Di karenakan takut akhirnya Kevin dan Della berlari di hutan belantara yang sangat lebat dan jauh dari desa.
"Hihihi." Dinda tertawa sangat mengerikan terdengar di telinga Della dan Kevin. Dinda terus berlari mengejar keduanya dengan berterbangan.
Della menangis sejadi-jadinya, wajah nya sudah pucat tubuhnya bergetar hebat, namun dia tetap harus berlari saking takutnya dia pada Dinda yang sekarang mengejarnya.
Dinda menghilang dengan tiba-tiba, Kevin dan Della menghentikan langkahnya karena hantu Dinda sudah hilang, Kevin berfikir hantu itu sudah tidak mengejarnya lagi.
Kevin dan Della berhenti dengan nafas yang masih tersengal-sengal, keduanya masih gemetar dan pucat.
"Kamu masih kuat?" tanya Kevin pada Della di sisinya.
"Sebenarnya tidak, tapi harus kuat, aku tidak mau mati konyol disini." Della tidak mau mati di hutan yang tidak dia tau sedalam dan selebat apa.
"Ayo kita harus terus berlari, aku juga tidak mau mati di tangan perempuan itu," perempuan yang di maksud oleh Kevin adalah Dinda.
Saat keduanya ingin berlari, tiba-tiba hantu Dinda muncul tepat di depan mereka, kedua Anak manusia itu sangat terkejut dan mundur sedikit demi sedikit.
Dinda terus maju ke depan Kevin yang memundurkan langkahnya pelan. Dinda mengangkat tangannya ke depan Kevin, Dinda ingin mencekik Kevin sampai mati.
"Jangan, jangan bunuh aku, aku minta maaf, aku mohon jangan bunuh aku!" mohon Kevin sembari memundurkan langkahnya.
Sedangkan Della sudah histeris, namun dia tidak hilang kesadaran, walau sangat takut dia tetap mencari celah untuk kabur dari Dinda.
Saat melihat Dinda sedang fokus pada Kevin, disitulah Dinda memanfaatkan kesempatan untuk kabur menyusuri hutan yang begitu lebat di dalam gelap yang begitu pekat.
Della berlari sejauh mungkin mencari jalan untuk keluar dari hutan itu. Sedangkan Dinda terus berjalan mengimbangi langkah Kevin yang memundurkan langkahnya.
"Hihihi, kenapa apa kamu takut?" tanya Dinda dengan wajah yang sangat menyeramkan di mata Kevin.
"Kenapa kamu ingin membunuh ku?" tanya Kevin dengan nada takutnya.
"hahaha, hihihi, kamu sudah mencemari desa ini, kamu ingin berbuat zina dengan perempuan yang tidak tau diri itu, kamu harus mati." Dinda terus melangkah untuk mencekik Kevin.
"Aku mohon jangan bunuh aku!" mohon Kevin meminta belas kasihan. Namun Dinda tidak peduli dengan permohonan Kevin, sedikit pun tidak ada rasa iba pada pemuda itu.
"Kamu tau kenapa aku jadi seperti ini? Aku yang sudah di perkosa oleh ayah mu dan temannya, aku di perkosa secara bersamaan dan membuat aku ke guguran, tapi tidak sampai hanya di situ, Ayah mu dan teman-teman nya juga membunuhku tanpa belas kasihan." ucap Dinda.
Kevin terkejut mendengar penuturan Dinda, dia tidak tau kelakuan Ayahnya di luar, karena dia tidak menyangka Ayah nya akan berbuat sekeji itu.
"Maaf, aku tidak tau semua itu, dan itu bukan salah ku." Tandas Kevin.
"Tidak ada maaf untuknya, semua kelurganya harus mati." Ujar Dinda pada Kevin.
Dinda segera mendekati Kevin dengan tangannya yang sudah terangkat hendak mencekik Kevin.
Kevin terus saja mundur sembari memohon agar Dinda mau mengampuninya.
Langkah Kevin terus mundur sehingga tanpa di sangka langkah kakinya terpeleset karena di belakang nya ada jurang yang paling dalam. Tubuh Kevin terjatuh dan berguling-guling masuk kedalam jurang yang sangat terjal itu.
"Aw...awwwwwwwwww." Terdengar jeritan terakhir Kevin saat tubuhnya berguling dan terjatuh. Sedangkan tertawa senang, dia puas karena sudah menghabisi Anak dari salah satu orang yang sudah membuat dirinya meninggal.
Tubuh Kevin tidak bisa terlihat lagi karena jurangnya begitu dalam. Dinda menoleh sembari tertawa, dia baru menyadari kalau perempuan yang bersama Kevin sudah tidak ada lagi di sana.
Dinda juga menghilangkan dirinya dari tempat itu. Sedangkan di sisi lain masih di dalam hutan belantara itu seorang gadis tergopoh-gopoh berlari di dalam hutan belantara. Nafas gadis itu sudah ngos-ngosan karena kelelahan dan juga ketakutan.
Air mata gadis itu terus saja jatuh di kedua pipinya, Entah berapa lama gadis yang bernama Della itu berlari dan menangis.
Namun tubuhnya yang gemetar tetap saja membuatnya berlari menyusuri hutan yang sangat lebat itu.
" Mama, Papa tolong aku, Aku ketakutan, aku tersesat di hutan, aku takut Ma, tolong aku," mulut Della terus berceloteh meminta pertolongan dari orang tua nya.
Della terus menyusuri hutan mencari jalan keluar walaupun tubuhnya sudah sangat kelelahan. Langkah Della terhenti tiba-tiba tanpa sengaja dia melihat dan mendengar suara ranting bergerak-gerak seperti ada sesuatu di sana.
Tubuh Della semakin gemetar, namun dia masih bisa berjalan pelan agar gerakannya tidak terdengar oleh sesuatu yang ada di dalam hutan itu.
Della mendekati pohon besar dan bersembunyi di balik pohon itu, Della mengintip ranting yang bergerak itu dengan bersandar di pohon besar.
Ranting-ranting yang bergerak itu semakin jelas terlihat Karen cahaya bulan purnama, sesaat kemudian keluarlah beberapa rusa dari balik semak yang tadi bergerak.
Della melihat itu hanya sekelompok rusa, dia merasa lega karena apa yang di pikirannya salah. Della meletakkan tangannya di dada untuk menetralkan jantungnya yang sejak tadi sudah berdetak dengan begitu cepat.
Della merasa dirinya sudah aman, Della bersandar sambil duduk di antara akar pohon yang begitu besar untuk mengusir rasa lelahnya yang sudah dari tadi berlari.
"Aku tidak tau harus keluar kemana, lebih baik aku istirahat sebentar." Gumamnya sembari bersandar di pohon itu.
Namun apa yang di harapkan Della tidak terjadi karena dia tidak sengaja melihat ke atas pohon itu. Della semakin ketakutan lagi tubuhnya kembali gemetar, jantungnya berdetak dengan begitu cepat melebihi yang tadi.
Mata merah di atas pohon itu terus menatap ke arahnya. Della menjerit ketakutan dan akhirnya dia pingsan di bawah pohon itu.
Mata merah yang di takuti Della ternyata hanyalah seekor musang yang sedang beristirahat di atas pohon itu.
Namun dalam hutan yang sangat lebat ini tentu saja Della tidak akan menyangka kalau itu hanyalah seekor musang, apa lagi Della baru saja di kejar oleh hantu Dinda.
Di kemah sekelompok pemuda yang masih memainkan gitar di depan api unggun baru menyadari kalau Kevin belum kembali sudah tengah malam bahkan sudah hampir pagi.
Ketiga pemuda itu langsung menghentikan permainan gitarnya dan saling pandang kepada temannya.
"Kevin kok belum kembali? Dia pergi sudah sangat lama." ujar salah satu pemuda yang bernama Marvin kepada sahabatnya.
"Mungkin dia sudah tidur." Sahut Leo yang mengira kalau Kevin sudah di dalam kemah dan sudah bobok manis di sana.
Bersambung.
"Maaf ya sobat sudah lama pending karena kondisiku yang tidak sehat. Tapi aku akan meneruskan cerita ini hingga tamat, namun untuk saat ini aku belum sehat betul, tapi aku akan berusaha menulis, semoga kalian terhibur dengan tulisan receh ku ini.
Terimakasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
Menteng Jaya
aduuh lg seru" nya malah berhenti gimn sih
2024-12-27
1
Eny Hidayati
pendosa itu ternyata ayah Kevin ...
2025-01-02
0
El Vita
ok.. mksh ntor
2025-02-14
1