Episode 3.Kesedihan Ardi

Ketika Ardi sampai di dalam dia melihat rumahnya sudah sangat berantakan, ternyata Reno, Doni dan Dedi tidak hanya memperkosa istrinya saja, tapi dia juga mengambil uang simpanan Dedi dan perhiasan istrinya.

Ardi berjalan menelusuri dapur, dia melihat ada darah dan juga meja makan sudah berantakan, Ardi mencoba memanggil istrinya karena tidak biasanya Dinda tidak menyambut dirinya pulang.

"Sayang,kamu di mana? mas pulang."Ardi terus berteriak memanggil istrinya.Perasaan Ardi sudah tidak karuan, hatinya sudah sangat gelisah, perasaan yang tidak mengenakan sudah mulai merasuki dirinya.

Tiba-tiba teriakan Ardi terhenti saat matanya melihat pisau dapur berdarah tergeletak di depan nya. Ardi mengambil pisau itu dan melihat dengan intens agar lebih jelas.

"Darah."Gumamnya pelan. Ardi mengikuti darah yang berceceran di lantai, dan sesaat kemudian matanya membulat sempurna, dadanya bergemuruh hebat, jantungnya terpompa dengan begitu tajam.

Seketika tubuh Ardi merasa lemas, kakinya seolah tidak lagi mampu menopang tubuhnya, air mata Ardi keluar tanpa di minta, walaupun lemas Ardi berusaha melangkah dengan lunglai mendekati tubuh istrinya yang sudah terbaring di lantai.

Tubuh yang telanjang tanpa benang sehelai pun, tubuh Dinda sudah berlumuran darah, beberapa tusukan membuat tubuhnya terus mengeluarkan darah apalagi di bagian paha Dinda sangat banyak darah yang keluar.

"Sayang," lirih Ardi langsung terduduk memeluk tubuh pucat istrinya, hati Ardi terasa remuk redam, dunia Ardi terasa gelap. Bagai mana tidak istri yang sangat dia cintai kini hanya terbaring tidak bernyawa lagi.

Yang lebih membuat Ardi hancur adalah Anak yang di kandung oleh istrinya, Anak yang sudah di nantikan kehadirannya beberapa bulan lagi.

Kini semua sudah tidak ada lagi, Ardi menangis meraung sejadi jadinya, Kebahagian Ardi lenyap sudah bersama istri yang sangat dia cintai.

"Sayang, siapa yang melakukan ini?" Ardi bertanya sambil menangis dan terus memeluk tubuh istrinya yang pucat sudah tidak bernyawa. Namun sayang siapa yang bisa menjawab pertanyaan Ardi, istrinya tidak akan mungkin menjawab.

Ardi seketika terbayang saat tadi pagi dia mau berangkat kerja, Ardi mencium dan mengelus perut buncit istrinya. Ardi tidak menyangka kalau tadi pagi hari terakhir dia bersama istrinya.

Perbuatan bejat tiga orang itu membuat Ardi kehilangan istri dan Anak nya. Bukan hanya itu, Ardi juga kehilangan arah. Ardi sungguh sangat terpukul seandainya dia tau siapa orang yang sudah membuat istrinya menjadi begini, Ardi pasti tidak akan mengampuninya, dia akan membunuh orang itu biar sama seperti istri dan Anak yang di kandungnya.

Setelah puas menangis Ardi mengambil kain dan menutupi tubuh pucat istrinya yang tidak bernyawa lagi.

Ardi segera keluar dari rumah itu, dia melihat siapa saja yang lewat atau pulang dari kebun. Ardi ingin meminta bantuan pada siapa saja yang lewat.

Benar saja, tidak lama kemudian sepasang orang paruh baya pun lewat, kedua pasangan itu baru saja pulang dari kebun.

"Ada apa mas Ardi?" tanya pasangan paruh baya itu yang tidak lain adalah Pak Budi dan Ibu Ani.

Ardi langsung menjawab,kalau istrinya sudah meninggal saat dia pulang dari kebun, Pak Budi dan Ibu Ani tentu saja terkejut dengan perbuatan Ardi.

Pak Budi langsung memarkirkan motor butut nya sembarang, kedua paruh baya itu dengan tergesa-gesa melangkah menuju masuk kedalam rumah Ardi.

Sedangkan jenazah Adinda sudah Ardi tutupi dengan sprei dan dia letakkan di atas tempat tidurnya. Ibu Ani kemudian membuka penutup jenazah Adinda.

Perempuan paruh baya itu sangat terkejut dengan jenazah Dinda yang berlumuran darah dan juga terlihat banyak tusukan.

kemudian Bu Ani menoleh pandangannya menatap Ardi dengan tatapan curiga.

Ardi masih dengan tangisan dan air matanya, Pak Budi yang peka dengan tatapan istrinya untuk Ardi segera bertanya.

"Nak Ardi,kenapa Adinda bisa meninggal, apa yang terjadi?"tanya Pak Budi curiga.

Kemudian Ardi menceritakan semuanya dengan detail dan sebagai mana yang dia lihat.

"Aku tidak tau Pak,Bu, tadi pagi aku ke kebun, di sana perasaan aku tidak enak, lalu aku pulang, ketika aku masuk rumah aku melihat rumah sudah sangat berantakan."

Kemudian Ardi melanjutkan ceritanya hingga sampai Ardi memanggil Pak Budi dan Bu Ani.

Kedua pasangan paruh baya itu terlihat menganggukkan kepala dengan arti mereka paham dengan cerita Ardi.

"Bukankah istri kamu sedang hamil?" tanya Ibu Ani pada Ardi.

"Benar Bu, Dinda sedang mengandung dan sudah memasuki tujuh bulan." Jawab Ardi dengan raut wajah yang sedih dan juga air matanya yang terus membasahi kedua pipinya.

"Gimana keadaan jenazahnya?" tanya Pak Budi berbisik pada istrinya. Ibu Ani langsung menjatuhkan air matanya, perempuan paruh baya itu juga sangat sedih dan merasa kasihan melihat kondisi jenazah Adinda.

"Sangat menyayat hati Pak, menurut Ibu Dinda di bunuh oleh orang, tapi Ibu tidak tau pasti." Jawab Bu Ani dengan raut wajah yang sedih.

Pak Budi mengangguk-anggukkan kepalanya, tanda dia juga ikut prihatin dengan kejadian yang menimpa Adinda istrinya Ardi.

"Lebih baik Nak Ardi telpon polisi, biar di autopsi agar kita tau apa yang menimpa istri mu!" usul Pak Budi pada Ardi.

"Bapak saja yang telpon, kasihan Nak Ardi dia sangat terpukul!" timpal Bu Ani.

Kemudian Pak Budi langsung merogoh ponselnya dan segera menghubungi kantor polisi terdekat.

Setelah menghubungi polisi dan rumah sakit, Pak Budi juga menghubungi RT setempat.

Biar bagai mana pun Pak RT harus tau kalau salah satu warganya mengalami musibah.

Pak Budi mengelus-elus pundak Ardi, selain merasa kasihan Pak Budi juga menyemangati Ardi agar tidak terpuruk dengan musibah yang di alaminya.

Suami mana yang tidak akan menangis dan terpukul jika melihat istri tercintanya meninggal, apalagi yang di alami oleh Dinda, kematian Dinda sangat tidak wajar, nyawa Dinda di renggut paksa oleh orang-orang bejat yang tidak bertanggung jawab.

Tidak lama kemudian mobil ambulance dan juga mobil polisi sudah terdengar sirine nya berbunyi. Pak RT juga berada di belakang mobil polisi dengan menggunakan motornya.

Mobil berhenti di halaman rumah Dinda yang luas, walau rumah Ardi tidak besar, namun halaman nya sangat luas. Biasa kalau rumah di pedalaman walau rumah kecil tapi halaman nya sangat luas.

Setelah terparkir dengan rapi, anggota polisi dan pihak rumah sakit langsung masuk kedalam rumah Ardi. Polisi langsung menghampiri jenazah Dinda bersama pihak rumah sakit.

Pak RT juga sangat terkejut melihat ke adaan jenazah Dinda hingga sampai mengelus dada.

"Ardi,kamu yang sabar, ini semua musibah, apapun yang terjadi pada istri mu anggaplah ini sudah suratan!" ujar Pak RT menyemangati Ardi yang masih menangis.

Terpopuler

Comments

N~R

N~R

ku baca sampe ulu hatiku rasane seneb perih,sadis beut sih Thor cerita nya😭😭

2025-01-21

1

Ruby Jane

Ruby Jane

bayangin aja aku udah ga kuat ardy.. biadab sekali yg melakukanya.

2024-12-08

1

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

𝒚𝒈 𝒌𝒖𝒂𝒕 𝑨𝒓𝒅𝒊 😭😭😭

2024-10-10

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!