Episode 2.Perasaan Ardi

Plak...terdengar tamparan yang begitu keras di pipi manis Dinda, seketika pipi nya memanas.

"Kurang ajar, berani kamu menggigit bibirku." Reno murka karena bibirnya di gigit oleh Dinda.

"Pergi, pergi kalian, jangan ganggu aku!" Dinda saat ini sudah di landa ketakutan, walau pun tampar yang begitu keras hingga membuat dia terhuyung, Dinda sudah tidak peduli.

Dinda benar-benar takut, dia takut kalau ketiga orang yang nampak asing baginya, akan berbuat jahat pada saat rinya.

"Hei, tidak usah takut, kami hanya ingin bersenang-senang aja dengan mu, kami tidak akan menyakiti mu, jika kamu mau melayani kami." Ujar Doni tertawa seolah ini lucu baginya.

Padahal Dinda sudah sangat ketakutan, tanpa menunggu lebih lama lagi, Reno langsung merobek baju yang di pakai oleh Dinda.

Kedua tangan Dinda sudah tidak bisa di gerakkan lagi, karena kedua tangannya sudah di pegang oleh Doni dan Dedi.

Reno langsung merobek baju Dinda hingga tubuh Dinda ter pang-pang jelas, tubuh putih bersih itu yang selalu Dinda jaga hanya untuk orang yang di cintainya yaitu suaminya, kini tubuh itu sudah di nikmati oleh tiga orang asing yang tidak dia kenal sama sekali.

Kini tubuh Dinda hanya tersisa penutup gunung kembar yang berbentuk kaca mata saja.

Dinda berteriak meminta tolong, namun sayang di lokasi rumah Dinda sangat jarang sekali ada orang lewat, Dinda terus meronta dan menangis sembari berteriak meminta tolong.

"Mas, mas Ardi tolong aku, tolong aku mas, pergi kalian!" titah Dinda pada ketiga orang yang tidak dia kenal itu.

Reno langsung membekap mulut Dinda,dan Reno juga mengikat kedua tangan Dinda kebelakang, Dinda hanya bisa menangis meronta, walau pun dia tau orang lain atau suaminya tidak bisa mendengarnya karena mulutnya yang sudah di bekap dengan bra miliknya sendiri.

Setelah tangan Dinda di ikat dan tubuhnya di bentangkan di meja makan, Reno langsung bermain di gunung kembar Dinda yang sangat montok dan menggoda.

"Hei, apa kalian tidak mau mencoba,ini sangat nikmat?" tanya Reno pada Doni dan Dedi.

Doni dan Dedi yang tadi hanya memegang kedua kaki Dinda,mereka langsung melepaskan pegangannya karena mendapat pertanyaan dari Reno begitu.

Mereka berdua langsung meremas kasar gunung kembar Dinda hingga membuat Dinda menjerit kesakitan, namun jeritan Dinda tidak terdengar oleh mereka karena mulutnya yang sudah di bekap, jadi Dinda hanya mampu mengeluarkan air matanya saja.

Reno yang melihat kedua temannya begitu agresif, dia tertawa sembari merobek kain berbentuk segi tiga yang membungkus mahkota Dinda.

Reno dengan tidak sabar dia langsung mengeluarkan benda pusakanya yang begitu keras, dia langsung menancapkan pusakanya itu ke mahkota Dinda.

Kemudian Reno tarik ulur pusakanya itu dengan sangat kasar dan cepat, Dinda yang mulutnya ter bekap hanya mampu mengeluarkan air matanya sembari menahan sakit.

Setelah beberapa menit Reno menyuruh kedua temannya untuk menggantikannya sementara, Doni dan Dedi langsung menggantikan Reno,melalui belakang dan depan sekaligus.

Dinda sangat kesakitan, dia sudah mulai lemas, namun ketiga orang itu tidak peduli, mereka terus menikmati kenikmatan tubuh Dinda secara bergantian.

Mereka melakukannya dengan begitu kasar, Dinda tidak bisa lagi menahan kesakitan di bagian sensitifnya dan juga di perutnya.

Ketiga orang itu terus melakukannya dengan berganti-ganti posisi, hingga beberapa menit kemudian ketiganya mengeluarkan lahar panas ke area sensitif Dinda.

Dinda sudah sangat lemas dan tidak bertenaga lagi, dia sudah tidak bisa untuk berdiri, perut yang sudah sangat sakit dan area sensitifnya yang sakit juga mengeluarkan darah segar.

Reno melepaskan kain yang membekap mulut Dinda, namun Dinda sudah tidak mampu berteriak lagi, jangankan berteriak bersuara pelan saja sudah tidak mampu.

Dinda sudah terlentang di lantai,tangan nya sudah di lepas, ketiga orang itu kemudian mengencingi Dinda yang sudah tidak bisa bergerak, ketiganya tertawa puas.

"Hei lihat, ada darah, apa dia keguguran?" tanya Doni.

"Bodoh, itu darah karena kemaluannya koyak oleh kita, itu tandanya kita masih perkasa." sahut Reno tanpa ada rasa bersalah.

Kalau Dinda jangan di tanya lagi, perempuan itu sungguh sangat kesakitan, dia ketiga orang itu seperti bukan manusia, tidak ada sedikitpun rasa kasihan pada mereka bertiga.

"Sekarang bagai mana, kita apakan dia?" tanya Dedi yang merasa tidak pantas tubuh Dinda di biarkan begitu saja.

Dedi bukan kasihan, dia hanya takut kalau nanti Dinda melaporkan perbuatan mereka pada polisi, jadi otomatis ketiganya akan meringkuk di dalam penjara.

"Sudah biarkan saja, yang penting kita sudah puas menikmati wanita cantik dan mulus ini. "timpal Doni. Sedangkan Reno hanya mengangguk mengiyakan perkataan Doni.

Ketika mereka hendak pergi, Adinda yang sudah sangat lemas dan menahan sakit, dia mencoba beringsut, dan meraih pisau dapur, Dinda hendak menusuk Reno, namun sayang niat Dinda di ketahui oleh Doni.

"Reno awas!" Doni berteriak menyuruh temannya. Reno langsung berbalik dan mengelak hingga Dinda hanya menusuk angin saja.

Reno yang sudah marah, dia langsung mengambil pisau itu, dan tanpa rasa kasihan langsung menusuk perut Dinda yang sudah tengkurap di lantai.

Reno bukan hanya menusuk Dinda sekali, tapi dia melakukannya hingga beberapa kali, Reno juga memotong puncak bukit gunung kembar Dinda.

Dinda sudah tidak bernyawa, wanita malang itu tewas di tangan Reno, Doni dan Dedi.

Setelah memastikan Adinda sudah mati, ketiganya tertawa dan langsung pergi dari rumah itu agar tidak di ketahui oleh orang.

Sedangkan tubuh Dinda yang sudah tidak bernyawa mereka biarkan begitu saja. Ketiganya tanpa ada niat untuk menutup tubuh malang yang sudah mereka nikmati bergiliran.

sedangkan Ardi yang masih berada di kebun, dia merasa kalau perasaannya tidak enak, dia gelisah, namun dia tidak tau kalau istrinya sudah meninggal karena kebiadaban tiga orang yang sudah tidak pantas di sebut manusia.

" Kenapa perasaan ku tidak enak, apa terjadi sesuatu sama Dinda?" tanya Ardi pada dirinya sendiri. Ardi sejak tadi sudah tidak melakukan pekerjaannya, karena perasaan nya sudah tidak enak.

Ardi dan Dinda seperti punya ikatan batin, tanpa berpikir panjang lagi, Ardi langsung mengambil motor bututnya, dia segera pulang.

Reno, Doni dan Dedi, ketiganya sudah pulang, mereka tidak melanjutkan buruannya lagi, niatnya datang kesini untuk berburu binatang, tapi yang namanya rezeki tidak akan kemana.

Ketiganya sangat puas memburu seorang wanita cantik yang sedang mengandung, ketiga nya pulang ke kota dengan hati yang bahagia. Bagai mana tidak bahagia, buruan mereka sangat cantik, seksi, dan juga sangat montok.

Sampai di halaman rumah, Ardi langsung memarkirkan motornya, dia langsung mendekati pintu yang terbuka.

Namun saat dia masuk kedalam...

Bersambung.

Terpopuler

Comments

N~R

N~R

sadis banget sih Thor😭😭g kebayang

2025-01-21

1

Ruby Jane

Ruby Jane

bener2 iblis!!

2024-12-08

1

Al Fatih

Al Fatih

Astaghfirullah...,, manusia berhati iblis bukan hanya ad d dunia halu,, d dunia nyata sj saat ini,, sungguh miris...., pasti nya para emak2 pernah dengar kasus perkosaan Yuyun,, bahkan yg terbaru kmrn kisah gadis penjual gorengan 😭😭😭

2024-10-13

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!