Acara pernikahan.

"Hari itu setelah kamu tolak aku, aku marah karena baru pertama kali ada cewek yang nolak aku" cerita Rio.

Alma masih diam mendengar lanjutan ceritanya.

"Aku dan tiga sahabatku berkumpul di tempat biasa dan di sana aku lampiaskan ke marahan ku hingga tiba-tiba Niko memberiku saran untuk membalas rasa kesal dan malu ku karena di tolak oleh mu" lanjutnya dan menatap Alma yang diam saja.

"Di sana ada Niko, Dimas, Aku dan salah satu temanku yang mungkin gak terlalu kamu tau karena dia jarang bareng aku, dia orang nya cuek dan dingin"

"Niko kasih aku ide dengan ngasih pelajaran sama kamu dengan cara nyuruh teman ku yang tidak kamu kenal untuk tidur dengan mu dan setelah itu dia harus kirim fotonya pada ku untuk aku sebarkan di kampus" lanjutnya.

"Kenapa kakak bisa setega itu? " tanya Alma sambil menahan amarah.

"Ya karena saat itu aku gak terima saat kamu tolak. " jawab Rio.

"Terus siapa cowok itu? " tanya Alma dengan marah dan mengebrak meja membuat pelanggan lain melihat ke arah nya.

"Kamu sabar dulu jangan marah seperti itu" ucapnya sambil menyuruh Alma duduk kembali.

Alma pun duduk dan menunggu jawaban Rio siapa pria yang sudah melakukan itu padanya.

Rio mengambil ponselnya lalu menunjukan foto dirinya, Dimas, Niko dan Davin. Alma mengambilnya dan melihat foto itu.

"Mereka sahabat ku semua" ucap nya.

Alma terdiam dengan pikirannya karena dia tau maksud dari Rio.

"Itu Davin calon suami kamu, dia yang telah tidur dengan mu dan tujuan dia sekarang mau nikah dengan mu karena dia ingin bertanggung jawab atas apa yang telah dia lakukan terhadap mu" penjelasan Rio.

Alma berusaha menahan air matanya karena dia gak mungkin nangis di hadapan Rio.

"Maaf aku baru bisa sekarang memberitahu mu" ucap nya.

"Aku pulang" pamit Alma dan langsung beranjak meninggalkan Rio yang tersenyum penuh kemenangan.

Rio sengaja memberitahu Alma sehari sebelum pernikahan Alma dan Davin karena dia ingin melihat Davin hancur karena dari awal niat Rio jahat.

Alma masuk ke dalam mobil dengan hati hancur mendengar kenyataan jika Davin lah pria yang telah merenggut kesuciannya. Sepanjang jalan Alma diam saja dan Toni dia hanya memperhatikan karena dia tau jika keponakan dari bosnya ini sedang sedih.

Sampai rumah Alma masuk dan dia langsung naik ke kamarnya di dalam kamar Alma menangis mengeluarkan kesedihannya. Dia gak mungkin membatalkan pernikahan ini karena sudah tidak ada waktu namun apa dia sanggup hidup dengan pria yang selama ini di benci yang telah merusak hidupnya.

Alma tertidur di lantai karena saking capek nya ia menangis. Paginya Alma bangun dan dia melihat wajahnya yang bengkak karena menangis semalaman. Alma segera mencuci muka dan dia mengirim pada Erika menyuruh asisten rumahnya membawakan es ke kamarnya.

Tak lama pintu di ketuk dan Alma langsung mengambil Es batu yang di bawa asisten rumah lalu mengompres wajahnya agar tidak bengkak saat acara nanti.

Setelah dirasa cukup Alma keluar dan langsung menemui perias yang telah di pesan keluarga Davin untuk acara pernikahan mereka. Alma diam saja selama di rias karena kepalanya di penuhi dengan amarah.

Berbeda dengan Davin dia saat ia sedang merasa tidak nyaman karena sebentar lagi dia harus melaku kan ijab kabul di hadapan banyak orang.

Acara di lakukan di rumah karena atas permintaan Alma yang tidak ingin terlalu mewah di tambah waktunya sangat mepet. Semua tamu dan keluarga sudah hadir dan sekarang acara akan di mulai Davin duduk di sebuah meja berhadapan dengan Ilham yang menggantikan ayahnya Alma yang sudah tiada.

Acara pun di mulai dan Davin dengan satu tarikan nafas langsung berhasil mengucapkan ijab kabulnya dan semua orang bahagia namun berbeda dengan Alma dia meneteskan air mata sedih karena ini keputusan terbesarnya dia harus menikah dengan pria yang telah merusak masa depannya namun Alma juga tidak bisa berbuat apa-apa karena jika dirinya membatalkan semuanya keluarganya akan malu.

Alma keluar dengan di dampingi kedua kakaknya Erika dan Bella Davin yang melihat itu terkejut karena Alma cantik dan mirip banget dengan Erika. Davin jadi ingat jika gadis yang dia temui dulu di proyek itu bukan Erika melainkan Alma karena saat itu gadis itu juga memakai hijab.

Alma duduk di samping Davin dan mereka langsung menandatangani surut nikah dan melakukan proses adat. Setelah itu barulah mereka menerima ucapan selamat dari keluarga dan para tamu namun Davin di buat bingung dengan sikap Alma yang dari tadi diam saja.

"Gak usah gugup gitu" ucapnya bermaksud bercanda namun malah mendapatkan tatapan penuh kebencian dari mata Alma membuat Davin bingung.

Alma pun memalingkan wajahnya kembali fokus ke tamu. Setelah selesai mereka berdua duduk karena dari tadi pegal berdiri terus.

Davin mencoba mencairkan ke tegangan ini namun yang dia dapatkan balasan yang sangat kejam dari Alma.

"Diam, muak gue dengar ocehan lo" ucap Alma kasar membuat Davin bingung.

"Kamu kenapa kasar seperti itu? " tanya Davin karena gak biasanya Alma seperti itu.

Alma tidak menjawab dia malah langsung pergi meninggalkan Davin sendirian di pelaminan.

"Yah di tinggal kabur" sindir Toni yang dari tadi di samping mereka.

"Diam lo" ucap Davin kesal karena melihat sikap Alma.

Namun Tiba-tiba Toni melihat Rio datang dan memberi selamat pada Davin walau dengan suasana tegang. Setelah turun Toni mendekati Davin.

"Bang, lo kenal sama dia? " tanya Toni.

"Kenallah dia teman gue" jawab Davin lalu duduk kembali.

"Kemarin sore mbak Alma ketemu dia" ucap Toni memberitahunya.

Davin yang mendengar itu langsung tegang. "Serius lo? " tanya Davin dengan raut wajah tegang.

Toni pun mengangguk lalu Davin turun mengejar Rio dan saat Rio berbalik Davin langsung menghajar Davin membuat semua orang di sana kaget dan histeris.

"Davin" panggil Kian dan menarik Davin agar tidak memukul Rio lagi.

"Apa yang lo ucapkan pada Alma? " tanya Davin dengan berteriak.

Rio dia tersenyum sambil mengelap bibirnya yang mengeluarkan darah akibat pukulan Davin.

"Lo juga tau gak harus gue bilang" jawab nya dan itu membuat murka Davin namun di tahan Kian dan Dimas.

"Lo bisa gak jangan buat keributan di acara pernikahan lo sendiri. " ucap Kian memperingati Davin.

Rio pun langsung pergi dan Davin dia terduduk lemas di kursi. Dimas dia menghampiri Davin dan merangkulnya.

"Lo harus bisa jelaskan pada Alma semuanya" ucap Dimas menepuk pundak Davin.

"Gue yakin Alma saat ini benci banget sama gue"balas Davin frustasi.

" Sudah telat semuanya"lanjutnya.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***