Davin melancarkan rencananya dengan pura-pura jadi korban pengeroyokan, dia duduk di atas trotoar yang akan di lewati Alma. Alma yang berjalan ke arah Davin kaget saat tiba-tiba Davin terkulai lemas di hadapannya.
"Abang kenapa? " tanya Alma sambil berjongkok membantu Davin bangun.
"Bisa tolongin saya? " tanya Davin dengan suara lirih.
"Apa bang? " tanya Alma.
Davin diam tidak menjawab dia hanya merintih kesakitan.
"Ya sudah saya bantu abang ke rumah sakit" ujar Alma hendak mencari bantuan.
Namun Davin langsung menarik tangan Alma dan Alma pun jongkok lagi.
"Tolong antar saya pulang saja"pinta Davin.
Alma pun terdiam memikirkan cara untuk membawa Davin pulang ke rumahnya. Tiba-tiba sebuah taksi lewat Alma pun menghentikannya dan meminta bantuan sopir taksi itu untuk membantu mengangkat Davin masuk mobil. Setelah masuk mobil Alma pun ikut masuk.
"Alamatnya dimana? " tanya alma.
Davin pun menyebutkan alamatnya sang sopirnya langsung menjalankan mobilnya. Tak butuh waktu lama mereka sampai di sebuah rumah yang tidak terlalu mewah dan rumah itu sudah Davin sewa untuk merencanakan ini semua. Alma pun membantu Davin turun lalu membawa Davin masuk. Setelah di dalam rumah Alma membaringkan Davin di dalam kamar dia segera pergi untuk mengambil air hangat untuk membersihkan lukanya. Namun belum sempat melangkah Davin langsung menarik Alma ke tempat tidur lalu memposisikan dirinya berada di atas Alma.
"Abang mau ngapain? " tanya Alma dengan suara bergetar karena ketakutan.
"Lo lumayan cantik juga" ucap Davin sambil membelai pipi Alma.
Alma mencoba menghindar namun langsung di cengkram pipinya. "Lo gak akan bisa lepas malam ini" ucap Davin terdengar menakutkan di telinga Alma.
Alma terus melawan namun tenaganya kalah dengan Davin. Davin mulai mencumbu Alma mulai dari wajah turun ke leher lalu dia merobek baju yang Alma pakai.
"Lo tenang saja, gua gak akan bikin lo hamil" bisik nya di telinga Alma membuat air mata Alma jatuh begitu saja. Namun Davin tidak peduli dia terus melancarkan aksi nya.
Namun Davin merasakan hal aneh saat dia akan melanjutkan perbuatannya. Dia merasa tidak seperti cewek-cewek yang sering tidur dengannya. Davin melihat wajah Alma yang sudah penuh dengan air mata. Davin tidak melanjutkan dia langsung masuk kamar mandi dan meninggalkan Alma.
Alma dia langsung menarik selimut dan menutup tubuhnya yang tidak memakai sehelai benang pun karena di buka secara paksa oleh Davin dia hanya merakan sakit di inti tubuhnya. Keluar kamar mandi Davin melihat Alma masih meringkuk di tempat tidur.
Davin mengambil baju yang sudah dia siapkan untuk Alma. "Cepat mandi pakai baju itu, gue natar lo balik" ucapnya dan Alma pun mencoba bangun namun dia lagi-lagi merasakan di inti tubuhnya terasa perih.
Alma pun masuk ke kamar mandi dengan berjalan sedikit pelan dan memakai selimut lalu membawa baju yang di berikan Davin.
Davin pun berdiri dan berbalik berniat mengambil jaketnya yang ada di atas tempat tidur dia terkejut saat melihat bercak darah di seprai bekas melakukan aksinya.
"Sialan sia Rio, dia bilang dia cewek murahan. Gak akan gue ampuni tuh anak" gumamnya sambil mengepalkan tangannya karena dia merasa di tipu oleh Rio.Davin pikir Alma menangis karena dirinya melakukan nya secara paksa namun dia salah.
Alma keluar dengan wajah sembab karena dia terus menangis. Davin yang melihat itu hanya bisa diam karena dia benar-benar merasa menyesal telah melakukan itu pada Alma namun dia tidak bisa berbuat apa-apa. Davin pun mendekati Alma lalu menuntun Alma keluar dari rumah itu dan masuk ke dalam mobil untuk mengantarkan Alma pulang. Di tengah jalan Davin berhenti di sebuah resto makanan karena dia ingat tadi Alma baru pulang beli makan. Alma diam saja dia nurut apa yang di katan Davin karena dia gak tau pulang jalan.
Davin masuk lalu menjalankan mobilnya dan tibalah mereka di depan kontrakan Alma. Alma hendak turun namun di cegah Davin.
"Bawa ini" ucapnya sambil memberikan satu kresek makanan. Alma pun mengambilnya karena dia tidak mau berdebat atau lebih lama berada di hadapan Davin pria yang sudah merusak masa depannya.
Alma berjalan masuk dengan sedikit tertatih karena rasa sakit itu masih ada. Alma masuk kamar dan dia langsung menjatuhkan tubuhnya di balik pintu dengan bersandar di balik pintu. Alma menangis dengan puas karena dia merasa hidupnya sudah berhenti. Alma terus menangis hingga dia tertidur di balik pintu.
Davin dia pergi menemui Rio karena dia marah merasa di tipu oleh Rio. Mobil Davin sampai di kosan Rio, di sana ada Dimas dan Niko menunggu kabar dari Davin.
Davin yang di penuhi dengan emosi langsung menendang pintu kamar Rio hingga terbuka membuat yang ada di dalam kaget. Davin berjalan ke arah Rio lalu menarik kerah baju Rio dan langsung melayangkan tinjunya ke wajah Rio yang ganteng.
Dimas dan Niko kaget lalu mereka mencoba menahan Davin untuk tidak memukul lagi Rio namun mereka malah kena dan dapat pukulan dari Davin.
"Vin kenapa lo? " tanya Dimas sambil menyentuh sudut bibirnya.
"Rio udah tipu gue, dia bilang Alma cewek murahan karena sering tidur dengan cowok-cowok, tapi buktinya dia masih virgin" jawab Davin masih dengan menahan emosi.
Niko dan Dimas kaget dengan ucapan Davin.
Rio dia malah tersenyum "terus kalau dia masih virgin kenapa? " tanya nya.
Davin menarik kerah Rio "Lo tau gue gak bisa nyakitin cewek yang seperti dia" jawab Davin dengan tegas.
"Sekarang sudah terjadi dan lo gak bisa berbuat apa-apa" ujarnya dengan senang.
"Itu alasan kenapa gue suka sama dia, karena dia cewek polos" lanjutnya membuat Davin semakin emosi.
Davin langsung memukul Rio lagi hingga membuat Rio tidak berdaya baru dia pergi meninggalkan tempat itu. Davin pergi ke sebuah diskotik dan dia habiskan kemarahannya dengan minum-minuman keras.
Dimas yang mengikutinya langsung menghampiri Davin dan ikut bergabung dengan Davin walau dia tidak ikut minum.
"Sekarang apa yang akan lo lakukan? " tanya Dimas.
"Gue gak bisa berbuat apa-apa. lo tau besok gue harus langsung pergi ke luar negeri untuk belajar bisnis" jawab Davin.
"Gue juga kecewa dengan Rio karena dia sudah menjebak lo" ujar Dimas.
"Antar gue balik" ucap Davin sambil berdiri dan Dimas langsung membantu Davin dan mengantarkannya balik.
******
Lamunan Davin buyar karena ponselnya berdering dan itu panggilan dari sang Om yaitu Kian. Kian menyuruh Davin ke ruangannya, Davin pun beranjak dan langsung menuju ke ruangan Kian.
Davin baru satu bulan kembali dari luar negeri setelah hampir empat tahun dia belajar di sana. Saat ini Davin mulai bekerja di kantor keluarga sebagai Direktur.
Di ruangan Kian ada seorang gadis yang di tunjuk Kian untuk jadi sekretaris Davin karena dia baru saja lulus kuliah dan ingin bekerja maka dari itu Kian menyuruh sang adik ipar untuk jadi sekretaris keponakannya agar bisa memantau kinerja sang keponakan yang nantinya akan di tunjuk untuk jadi pimpinan perusahaan peninggalan ayah nya.
Davin masuk dan langsung menghadap Kian sang om.
"Ada apa om panggil aku? " tanya nya tanpa melihat gadis yang ada di samping nya.
"Om sudah siapkan sekretaris untuk kamu" jawabnya.
"Ngapain?, Aku gak butuh" tolaknya.
"Dia akan menjadi kaki tangan om untuk mengawasi kinerja kamu" beritahu Kian.
Kian langsung menatap Alma dan berkata "Alma" panggil Kian dan Davin kaget saat sang om menyebut nama itu dia pun langsung melirik ke gadis itu. Davin kaget saat melihat sosok gadis yang akan menjadi sekretarisnya adalah gadis tiga tahun lalu yang pernah dia noda-i.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments