Pak RT menjadi risau dan bingung.
"Apa mungkin yang kedua gadis itu katakan adalah Dinda, dan sekarang Dinda sudah menjadi hantu?" tanya Pak RT berbisik di telinga Bu Ani.
"Entah lah." timpal Bu Ani yang sepertinya sangat ketakutan. Bu Ani sudah satu tahun bekerja membersihkan rumah namun dia tidak melihat apa-apa di dalam rumah tersebut.
" Ya sudah,sekarang ayo kita pergi, kita harus mencari kedua teman kalian lagi!" ajak Pak RT pada muda mudi di depannya. Marvin dan temannya segera mengejar, langkah Pak RT agar seimbang.
Semuanya sekarang keluar dari halaman rumah itu, Pak RT segera melakukan pencarian dua orang yang hilang.
Kini semua berjalan menuju kemah, sedangkan Bu Ani masuk kedalam rumah lagi dengan sedikit takut-takut. Bu Ani memandang foto Dinda dengan pikiran dan perasaan campur aduk.
"Nak Dinda, kamu sangat cantik dan baik, tapi sayang nasib kamu sangat malang karena kekejaman laki-laki bajingan yang tidak punya hati."Bu Ani berbicara dengan foto Dinda yang terpajang di dinding.
Air mata Bu Ani runtuh seketika apa lagi saat mengingat kejadian tadi malam saat mendengar cerita dari Nabila dan Sinta.
"Nak apakah kamu tidak tenang di sana, apakah kamu gentayangan, atau kamu mau balas dendam?" Bu Ani terus bergumam seolah dia sedang berbicara langsung pada Dinda padahal di depannya hanya foto Dinda.
Setelah lama menatap foto Dinda, Bu Ani mengusap air matanya, dia tidak mau berlama-lama hanyut dalam kesedihan, Bu Ani langsung mengalihkan kesedihannya dengan bekerja.
Sementara di dalam hutan belantara yang sangat lebat, seorang gadis terbangun dari pingsannya yang begitu lama. Gadis yang bernama Dilla itu terbangun seperti orang yang hilang ingatan, dia termangu bingung.
"Apa aku sudah mati?" tanyanya pada diri sendiri, mata Dilla celingukan melihat kesana kesini, namun yang nampak di setiap penglihatan matanya hanyalah hutan dengan pohon besar dan kecil.
Dilla menampar dan mencubit dirinya sendiri, namun terasa sakit. "aduh sakit, berarti aku masih hidup." ucapnya sendiri. Seketika bayang tadi malam muncul di ingatannya.
Dia ingat saat dia bersama Kevin dan bertemu dengan gadis cantik dan akhirnya menjadi hantu, dia juga ingat kalau dia berlari saat Kevin di serang sehingga dirinya sampai disini dan pingsan saat melihat mata merah di atas pohon.
Dilla mendongak ke atas pohon mamastikan kalau mata merah tadi malam sudah tidak ada lagi. Dilla ingat kalau Kevin semalam tidak baik-baik saja.
"Kevin apa kamu masih hidup?" gumamnya bertanya dalam hatinya. Dilla tidak mau terlalu memikirkan Kevin lagi, dia harus mencari cara supaya dirinya bisa keluar dari hutan lebat yang membuat dirinya hampir mati.
Dilla merogoh sakunya hendak mengambil ponsel, namun sakunya sudah kosong tidak ada lagi ponsel di sakunya.
"Sial, ponselku juga sudah hilang." gumamnya lagi.
Dilla menarik nafas pasrah, dia mulai melangkahkan kakinya melewati hutan demi hutan ranting demi ranting yang menghadangnya, gadis yang biasanya tampil seksi, bersih, dan glamor itu namun kini nampak sudah seperti orang gila.
Pakaian sexi yang dia pakai sudah banyak sobekan karena terkena ranting, rambut yang terawat kini sudah menjadi seperti balon yang ingin terbang ke udara, dan kulit juga penuh darah dan goresan akibat terkena ranting.
Dilla terus membawa langkahnya sembari mata melirik sana sini, hatinya tetap waspada pada binatang liar yang dia pikir akan muncul dalam tiba-tiba.
Benar saja baru berjalan beberapa meter seekor ular besar sudah menghadangnya, Dilla terperanjat kaget, dengan spontan langkah kakinya terhenti saking takutnya dia.
"Ma, Pa, tolong aku, Dilla takut, Dilla janji tidak akan mengulangi perbuatan keji lagi." Dilla jadi teringat tentang perbuatannya yang ingin merebut Kevin dari temannya yaitu Nabila.
Dilla jadi menyesal telah mengkhianati Nabila, seandainya dia tidak berniat melakukan perbuatan keji bersama Kevin dia pasti masih di kemah tidak akan mengalami seperti ini.
"Seandainya aku tidak pergi dengan Kevin pasti aku tidak akan berada disini." Gumamnya dalam hati menyesali kebodohannya.
Dilla menyesali semua yang terjadi, dia berniat kalau bisa keluar dari hutan ini dia ingin meminta maaf sama Nabila, ingin menjadi wanita baik-baik.
Dilla memohon pada Tuhan meminta dirinya bisa segera keluar dari hutan ini atau ada seseorang yang akan menolongnya. Dilla membuka matanya dan melihat ular itu sudah tidak ada lagi.
"Terimakasih ya Allah sudah mengabulkan doa ku," Dilla mengira kalau do'anya sudah di jawab oleh Allah dan tidak henti-hentinya Dilla berucap syukur walau dia belum tau apa dia masih bisa keluar atau tidak dari hutan ini.
Sementara di sisi lain di kemah semua orang termasuk Pak RT dan beberapa warga lainnya terus berjalan mencari Kevin dan dilla. Tidak lama mereka berjalan Leo melihat ponsel tergeletak di rumput dekat batu besar.
Leo segera mengambil ponsel itu dan di ikuti oleh yang lainnya.
"Marvin, coba lihat, ini ponsel Dilla." ucap Leo menyodorkan ponsel itu pada Marvin.
Marvin langsung meraih ponsel itu dan mengecek ternyata benar ponsel yang itu adalah ponsel milik Dilla. Seketika semua berkumpul dan saling berkompromi tentang ponsel Dilla yang di temukan oleh Leo tadi.
"Berarti Dilla pernah di sini." ujar Marvin dan diangguki oleh semua, tidak jauh dari tempat itu seorang warga membawa tali pinggang.
"Aku menemukan tali pinggang ini, apa kalian tau ini milik siapa?" tanya seorang warga menunjukkan tali pinggang pada Marvin, Leo, dan Dita.
Dita langsung membuka suara.
"Ini milik Kevin." Dita tau pasti kalau tali pinggang itu milik Kevin.
"Bagai mana kamu tau itu milik Kevin?" tanya Marvin pada Dita. Marvin ingin benar-benar memastikan kalau itu milik Kevin.
"Aku pernah melihatnya." jawab Dita meyakinkan semua orang yang berada disana. Kemudian semua yang ada disini saling menatap entah apa yang sedang di pikirkan oleh semua orang.
Setelah hening sesaat karena sibuk dengan pikiran masing-masing, Marvin mulai membuka suara.
"Kalau feeling ku terjadi sesuatu pada mereka, dan lihat rumput itu seperti sudah di injak, itu berarti mereka pergi kesana." tunjuk Kevin pada rumput yang rebah karena pijakan.
Semua orang membenarkan ucapan Marvin dan semua saat ini pergi mengikuti jejak kaki Kevin dan Dilla di rumput yang di pijaknya.
Dilla saat ini sudah duduk di bawah pohon besar, dia sudah di Landa kehausan dan kelaparan. Tenggorokan Dilla sudah mulai kering dan perut pun sudah mulai keroncongan.
Dilla melirik sana sini tanpa sengaja matanya menatap pohon pisang yang buahnya sudah matang.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
Zuhril Witanto
moga dengan kamu bertobat bisa selamat
2024-12-30
1
Eny Hidayati
jangan berbuat dosa terlebih tempat yg mistis ... dan sebaiknya jangan berbuat tidak baik ...
2025-01-02
1
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝑫𝒆𝒍𝒍𝒂 𝒂𝒕𝒂𝒖 𝑫𝒊𝒍𝒂 𝒔𝒊𝒉 𝒕𝒉𝒐𝒓 𝒏𝒂𝒎𝒂𝒏𝒚𝒂 🤔🤔
2024-10-10
1