

Namun dalam hati kecil Nabila tidak berhenti mengucap syukur karena tadi malam hantu Dinda tidak menakutinya dan juga membunuhnya.

"Rumah ini sudah tidak berpenghuni karena suami Mbak Dinda sudah balik ke kota ikut keluarga Dinda." Ucap Pak RT pada mereka semua.

"Saya datang kesini karena harus membersihkan rumah seperti yang di suruh oleh suami Mbak Dinda." Ucap Bu Ani.

Nabila dan Sinta menerawang pada tadi pagi di dalam rumah waktu mereka ingin pamit namun Mbak Dinda tidak keluar hingga sampai saat ini.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Eny Hidayati

Eny Hidayati

Dinda akan memilih mangsa orang-orang yg jahat dan keji...

2025-01-02

1

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

𝑫𝒊𝒏𝒅𝒂 𝒉𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒏𝒐𝒍𝒐𝒏𝒈 𝑵𝒂𝒃𝒊𝒍𝒂 𝒅𝒂𝒏 𝑺𝒊𝒏𝒕𝒂 𝒂𝒋𝒂

2024-10-10

1

Yunia Afida

Yunia Afida

mungkin dinda ingin menolong nabila dan sinta itu

2024-07-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!