Di layar putih besar Sebuah tayangan vidio ditampilkan, dimana ada seorang wanita yang sedang bermesraan dengan seorang pria di dalam sebuah kamar hotel,dan lalu ada sebuah percakapan di dalam sana .
" Sayang aku hamil." Ucap si wanita.
" Apa, bagaimana bisa?. Aku kan sudah menyuruhmu menggunakan pil kontrasepsi setiap kita berhubungan." Ucap si pria yang terkejut.
" Aku juga nggak tau sayang..." Ucap si wanita dengan frustasi.
" Tapi kamu akan tanggung jawab kan sayang?." Tanya si wanita lagi dengan berharap
" Sorry Nin,aku nggak bisa. Aku nggak siap jadi ayah,jadi lebih baik kamu gugurin aja anak itu. Kalo nggak,mungkin lebih baik kita putus aja." Ucap si pria dengan kejam nya, dan setelah itu pergi begitu saja meninggalkan Si wanita yang sedang menangis tersedu-sedu.
Setelah itu tayangan pun berganti,namun kali ini hanya menampilkan sebuah foto-foto yang di gabungkan dengan sebuah rekaman suara.
Di selide satu menampilkan Foto ayah si pihak wanita yang sedang asik berjudi dan yang seterusnya menampilkan bukti-bukti kecurangan yang telah dilakukan ayah si pihak wanita pada perusahaan kakek Adiwarna.
" Tentu saja Minggu depan aku akan bertaruh lagi, uangnya?...tenang saja, aku tidak kekurangan uang sekarang karena Tuan Adiwarna itu sudah sangat percaya padaku,apalagi ketika aku mengusulkan untuk menjodohkan putriku Nindy dengan Cucunya itu. Dia terlihat begitu senang,dengan begitu aku juga bisa lebih mudah mengeruk hartanya sedikit demi sedikit." Ucapnya dengan diakhiri tawa jahat.
Para tamu yang hadir begitu terkejut,termasuk kakek yang juga tak kalah terkejut dengan apa yang baru saja dia ketahui, tentang wajah asli dari Keluarga gadis yang akan ia tunangkan dengan Evan.
" Apa-apaan ini semua..Sugeng, ternyata kau sudah melakukan kecurangan di perusahaan ku." Murka Kakek.
" T-tuan Adiwarna, i-itu semua bohong tuan. Itu tidak benar." Bantah Sugeng yang berusaha meyakinkan Kakek,namun sayang..
" Tidak benar katamu hah!?, jelas-jelas buktinya sudah ada dan semua orang juga menyaksikan nya sendiri. Pokonya. saya membatalkan pertunangan ini, saya tidak Sudi jika cucu saya harus menjadi ayah dari bayi yang di kandung oleh putrimu dari laki-laki lain. Dan saya juga akan melaporkan mu atas apa yang sudah kau lakukan pada perusahaan saya." Ucap Kakek dengan tegas.
Kakek langsung memanggil bodyguard nya untuk menyeret Sugeng dan keluarganya ke kantor polisi, para tamu undangan yang hadir jadi berbisik-bisik dan banyak juga yang merasa kagum dengan Evan yang telah membongkar kedok asli dari keluarga calon yang dipilihkan kakeknya.
Selesai dengan semua itu, Evan yang akan mengajak Soraya pergi malah terkejut karena Soraya malah menepis tangan Evan dan berlari ke arah Kakek.
" Kakek, anda tidak papa?." Tanya Soraya dengan khawatir dia sedari tadi memperhatikan kakek yang hampir limbung.
Evan yang melihat kakeknya yang hampir jatuh pun segera menggantikan istrinya dengan memapah sang kakek.
" Sudah Honey biar aku saja yang bawa kakek." Ucap Evan. Lalu saat Evan berusaha mengangkat Kakek disitulah beberapa anak buah kakek datang dan langsung membantu mengangkat kakek ke sebuah kamar.
Saat kakek sudah di pindahkan ke kamar,seorang dokter juga segera datang untuk memeriksa kondisi Kakek.
Dokter tersebut memeriksa kondisi Kakek, dan tidak terlalu lama dia pun selesai dengan pekerjaan nya.
" Tuan Evander, untungnya kondisi tuan Adiwarna baik-baik saja. Beliau hanya Syok dan tekanan darahnya juga sedikit naik karena emosi. Tapi semuanya sudah baik-baik saja sekarang." Ucap Dokter setelah memeriksa kondisi Kakek.
Evan hanya mengangguk atas ucapan dokter.
Lalu dokter tersebut pamit pada Evan dan juga Soraya yang berada di sana.
Setelah dokter pergi,Evan berniat mengajak istrinya untuk pulang.
" Honey, ayo pulang." Ajak nya.
" Hah,pulang?. Tapi sayang, kakek mu sedang sakit bagaimana bisa kita pulang meninggalkan nya sendirian." Ucap Soraya.
" Banyak orang di sekitarnya. Dia tidak mungkin sendirian." Ucap Evan.
" Sayang. Mereka orang lain, sedangkan kamu adalah cucu nya. Sudah seharusnya kamu yang merawat kakek mu bukan mereka." Ucap Soraya pada suaminya.
" Tapi mereka juga di bayar untuk..."
Belum selesai suaminya berbicara, Soraya sudah menarik tangan Evan untuk duduk di sofa. Sedangkan, Soraya sendiri berdiri sambil melipat kedua tangan nya di dada dan menatap tajam ke arah suaminya.
" Sayang. Jika aku sakit, apa kau juga akan melakukan hal yang sama." Ucap Soraya.
" Apa maksud mu?."
" Apa jika aku sakit nanti ,kamu juga nggak mau merawat ku dan memilih membayar orang lain saja yang merawat ku ." Ucap Soraya.
" Nggak sayang, kamu istriku. Tentu saja aku yang akan merawat mu dengan tangan ku sendiri jika kau sakit" Ucap Evan.
Soraya berjongkok di depan suaminya,
" Sayang. Kakek adalah kakek mu bukan?, bukankah kita sebagai keluarganya harus saling merawatnya. Jadi aku minta padamu,rawat lah kakek ya. Kasihan beliau, sayang.." bujuk Soraya pada suaminya dengan suara lembutnya.
Evan meminta Soraya untuk berdiri dan lalu menarik tangan Soraya hingga Soraya jatuh di atas pangkuan Evan.
" Baiklah aku akan merawat nya, demi kamu." Ucap Evan.
" Demi kakek." Ucap Soraya yang menatap sengit ke arah suaminya.
Melihat istrinya yang menatap tajam ke arahnya seperti itu,Evan merasa begitu gemas dengan istrinya. Jadi Evan berkali-kali melabuhkan kecupan di setiap ini wajah sang istri hingga Soraya tertawa kegelian karena perlakuan sang suami.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments