Episode 9. Bahagia Andini

Ardi melihat ke sampingnya yaitu ke Andini, namun gadis itu pura-pura tidak tau apa-apa, Andini malah memalingkan wajahnya seolah dia tidak mendengar perkataan kedua orang tuanya tadi. Andini pura-pura memainkan benda pipih yang ada di tangannya.

Andini sangat senang dan bahagia setelah mendengar kalau Papa dan Mamanya menyuruh Ardi menikahinya, itu artinya dia tidak harus mengungkapkan perasaannya karena sudah di wakili oleh Papa dan Mamanya.

"Makasih Ma, Pa, kalian seperti peramal tau aja apa yang ada di dalam pikiran ku." Ucap Andini namun itu hanya di ucapkan dalam hatinya saja.

"Tapi Pa," Ardi hendak menyangkal dengan perkataan kedua mertuanya, namun Pak Bima segera menimpali agar Ardi tidak bisa mengelak lagi.

"Kamu bisa memikirkannya lebih dulu!" timpal Pak Bima sukses membuat Bima terdiam.

"Gimana Nak, apa kamu mu meneruskan peran Kakak mu pada Nak Ardi?" tanya Mama Lisa pada Andini yang sedang asyik memainkan benda pipih di tangannya.

Dini yang mendapatkan pertanyaan dari Mamanya langsung gelagapan, dia tidak tau harus menjawab apa, tidak mungkin 'kan kalau dia langsung menjawab mau, malu dong, dini masih sibuk dengan pemikirannya. Gadis itu terus saja mencari jawaban yang tepat pada Mamanya.

Ardi menoleh kesamping dimana Andini berada, Pak Bima juga menatap Putrinya menunggu jawaban dari Dini.

Karena tidak mendapatkan jawaban Mama Lisa bertanya lagi pada Putrinya itu.

"Gimana Dini?" tanya Mama Lisa lagi.

"Aku...Aku terserah Mama dan Papa, dan kalau Kak Ardi tidak keberatan, dan ini juga demi Kakak ku yang tercinta." jawab gadis itu pura-pura pasrah aja dengan ke adaan padahal dalam hatinya bersorak senang.

"Nah, kamu dengar sendiri 'kan apa kata Andini? Andini tidak keberatan menjadi istrimu, jadi kamu pikir lah dulu!" titah Pak Bima membuat Ardi mengangguk.

Setelah selesai mengobrol Ardi dan Dini pamit pada kedua paruh baya itu, keduanya berjalan keluar dan memasuki mobil masing-masing untuk ke tempat kerja.

"Pa, apa Papa melihat raut wajah Ardi tadi, sepertinya dia keberatan, tapi setelah kita mengatakan menikah dengan Andini dia merubah raut wajahnya lagi." ucap Mama Lisa pada suaminya.

Pak Bima menarik nafas panjang dan kemudian menghembuskan nya pelan.

"Biarkan dia berfikir dulu Ma, Ardi itu sangat mencintai Putri kita yang telah tiada"! ucap Pak Bima.

"Ya." Jawab Mama Lisa.

Kemudian Pak Bima pergi pada aktivitasnya. Mama Lisa keluar rumah dan pergi ke salonnya.

Waktu terus berjalan,jam juga telah berganti, mata hari sudah menenggelamkan dirinya di ufuk barat. Setelah makan malam semua kembali pada peraduannya masing-masing.

Ardi yang begitu lelah dengan pekerjaannya di restoran tadi membuat matanya cepat terpejam. Ardi terus memikirkan perkataan kedua mertuanya tadi pagi. Mungkinkah dia akan menikah lagi, tapi bagai mana dengan istrinya yang telah tiada, Dia begitu mencintai istrinya itu dan sudah berjanji tidak akan menikah lagi selain dengan istrinya itu.

"Sayang," panggil Ardi saat melihat Dinda duduk tepat di sebelahnya dan sedang mengusap rambutnya.

"Mas, aku lihat kamu sedang berfikiran, apa yang sedang kamu pikirkan?" tanya Dinda pad Ardi.

Ardi hanya diam, dia tidak menjawab pertanyaan Dinda. Melihat Ardi hanya diam, Dinda meneruskan perkataannya.

"Mas, itu tidak usah di pikirkan, benar kata Mama dan Papa, menikahlah dengan adik ku! dia akan mengurus mas, aku percaya kamu bersama nya akan bahagia!" titah Dinda pada Ardi.

"Tapi..." Ardi tidak bisa melanjutkan kata-katanya karena telunjuk jari Dinda sudah berada di bibirnya.

"Andini gadis yang baik, dia juga penyayang sama seperti ku, kamu juga akan menemukan sosok diriku padanya karena kami saudara dan sifat kami hampir sama." Seru Dinda.

Ardi hanya diam mendengar pernyataan istrinya.

Percaya lah aku akan tenang di sana jika kamu melanjutkan hidup dengan adikku, maafkan aku yang sudah tidak bisa menemani mu lagi. turuti lah saran orang tua ku!" lanjut Dinda lagi.

 Setelah mengatakan itu Dinda menghilang begitu saja. Ardi berteriak-teriak memanggil istrinya itu. Ardi tersentak dari mimpinya.

"Ternyata hanya mimpi." gumamnya kemudian bangkit dan mengambil air untuk di minum karena tenggorokannya sudah kering.

Ardi sudah tidak bisa memejamkan matanya lagi, dia terus berpikir tentang perkataan mertuanya dan juga tadi Dinda datang ke mimpinya. Dinda juga menyuruhnya menikah dengan Andini, berarti Dinda setuju kalau dia menikah dengan Andini.

Namun yang menjadi pikirannya bagai mana kalau dia tidak bisa membuat Andini bahagia dan apakah Andini mau hidup dengannya.

Ardi percaya kalau turun ranjang tidak mudah bagi Andini adiknya Dinda. Mengingat Andini adalah wanita karir bahkan bersekolah di luar Negeri.

Ardi bingung harus bagai mana, Dinda juga tidak keberatan jika dia menikah dengan Andini, mertuanya juga sama.

Ardi pasrah apa yang terjadi kedepannya, jika memang Andini setuju menikah dengannya Ardi berjanji dalam hatinya akan menjaga istrinya lebih baik lagi.

Jika Ardi di kamar susah tidur karena memikirkan sesuatu, maka lain halnya di kamar yang bernuansa putih campur pink. Di kamar itu seorang gadis juga susah memejamkan mata nya karena memikirkan kata-kata kedua orang tuanya tadi.

"Benarkah apa yang aku dengar tadi? ya Allah betapa bahagia aku, aku sangat senang karena yang ku idamkan dari dulu sudah tercapai, Kak maafkan Dini, aku tidak bermaksud merebut, aku hanya ingin menurunkan apa yang sudah Kakak mulai, izinkan aku bersama Kak Ardi." begitulah suara hati Andini saat tau Ardi di suruh menikahinya.

Andi sebenarnya sudah jatuh cinta pada Ardi saat masih SMA, waktu itu dia sering ke restoran Papanya hanya ingin melihat wajah Ardi, perasaan suka sudah di pendam Andini selama itu.

Andini tidak mungkin mengutarakan perasaannya pada Ardi karena waktu itu dia masih labil, masih SMA. Andini hanya bisa mengagumi Ardi dari hati saja dan Ardi pun tidak tau perasaan Andini hingga saat ini.

Andini melanjutkan sekolah ke luar Negeri, karena tidak mau ketahuan oleh Dinda kalau dia mengagumi Ardi yang saat itu sudah menjadi suami Kakaknya.

Sebenarnya Andini lah yang pertama kali mencintai Ardi, karena waktu itu Dinda masih di luar kota melanjutkan kuliah.

Setelah Dinda pulang Dinda lah yang memenangkan hati Ardi karena Dinda sudah cukup umur. Akhirnya Andini merelakan semua karena dia tidak mau menjadi perusak kebahagian Kakaknya.

Sekarang Dinda sudah tiada jadi tidak ada salahnya Andini mengulang apa yang telah dia pendam selama ini.

Andini senyum-senyum sendiri membayangkan kalau dia akan menikah dengan Ardi Yang pernah menjadi Kakak ipar yang pernah di idamkan nya.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Eny Hidayati

Eny Hidayati

cinta Andini yang tersimpan rapi di sanubari...

2025-01-02

0

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

𝒋𝒅 𝑨𝒏𝒅𝒊𝒏𝒊 𝒅𝒂𝒉 𝒄𝒊𝒏𝒕𝒂 𝒅𝒖𝒍𝒖𝒂𝒏 𝒔𝒂𝒎𝒂 𝑨𝒓𝒅𝒊 😏😏

2024-10-10

2

Reogkhentir

Reogkhentir

Witing tresno jalaran songko kulino

Jangan menyerah tetap semangat untuk selalu berkarya

2024-06-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!