Episode 12.Gangguan Kuntilanak

Tanpa sengaja Della melihat sosok perempuan yang yang duduk di batang pohon yang sudah di tebang membelakangi mereka berdua.

Perempuan yang memakai pakaian putih seperti daster rumahan. Wanita itu terus menangis terisak, sangat jelas terlihat rambut panjang yang terurai di bawah sinar rembulan.

Kevin dan della berjalan pelan mendekati perempuan yang sedang menangis itu. Della merasa takut dan dia bersembunyi di belakang Kevin mengikuti langkah Kevin mendekati perempuan itu.

"Mbak." Sapa Kevin ketika sudah berada di belakang perempuan itu. Adelia semakin takut, dia tetap menyembunyikan wajahnya di belakang Kevin.

"Mbak, kenapa Mbak menangis?" tanya Kevin lagi karena tidak mendapat sahutan dari perempuan itu. Ini panggilan Kevin yang kedua.

Akhirnya perempuan itu berhenti menangis, kemudian dia berbalik menoleh ke belakang, wajah perempuan itu dapat Kevin lihat dengan jelas, begitu juga dengan Della.

Tidak ada wajah yang menyeramkan dan aneh pada wanita itu, dia tampak seperti perempuan pada umumnya tidak ada yang aneh dan menakutkan pada wanita itu.

Malahan yang Kevin lihat perempuan yang tidak lain adalah arwah Dinda terlihat begitu cantik dan anggun walau mata nya sedikit ada lingkaran hitam.

Kevin dan Della sudah tidak takut lagi dan tidak ada tanda-tanda yang seram pada wajah Dinda. lingkaran hitam di mata Dinda adalah sembab karena ke laman menangis, begitu pikir Kevin dan Della.

Dinda akan memberikan pelajaran pada orang yang berbuat mesum dan jahat. Dinda tidak menyukai lelaki bajingan, Dinda meninggal kerena ke biadapan para lelaki yang berhati iblis.

"Mbak, kenapa ada di hutan seorang diri, apa Mbak orang sini, apa Mbak tersesat?" tanya Kevin.

Dinda mengangguk, dia tidak mengeluarkan suara sama sekali.

"Dimana rumah Mbak, kami akan mengantar Mbak pulang." Ujar Kevin mengambil kesempatan karena melihat Dinda yang begitu cantik dan mempesona, Kevin belum tau saja kalau yang ada di hadapannya adalah hantu.

Dinda menunjuk ke gunung yang hutan sangat lebat dengan jari telunjuknya.

"Kalau begitu, ayo kami antar." ujar Kevin menyeringai karena berniat lain pada Dinda.

Dinda mengangguk kemudian mengikuti Kevin dan Della di belakang. Kevin berjalan dengan arah yang di tunjukkan oleh Dinda.

Karena Kevin begitu bersemangat mengantar Dinda karena dia sudah punya maksud mengantar Dinda ke hutan yang di tunjuk oleh Dinda.

Di mata Kevin dan Della jalan yang di lalui sangat bagus dan banyak rumah yang bagus juga. Padahal yang sebenarnya itu adalah hutan yang sangat lebat.

Tidak lama kemudian ketiganya sampai di bukit, Dinda terus menunjuk ke depan yaitu ke atas bukit.

"Mbak, apa masih jauh?" tanya Kevin pada Dinda.

"Tidak, hanya sebentar lagi, itu rumahnya sudah kelihatan." Tunjuk Dinda pada rumah yang sudah nampak di mata mereka.

Kevin dan Della terus berjalan ke rumah yang sudah tampak di mata mereka. Akhirnya ketiganya sampai juga di rumah yang dituju.

Dinda membuka pintu rumah itu, dan mempersilahkan Kevin dan Della masuk.

Kedua orang itu duduk di sofa yang begitu empuk dan nyaman.

Dinda langsung ke belakang yaitu ke dapur untuk menyediakan minuman dan cemilan untuk Kevin dan Della.

Tidak butuh waktu lama Dinda sudah menghampiri kedua pasangan itu dengan Napan di tangannya.

"Silahkan di minum!" titah Dinda pada Kevin dan Della.

Setelah menyuruh Kevin dan Della minum Dinda langsung ke dapur lagi.

"Makasih Mbak." Jawab keduanya.

Akhirnya Kevin dan Della meminum air yang berwarna merah yang di hidangkan oleh Dinda tadi.

Saat air itu sudah mendekati bibir, Della langsung menghentikan Kevin karena merasa air merah itu berbau amis.

"Tunggu! apa kamu tidak merasa kalau air ini bau amis." ujar Della.

Kevin langsung menghentikan minumnya, namun Kevin mencium air merah itu untuk memastikan perkataan Della.

"Benar ini bukan air tapi darah, dan cemilan ini juga bukan kentang tapi ulat." ujar Kevin.

Della bergidik ngeri melihat air dan cemilan di depannya.

"Jangan-jangan..." kata-kata Kevin terhenti karena lampu sudah mulai padam. Della yang ketakutan langsung memeluk Kevin.

"Tenang, kamu jangan takut!" Kevin membalas pelukan Della dan menenangkan Della agar tidak takut dan panik.

Karena asyik menenangkan dan memberi semangat untuk Della, keduanya tidak sadar kalau rumah dan sofa yang mereka duduki adalah sebatang kayu, dan rumah yang mereka lihat mewah tadi sebenarnya adalah hutan lebat.

Mata Kevin membulat sempurna saat menyadari dan melihat kalau rumah yang tadi mereka masuk adalah hutan belantara.

Kedua pasangan itu sudah ketakutan.

Della bukan saja takut tapi dia sudah menangis, namun Kevin walau dia sendiri juga sangat takut tapi dia tetap menyemangati Della agar tidak takut.

"Kevin aku takut, Mbak yang tadi Kuntilanak, kita sedang ada di hutan." Ucap Della yang menangis dan tidak sedikitpun dia melepaskan Kevin.

" Ya, aku tau, kita sudah terjebak disini." Kevin tidak mau kalau Della menganggapnya penakut. Di saat Kevin menenangkan Della, tiba-tiba terdengar suara perempuan tertawa.

"Hihihi, kalian sudah berbuat salah, kalian harus mati, orang seperti kalian tidak pantas hidup di bumi, kalian ingin berbuat zina di sini. Hihihi hihihi". Tawa Dinda membuat kedua orang itu semakin takut.

Sedangkan di kemah, Marvin dan dua temannya sudah mulai menyadari kalau Kevin tidak kembali-kembali.

"Tadi Kevin katanya mau BAB, tapi kenapa belum juga kembali?"

"Benar, ini tidak mungkin jangan-jangan Kevin sudah sesat dan tidak tau arah pulang." ujar satu teman Marvin.

"Alah kalian tidak perlu khawatir, Kevin saat ini pasti lagi berada di kemah cewek-cewek!" ujar Adam yang yakin kalau Kevin ada di kemah para cewek.

Marvin, Adam dan Agus Saling pandang, sepertinya benar apa yang di katakan oleh Adam. Marvin dan Agus akhirnya bangkit dari duduknya yang di temani api unggun, Ketiganya berjalan menghampiri kemah para cewek.

Saat tiba di kemah para cewek, ketiganya heran karena tidak mendapati Kevin dan para cewek penghuni kemah yang sekarang ini.

"Kemana mereka, kenapa tidak ada orang di kemah ini?" tanya Marvin membuat Agus dan Adam tidak tau harus bilang apa.

"Mungkin mereka sedang jalan-jalan." Tebak Agus.

"Tidak mungkin, ini sudah malam, tidak mungkin mereka jalan-jalan. Marvin tidak yakin dengan perkataan Agus.

Tawa Dinda semakin pecah di kegelapan malam.Kevin dan Della sudah sangat ketakutan apa lagi saat melihat wajah dan tubuh Dinda yang sudah berubah dan darah membasahi tubuhnya.

Wajah Dinda semakin ngeri hingga Della tidak berani melihatnya.

"Kalian harus mati, kalian sudah mencemari desa ini." Ucap Della.

Di karenakan takut akhirnya Kevin dan Della

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Eny Hidayati

Eny Hidayati

herrrr

2025-01-02

0

Zuhril Witanto

Zuhril Witanto

nganter nyawa

2024-12-30

1

Zuhril Witanto

Zuhril Witanto

dasar lelaki bejat

2024-12-30

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!