Davin bangkit dan dia langsung berlari menuju kamar Alma, di bukanya pintu dan Davin melihat Alma duduk bersandar di pinggir kasur dengan memeluk lututnya.
"Al" panggil Davin dan berjongkok di hadapan Alma.
Alma mengangkat wajahnya yang sudah penuh dengan air mata.
"Pergi sana" ucap Alma sambil mendorong Davin membuat Davin jatuh.
"Keluar" teriaknya lagi.
Davin bangkit "Maafin aku Al, aku akan jelaskan semuanya" ucap Davin mencoba menyentuh Alma namun Alma mundur.
"Gak ada yang harus di jelaskan lagi, semuanya sudah jelas" balas Alma dengan histeris.
"Kamu hanya dengar dari Rio, kamu juga harus tau penjelasan aku" ujar Davin namun bukannya persetujuan yang Davin dapatkan melainkan tamparan keras dari Alma.
Davin diam karena dia kaget Alma berbuat seperti itu dan dia kecewa karena Alma tidak mau mendengarkan penjelasannya.
Davin menatap Alma dengan lekat dan Alma dia menunduk karena dia terkejut dengan sikapnya sendiri.
"Lalu kenapa kamu tetap ingin menikah denganku?" tanya Davin karena jika Alma membencinya dia pasti tidak akan melanjutkan pernikahan ini.
Alma diam saja karena dia juga bingung.
"Aku dan Rio sudah menjadi musuh sejak kejadian itu dan aku yakin kenapa Rio memberitahu mu sehari belum acara karena dia ingin membuat malu keluarga besar ku, namun aku berterimakasih karena kamu tidak melakukan itu" ucap Davin hendak keluar namun di depan pintu Davin melihat semua keluarganya ada di depan pintu kamar Alma.
"Apa yang sebenarnya terjadi? " tanya Kian dengan suara lantang.
Davin diam lalu melirik semua orang yang ada di depannya termasuk Alma yang saat ini menatap kearahnya.
"Aku pernah memperkosa Alma" ucap Davin membuat semua orang kaget dan Kian langsung melayangkan tinjunya ke wajah Davin membuat Davin mundur dan tidak hanya itu saja, Kian langsung memukul Davin dengan membabi buta hingga membuat Davin tumbang, Kian masih belum puas lalu Kian menarik Davin untuk bangun lalu menendang Davin membuat Davin jatuh di atas meja kaca dan meja tersebut pecah bahkan Davin muntah darah.
Alma yang melihat itu langsung kaget dan Erika dia langsung menarik Kian agar Kian tidak memukulnya lagi.
"Cukup bang, kamu mau dia mati"cegah Erika.
" Biarkan saja dia mati sekalian"balas Kian dengan menahan amarah.
"Aku gak setuju, masa Alma baru nikah udah jadi janda" ujar Erika membuat Kian meliriknya dan langsung pergi.
Erika pun langsung mengejar Kian dan Davin dia mencoba bangun dan setelah berhasil bangun dia melangkah mendekati sang mama dan oma.
"Maafin Davin" ucap Davin.
"Mama kecewa sama kamu" balas sang mama dan langsung pergi begitu saja bersama dengan sang Oma.
"Kamu harus bersyukur karena om kamu tidak membuat kamu mati" ucap sang opa lalu pergi dan semua orang bubar sekarang tinggal Davin dan Alma dia di dalam, Alma hanya menatap Davin. Davin tidak mendekati Alma karena dia tau Alma pasti marah, Davin pergi meninggalkan rumah dengan kondisi babak belur dan punggung terluka karena terkena kaca. Alma yang melihat Davin pergi dia hanya bisa menangis karena dia juga bingung harus bagaimana.
Sang mama mendekat dan Alma langsung memeluk sang mama.
"Kamu kenapa gak pernah cerita sama kita? " tanya sang mama.
Alma pun melepaskan pelukannya "Alma takut membuat kalian kecewa dan Alma juga tidak yakin dengan orang itu karena saat itu Alma ketakutan ma" jawab Alma dengan suara bergetar.
"Sekarang Davin sudah mengakuinya dan dia mau bertanggung jawab dengan apa yang telah dia lakukan, jadi mama harap kamu bisa memaafkannya dan menjalankan pernikahan ini" ucap sang mama yang berharap lebih pada Alma.
Alma tidak menjawab dia hanya diam saja, dia sadar pernikahan ini adalah keputusan dia setelah memikirkan semalaman. Alma pun tidak bisa membohongi perasaannya karena dia mulai mencintai Davin.
"Sekarang kamu istirahat, sudah malam" ucap sang mama.
Alma pun mengangguk lalu sang mama keluar dan Alma masuk ke kamar mandi untuk membersihkan make up dan melepas baju pengantinnya.
Davin pulang lagi dengan kondisi masih seperti tadi. Dia mengetuk pintu kamar Alma dan membuat Alma terkejut dan langsung membuka pintu. Alma kaget saat melihat kondisi Davin yang parah dan tiba-tiba Davin jatuh di pelukan Alma. Alma membawa Davin masuk dan dia kaget saat melihat punggung Davin yang terluka parah.
Alma langsung keluar mengambil kotak obat dan langsung mengobati luka Davin. Davin dia tidak sadar kan diri. Setelah selesai Alma membenarkan tidur Davin lalu mengobati wajahnya yang babak belur.
"Aku gak pernah berpikir jika kamu akan mengakui kesalahan mu di depan semua orang" gumam ku.
Alma pun langsung ke luar dan masuk ke kamar sang keponakan Faiz dia tidur di sana membiarkan Davin tidur di kamarnya.
Davin bangun dan saat melihat sekeliling dia baru sadar jika dirinya tidur di kamar Alma namun saat mencoba mencari Alma dia tidak menemukannya. Davin menyentuh lukanya dan ternyata sudah di obati dan Davin yakin pasti Alma yang melakukan nya.
Tiba-tiba pintu kamar terbuka dan saat Davin melihat siapa yang membukanya ternyata itu Alma. Davin langsung berdiri dan mencoba mengajak Alma bicara namun Alma menghindar.
"Al, tolong dengerin aku" ucap David.
Alma melepaskan pegangan tangan Davin di tangannya.
"Aku masih butuh waktu untuk berpikir" balasnya lalu melangkah pergi masuk ke kamar mandi.
Davin hanya bisa menarik nafas karena dia harus bersabar menghadapi Alma yang marah.
"Al" panggil Erika dan dia kaget melihat Davin di kamar Alma.
"Tante" kaget Davin.
"Alma mana? " tanya Erika.
"Di kamar mandi" jawab Davin.
Erika mendekati Davin lalu berkata "aku gak pernah berpikir jika kamu seperti itu, tapi aku minta sama kamu jangan pernah kecewakan Alma untuk kedua kalinya karena aku tau dia sudah mencintai kamu".
Davin hanya mengangguk.
" Aku percaya hanya kamu yang bisa bahagian dia"ucap Erika lagi.
"Ya sudah jika dia keluar, aku tunggu di bawah" pesan nya pada Davin.
Tak lama Alma keluar dan Davin memberitahukan jika Erika menunggunya. Alma pun langsung keluar dan menemui Erika.
"Ada apa kak? " tanya Alma setelah bertemu Erika.
"Bantuin kakak beresin bekas hantaran" jawab Erika.
Alma pun langsung duduk membantu Erika.
"Davin kenapa dia ada di kamar kamu? " tanya Erika.
"Semalam dia balik lagi dengan keadaan lemas dan aku langsung membantunya mengobati lukanya. Aku tidur di kamar Faiz" jawab Alma menjelaskan.
"Kakak tau kamu pasti sudah berpikir panjang untuk melanjutkan pernikahan ini. Kakak setuju dengan keputusan mu ini karena jangan sampai kamu menyesal" ucap Erika.
Alma diam saja karena apa yang di ucapkan sang kakak ada benarnya.
"Kakak berterimakasih sama kamu karena telah memikirkan kami semua" ucap nya lagi dan Alma hanya tersenyum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments