18

Besok malam nya.

Soraya menatap nanar dirinya di depan cermin, Gaun cantik serta riasan cantik yang ia kenakan tak mampu menutupi kegelisahan yang tengah melanda hatinya.

Dimana malam ini dia akan menyaksikan pertunangan antara suaminya dengan wanita lain.

Evan yang baru saja masuk ke kamar,segera menghampiri istrinya . Ia rangkul pinggang sang istri dari belakang dan ia jatuhkan beberapa kecupan pada leher istrinya.

" Kau sangat cantik,Honey." puji Evan pada istrinya.

Merasa jika istrinya diam saja,Evan pun mendongak kan wajahnya ke arah depan untuk melihat wajah sang istri dari pantulan cermin.

Terlihat jelas dari kedua bola mata Soraya jika wanita itu tangah memikirkan sesuatu,dan Evan jelas tau apa yang di pikirkan istrinya.

" Honey. Kau percaya padaku?." tanya Evan dengan lembut.

" Aku percaya." jawab Soraya.

" Honey. Semua akan baik-baik saja, percayalah padaku. Lagian kita berdua datang ke sana hanya sebagai tamu Honey." ucap Evan.

" Tapi sayang, itu kan acara..."

" Ssstttt....aku paham kekhawatiran mu,tapi itu semua tidak akan terjadi." ucap Evan meyakinkan istrinya.

" Aku takut. sangat takut kehilangan kamu sayang." ucap Soraya .

" Aku juga begitu." ucap Evan yang kembali memeluk istrinya.

Evan dan Soraya berangkat bersama Nic,selama berada di perjalanan Soraya tidak henti-hentinya merasa gelisah dan khawatir. Berbeda dengan Nic dan Evan yang terlihat sangat santai.

Evan tersenyum kecil melihat kegelisahan istrinya,Evan juga merasa bahagia sekali karena sang istri ternyata begitu takut kehilangan nya.

Ia genggam tangan sang istri yang terasa begitu dingin.

" Ingat apa kata ku,Honey " ucap Evan.

Soraya mengangguk,dia menarik nafasnya beberapa kali dan berusaha tenang meskipun hatinya tetap merasa tidak siap.

Tak butuh waktu lama,mereka bertiga kini sudah sampai di tempat acara tersebut akan berlangsung.

Begitu banyak tamu dan awak media yang datang,Evan sampai tidak habis pikir dengan kakek nya yang mengadakan acara besar-besaran seperti ini.

Evan turun terlebih dahulu dan mengulurkan tangan nya untuk membantu sang istri turun dari mobil.

Kedatangan Evan tentu langsung menjadi sorotan,sosok nya yang sebagai pebisnis terkenal dan sebagai cucu dari Tuan Adiwarna ya tentu saja membuat orang-orang penasaran akan dirinya.

Namun yang mengejutkan bagi orang-orang adalah kemunculan Soraya yang berjalan di sebelah Evan, apalagi Evan merangkul pinggang Soraya dengan begitu mesra.

" bukankah Tuan Evander akan bertunangan?, Lalu siapa wanita di sebelahnya itu."

" iya ya, tapi wanita itu sangat cantik, serasi sekali dengan tuan Evander."

Begitulah beberapa ucapan bisik-bisik dari orang-orang yang melihat Evan dan Soraya.

Soraya merasa malu karena menjadi pusat perhatian, sedangkan Evan merasa biasa saja dan dengan Santai masuk ke dalam gedung tempat Acara.

Acara di dalam ternyata sudah di mulai 10 menit yang lalu, kakek bahkan sudah memberikan sambutan dan sapaan pada para undangan yang hadir untuk mengulur waktu.

Baik kakek dan pihak perempuan yang akan bertunangan dengan Evan menunggu dengan gelisah.

Lalu seseorang tiba-tiba menghampiri kakek dan memberitahukan jika Evan sudah datang.

Alangkah bahagianya kakek dan pihak perempuan itu, namun raut bahagia mereka hilang seketika karena melihat Evan yang memasuki ruangan bersama dengan Soraya.

Evan berjalan dengan tenang bersama Soraya dan berhenti tepat didepan kakek.

" Selamat malam,mohon maaf jika kami terlambat." ucap Evan .

" Selamat malam juga nak Evan,bisakah acara pertunangan nya langsung dilakukan saja nak." ucap Ayah dari pihak perempuan.

Evan melirik sekilas gadis yang di pilih kakek nya, jelas masih jauh lebih cantik Istrinya kemana-mana.

" Maaf paman. tapi aku datang ke sini bukan untuk bertunangan." ucap Evan.

" apa yang kau bicarakan nak, ini adalah acara pertunangan mu dengan putriku. Bagaimana bisa kau mengatakan seperti itu. Tuan Adiwarna bagaimana ini..?" Tanya ayah si pihak perempuan.

" Tenanglah Sugeng ,pertunangan nya akan tetap dilakukan, Evan. Apa yang barusan kau katakan, kau ingin membuat kakek mu ini malu di depan semua tamu undangan." ucap kakek yang memarahi Evan.

" sepertinya bukan saya yang akan malu,tapi..." Seketika Evan bertepuk tangan dua kali sambil memasang wajah datarnya.

Itu adalah sebuah kode kepada orang suruhan nya untuk segera menampilkan sesuatu hal agar dapat dilihat oleh semua orang.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!