Setelah TKP dilakukan jenazah Adinda di bawa kerumah sakit menggunakan ambulance. Kedua orang tua Dinda juga sudah sampai di rumah Ardi menantunya.
Ardi menangis bersimpuh di Kaki Mama Dinda dan juga Papanya Dinda yaitu mertua Ardi sendiri.
"Ma, Pa, maafkan Ardi, Ardi sudah gagal menjaga dan melindungi Adinda, hukum saja aku Ma, Pa !" lirih Ardi dengan Isak tangisnya.
Mama dan Papa mertuanya mengelus kedua pundak Ardi. Ardi sudah sangat berantakan, matanya sudah sembab karena terlalu lama menangis.
"Sudah Nak, jangan menangis lagi, ini bukan salah mu, tapi ini sudah suratan dari Nya!" pinta Kedua orang tua Adinda yang sudah tidak tega melihat menantunya.
Pak Bima tau kalau menantunya sangat baik dan juga bertanggung jawab. Pak Bima sangat dekat dengan Ardi dulunya, Ardi adalah salah satu karyawannya di restoran.
Tapi Dinda Anaknya sudah jatuh hati pada Ardi sehingga Pak Bima meminta Ardi untuk menikah dengan Anak sulungnya yang bernama Adinda.
Walaupun awalnya Ardi menolak, tapi kerana Pak Bima meyakinkan Ardi dengan alasan balas jasa karena Pak Bima sudah menolong Ardi memberikan pekerjaan.
Akhirnya Ardi pun menyetujui dan menikah dengan Dinda. Singkat cerita mereka berdua akhirnya meninggalkan kota dan memilih hidup di desa tempat kelahiran Ardi.
Ternyata kebahagian Ardi dan Dinda kini sudah musnah karena ulah manusia bajingan yang dengan tega menghancurkan dan membunuh Dinda.
Pak Bima dan istrinya menuju rumah sakit dimana Dinda akan di visum. Sedangkan Ardi harus ikut ke kantor polisi untuk memberi keterangan.
Namun Ardi harus di tahan karena polisi mencurigai Ardi sebagai pelaku pembunuhan terhadap istrinya.
"Pak polisi, tolong bebaskan aku, aku tidak akan mungkin melakukan itu pada istri ku sendiri." Ardi memohon karena memang bukan di yang membunuh istrinya.
"Pak Ardi,tolong kerja samanya, kami akan membebaskan anda jika semua sudah kami dapatkan bukti." ujar polisi itu.
Ardi menghela nafasnya, kejadian ini begitu menyiksanya, sudah kehilangan istri dan Anaknya, kini dia malah di tuduh sebagai pelaku pembunuhan pada istri tercintanya.
Entah apa yang di pikirkan para polisi Ardi tidak tau jawabannya. Seharusnya polisi itu memberinya kebebasan untuk melihat jenazah istrinya di visum dan juga di kebumikan.
Ke esokan harinya Ardi di bebaskan karena sudah mendapatkan bukti kalau Dinda bukan Ardi yang membunuhnya. Ardi sekarang berdiri di sebelah Papa dan Mama mertuanya di pemakaman Dinda.
Adinda sudah selesai di kebumikan, Ardi menangis sejadi-jadinya di kuburan Dinda.
"Sayang, aku berjanji Akan mencari pelakunya, kamu tenang di sana bersama buah hati kita!" Ardi berujar di pusara istrinya.
"Nak, sudahlah, jangan menangis lagi, relakan kepergian istri mu, Dinda tidak akan tenang di sana kalau melihat mu begini!" Pak Bima tidak bosan-bosannya memberi Ardi semangat.
Pak Bima dan Mama Lisa sangat menyayangi Ardi, terlebih Ardi adalah suami atau lelaki yang sangat baik untuk Putri sulung mereka. Ardi sudah setahun lebih menikah dengan Adinda.
Ardi tidak pernah sekalipun membentak istrinya, bahkan Ardi memperlakukan Dinda dengan lembut dan penuh kesabaran. Ardi bahkan sering membantu istrinya melakukan pekerjaan rumah.
Sikap dan kelakuan Ardi lah yang membuat kedua mertuanya sangat suka dan sangat menyayangi menantunya itu. Terlebih Ardi adalah sosok menantu idaman dan suami sempurna untuk Putri sulungnya.
Saat ini ketiga orang itu sudah berada dirumah, Mama Lisa dan Pak Bima juga harus menginap di rumah Ardi untuk beberapa hari.
Mereka akan mengadakan takziah untuk Dinda sebagai mana adat di kampung itu.
Beberapa hari sudah berlalu, Ardi masih nampak murung dan sedih. Sangat jelas terlihat di raut wajah Ardi, dia sudah seperti tidak punya semangat hidup.
Besok pagi Pak Bima dan Mama Lisa akan kembali ke kota, namun keduanya tidak tega meninggalkan Mantan menantunya itu sendiri di sini, apalagi Ardi kelihatan masih sangat terguncang dengan kepergian istrinya.
"Nak, sebaiknya kamu kembali lagi ke kota, kamu disana bisa mengurus restoran yang sudah menjadi hak istri mu, kami tidak tega membiarkan mu sendiri disini, apalagi dengan keadaan mu yang seperti ini." saran Pak Bima pada Ardi yang sekarang bisa di katakan sudah menjadi mantan menantunya.
Namun bagi Pak Bima dan Mama Lisa Ardi ini sudah seperti Anak nya sendiri.
Ardi menggeleng kepala, dia enggan untuk bicara, sikap Ardi yang berubah seperti ini semakin membuat Kedua paruh baya itu khawatir.
Ardi yang dulunya ramah kini berubah menjadi pendiam dan dingin setelah kepergian wanita yang sangat di cintainya.
"Nak, kamu harus bangkit, masa depan mu masih panjang, kamu tidak mau 'kan membuat Adinda tidak tenang karena melihatmu yang terpuruk dan berputus asa?" tanya Mama Lisa.
Lagi-lagi Ardi hanya menggeleng, lelaki itu masih enggan untuk membuka suara.
"Kalau kamu tulus mencintai istrimu cukup simpan nama istrimu di dalam hati, dan doakan kebaikan untuk istrimu agar dia dapat merasakan tulusnya cinta mu padanya!" timpal Pak Bima.
"Tidak Pa, Ma, Ardi tidak bisa ikut kalian, aku tidak mau meninggalkan Dinda sendiri di sini, aku tidak mau jauh darinya." akhirnya Ardi membuka suaranya.
"Tapi Nak istrimu sudah tiada, kamu sadarlah, terimalah kenyataan ini, kamu masih bisa men ziarah makam istrimu kapan pun kamu mau." ucap Mama Lisa meyakinkan mantan menantu nya itu yang sudah dia anggap seperti Anaknya sendiri.
"Sudah lah Ma, biarkan Ardi istirahat dulu, biarkan dia berpikir dulu!" timpal Pak Bima memberi ruang pada Ardi untuk mempertimbangkan keputusannya.
"Baiklah, kamu pikirkan lagi gimana keputusan mu." akhirnya Mama Lisa pun menyetujui seperti yang di sarankan oleh suaminya.
Pak Bima dan Mama Lisa mempunyai dua orang Putri. Anak pertamanya adalah Adinda yaitu istrinya Ardi yang sekarang sudah tiada. Sedangkan yang satu lagi namanya Andini.
Andini saat ini masih di luar Negeri melanjutkan kuliahnya. Pak Bima dan Mama Lisa tergolong orang kaya di kota mereka tinggal.
Pak Bima mempunyai banyak restoran yang salah satunya sudah di berikan untuk Dinda setelah Ardi dan Dinda menikah, namun Dinda lebih memilih ikut Ardi hidup di desa, Pak Bima pun pasrah, karena baginya adalah kebahagian Putrinya.
Sedangkan Mama Lisa dia juga berasal dari keluarga kaya, Mama Lisa punya banyak peninggalan orang tuanya, salah satunya butik terkenal,dan ada juga supermarket dan hotel warisan dari orang tuanya.
Setelah berbincang ketiga orang itu masuk ke kamarnya masing masing karena malam sudah semakin larut.
Ardi langsung merebahkan tubuhnya di atas ranjang yang dulunya mereka tempati bersama dan saling berbagi peluh, namun sekarang ranjang itu sudah lebih lebar karena hanya Ardi seorang saja yang menempatinya saat ini.
Tidak lama kemudian Ardi terlelap karena tubuh dan pikirannya sudah sangat kelelahan.
Di dapur rumah itu terdengar suara perempuan menangis.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
Yulay Yuli
diusut donk, kan org kaya
2025-02-06
0
Al Fatih
Mas Ardi yg sabar yaaa,, harus bisa segera bangkit,, supaya bisa mencari para pembunuh itu
2024-10-13
2
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒌𝒂𝒔𝒊𝒉𝒂𝒏 𝑨𝒓𝒅𝒊 𝒉𝒓𝒔 𝒌𝒆𝒉𝒊𝒍𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒊𝒔𝒕𝒓𝒊 𝒅𝒂𝒏 𝒂𝒏𝒂𝒌𝒏𝒚𝒂 😭😭
2024-10-10
1