Alma dia akhirnya pulang sendiri dengan naik taksi walau sebenarnya dia kesal karena sudah lama menunggu tapi akhirnya naik taksi juga. Tapi mau gimana lagi jika alasannya masalah kerjaan ya Alma tidak bisa marah.
"Neng sudah sampai" beritahu sopir taksi karena dari tadi Alma melamun.
"Oh iya Pak, makasih" ucap Alma lalu turun setelah memberikan ongkosnya.
Alma berjalan masuk dan di tengah rumah ada sang mama yang sedang bermain dengan cucunya.
"Kemarin kemana, kenapa gak pulang? " tanya sang mama yang membuat Alma bingung jawab nya.
"Kenapa gak di jawab? " tanya mama yang mulai sedikit meninggi nada bicaranya.
Namun tiba-tiba Kian datang dan langsung berkata "habis bukan madu ma" membuat mama bingung dan Alma dia sudah malu mendengar ucapan sang kakak ipar.
"Bukan madu maksudnya apa bang? " tanya Erika sang kakak yang baru datang dari dapur.
"Kemarin Alma pergi sama Davin nginep di apartemen nya"penjelasan Kian membuat sang mama mengerti namun Alma dia hanya diam saja.
" Kenapa gak ngabarin? "tanya mama lagi.
" Alma lupa ma, maaf"jawab nya.
"Ya sudah sana masuk kamar nanti turun kita makan" ucap sang mama dan Alma hendak naik namun berbalik lagi karena Kian menanyakan Davin.
"Davin gak bareng kamu? " tanya nya.
"Enggak bang, dia lagi sama bang Indra bahas kerjasama kontraktor" jawab Alma.
"Emang ada masalah? " balik tanya Kian yang setau dia semua sudah selesai.
"Aku dengar sih, ada yang menyabotase"
"Oh, ya sudah abang mau hubungi mereka dulu buat cari tahu" ujar Kian dan Alma pun langsung naik ke atas untuk membersihkan tubuhnya.
Saat waktunya jam makan malam, Alma turun dan dia melihat ponselnya karena Davin belum menghubunginya.
"Davin balik kapan? " tanya Erika yang sedang menyiapkan makanan.
"Aku gak tau kak, soalnya dia belum ada kabar" jawab Alma.
"Ya kamu hubungi bukan nungguin di kasih kabar" nasehat Erika dan Alma pun mengambil ponselnya hendak menghubungi Davin namun Davin keburu datang.
"Malam semuanya" ucap Davin lalu duduk di samping Alma.
"Kamu mau hubungi siapa? " tanya Davin setelah duduk di samping Alma.
"Abang lah, siapa lagi" jawab nya sedikit kesal.
"Kok jawab nya gitu? " tanya Davin yang mendengar nada bicara Alma seperti yang kesal.
"Aku kan suruh abang ngasih kabar tapi ini malah gak ada" omel Alma kesal dan Davin langsung meminta maaf dan perdebatan mereka jadi tontonan Erika, Kian dan sang mama.
Kian yang kesal karena sudah lapar jadi dia menghentikan perdebatan Davin dan Alma dengan batuk. Alma yang sadar langsung diam begitu pun Davin dia langsung salah tingkah.
"Kalian kalau masih mau berdebat masuk kamar! " ucap Kian dengan tegas membuat Alma maupun Davin nunduk.
"Ya sudah sekarang kita makan" ucap mama lembut dan akhirnya makan pun di mulai dan semua orang diam kecuali Faiz yang tidak mau diam.
Esoknya Alam dan Davin bekerja seperti biasa namun hari ini Alma minta di temani ke supermarket karena ingin membelai sesuatu saat pulang kerja nanti.
Davin pun yang merasa sudah janji pada Alma akhirnya dia menyelesaikan pekerjaannya tepat waktu dan langsung keluar sebelum waktunya pulang.
"Ayo pulang" ajak Davin pada Alma setelah berada di depan meja kerja Alma.
Alma yang mendengar suara Davin langsung mengangkat kepalanya dan menatap Davin.
"Malah bengong, ayo pulang! " ujarnya.
Alma pun langsung membereskan mejanya dan pergi bersama Davin. Sore ini Davin ingin membawa Alma ke mall saja karena ingin sekalian jalan-jalan.
"Kenapa kesini? " tanya Alma saat mobil masuk area mall.
"Kita sekalian cari makan" jawab Davin membuat Alma mengangguk saja.
Mereka turun dan Davin langsung memegang tangan Alma agar mereka berjalan berdampingan. Alma mengajak Davin ke sebuah toko tas karena Alma melihat tas yang ia suka.
"Kamu mau beli? " tanya Davin dan Alma langsung mengangguk.
"Mbak" panggil Davin ada pelayan toko membuat Alma melirik Davin.
"Udah kamu pilih saja" ucap Davin dengan lembut sambil membelai rambut Alma.
"Iya Pak? " tanya pelayan setelah menghampiri mereka.
"Bungkus kan model yang istri saya suka" jawab Davin membuat Alma menatap Davin.
"Ada apa? " tanya Davin yang bingung karena di tatap Alma.
"Aku gak bilang mau beli lo" ucap Alma.
"Ya siapa sangka nanti kamu mau beli semuanya" balasnya membuat Alma kesal.
"Abang bisa gak serius? " tanya Alma dengan nada kesal.
"Iya, iya abang serius" ucapnya "kamu pilih dulu saja, masalah uang tenang ada oma" ujarnya sambil tersenyum.
Alma pun akhirnya berkeliling karena dia harus mendapatkan tas yang menurutnya berguna bukan untuk jadi pajangan. Setelah mendapatkan yang cocok Alma minta Davin membayarnya namun lagi-lagi Davin malah menyerahkan dompetnya dan Alma pun mengambilnya. Namun Alma tidak mendapatkan uang cas sama sekali membuat Alma bingung. Alma mendekati Davin lalu menepuk pundak Davin.
"Ada apa? " tanya nya setelah berbalik.
"Uang nya gak ada" jawab Alma.
Davin membuang nafas kasar karena dia gak habis pikir kenapa istrinya ini kaya yang gak tau saja kan sekarang bisa bayar pakai kary gak harus ada uang cas.
Davin mengambil dompetnya kembali lalu mengambil sebuah kartu dan memberikannya pada Alma.
"Bayar pakai itu saja" ucap Davin dan Alma menerimanya.
"Pin nya berapa? " tanya Alma.
"Tanggal lahir kamu" jawab Davin tanpa melihat ke arah Alma. Alma dia tersenyum karena sang suami ingat tanggal lahirnya.
setelah membayar Alam terus menatap struk belanjaannya dan dia kaget dengan harga tas yang dia beli. Alma berpikir uang sebanyak itu dengan mudah keluar dari kartu hanya untuk membeli kartu itu.
"Kamu kenapa diam saja? " tanya Davin saat mereka berjalan ke toilet karena Davin ingin ke kamar mandi.
"Bang, uangnya sayang cuman buat beli tas saja" jawab Alma membuat Davin tersenyum.
"Memang berapa harganya? " tanya Davin.
Alma memberikan struk pembayaran dan Davin langsung bersikap kaget padahal hanya untuk bercanda.
"Mahal banget" ucapnya dengan suara lemah.
"Bang, maaf aku gak tanya harga dulu" ujar Alma yang merasa bersalah.
Davin yang gak tega akhirnya merangkul Alma lalu berkata "Aku cuman bercanda sayang, kartu ini kamu belanjakan terus juga tidak akan habis"
"Abang ih, bikin kaget saja" sambil menghapus air matanya karena sedih.
Davin pun masuk ke toilet dan Alma menunggu di luar namun tiba-tiba seseorang menghampiri Alma.
"Gue pikir lo akan batalin pernikahan ini tapi gue salah dan salut sama lo bisa dengan ikhlas menerima pernikahan ini dan menjalaninya dengan bahagia" ucapnya pada Alma.
Alma dia hanya menatap orang itu karena dia kaget jika Rio bisa berada di tempat itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
jen
Rio bikin gara"
2025-02-09
0