Davin sudah baikan dan sudah pulang, hari ini Davin menunggu Alma di parkiran kantor karena mereka sudah janjian akan pulang bareng karena mereka harus ke butik untuk mencoba baju nikah mereka.
"Lama banget sih" omel Davin saat Alma baru masuk mobil.
"Cari aman dulu" jawab Alma santai setelah duduk.
Davin pun langsung menyalakan mobil dan mereka langsung menuju ke tempat tujuan dan di sana sudah ada oma dan mamanya Davin yang menunggu.
Mereka pun sampai dan Alma langsung turun begitu pun Davin dan langsung masuk ke dalam butik.
"Tuh mereka datang" ucap sang oma melihat Alma dan Davin baru masuk.
Davin pun langsung menghampiri sang oma dan mama.
"Kirain kalian kabur" ucap sang Oma menyindir mereka berdua karena sang oma yakin jika mereka berdua terpaksa menerima perjodohan ini.
"Enggak dong oma, tadi aku telat karena harus membereskan kerjaan" beritahu Alma dan Davin langsung dapat lirikan tajam dari sang oma dan Davin mengerti arti dari lirikan itu.
"Dia bohong oma, dia nunggu sepi di kantor baru turun" ucap Davin yang gak mau di salah kan.
Sudah-sudah kalian berdua memang gak akan ada yang mau mengalah"ujar sang mama yang baru datang mengambil baju mereka. "Cepat coba" titahnya pada mereka berdua.
Alma masuk ke ruang coba dan dia langsung mencoba kebaya yang sudah di siapkan dan Alma di buat kagum dengan kebaya ini karena menurut dia kebaya ini sangat bagus dan cantik.
"Pasti mahal" ucapnya sambil melihat harganya namun sudah di cari-cari tapi tidak ada.
Akhirnya Alma pun keluar dan Davin yang pertama melihat langsung terpana karena kebaya yang di pilih pas dan cocok buat Alma.
"Cantik sayang" puji oma dan Alma hanya tersenyum.
"Tante" panggilnya pada Elisa mamanya Davin.
"Ini pasti mahal ya? " tanya nya polos setelah Elisa mendekatinya.
"Memang kenapa jika mahal? lagian yang bayar Davin ini" ujar sang mama sambil tersenyum membuat Davin melotot.
"Lah memang kamu yang harus bayar" lanjut sang mama tanpa Dosa.
Davin hanya bisa pasrah jika sudah begini padahal dia pikir akan di bayarkan sang oma atau pamannya namun buktinya salah malah dia harus bayar sendiri tau gitu dia pilih yang murah saja.
Setelah semuanya selesai Davin dan Alma langsung pergi setelah oma dan mamanya Davin pulang.
"Aku lapar kita makan dulu" ucap Davin saat di jalan dan Alma hanya bisa mengangguk karena jika Davin sudah berkata seperti itu maka dia gak bisa nolak karena itu bukan ajakan melainkan perintah.
Davin pun membelokan mobilnya ke sebuah restoran yang menurutnya enak namun Alma dia segan untuk turun karena restoran ini lumayan mahal.
"Kamu mau turun gak? " tanya Davin setelah memarkirkan mobilnya. .
"Pak kita cari yang lain yu! " ajak Alma membuat Davin bingung.
"Aku udah lapar jadi udah disini saja" balasnya.
"Di sini mahal pak" ujar Alma.
"Terus kamu mau ajak aku makan dimana? " tanya Davin yang ingin tau Alma mengajak makan dimana.
"Udah bapak nyalakan lagi saja mobilnya nanti aku tunjukan" titah Alma dan Davin pun nurut dan langsung menjalankan mobilnya kembali.
Alma membawa Davin ke tempat pecel lele yang di pinggir jalan karena Alma ingin makan itu. Alma pikir Davin akan marah atau gak mau di ajak makan ke tempat seperti ini namun Alma salah karena Davin dulu sering makan di tempat seperti ini.
"Bapak gak marah aku bawa kesini? " tanya Alma yang dari tadi penasaran setelah masuk ke tenda pecel lele dan duduk.
"Mau marah juga percuma toh kamu gak akan bisa di ajak pindah lagi" jawab nya seolah-olah Alma yang salah.
Alma pun terdiam dan tak lama pesanan mereka sampai dan Davin langsung melahapnya membuat Alma kaget karena dia pikir Davin akan menolak namun nyatanya dia yang paling banyak. Selesai makan Davin keluar lebih dulu dia langsung mengambil rokok di dalam mobil dan langsung menghisapnya. Alma masih di dalam karena makanannya belum habis namun tiba-tiba si emang penjualnya ngajak ngobrol.
"Neng itu pacarnya? " tanya penjual.
"Bukan mang, calon suami" jawab Alma.
"Wah serius neng?, padahal si neng gak pernah lihat jalan sama cowok tiba-tiba kok sudah ada calonnya" ujar si penjual yang memang langganan Alma sejak kuliah.
"Mungkin sudah jodohnya" balas Alma.
"Emang ikut senang jika si neng mau nikah " ucapnya.
"Makasih mang, ya sudah aku pamit mang" ucap Alma pamit pada penjualnya.
Alma pun menemui Davin lalu Davin membuang rokoknya karena Alma mendekat dia gak mau merokok depan orang.
"Ayo pulang" ajak Alma langsung naik ke mobilnya.
Saat di mobil Alma berkata "Aku pikir bapak gak akan suka makan di tempat seperti itu".
Davin hanya melirik Alma tanpa membalas ucapan Alma.
" Aku sering makan di tempat itu saat kuliah dulu"lanjut Alma bercerita.
"Jangan kamu pikir karena aku hidup di kalangan orang kaya aku gak bisa makan seperti itu" ujar Davin membuat Alma kaget karena dia pikir Davin gak akan membalas ucapannya.
"Justru aku pikir kamu udah gak mau makan di tempat seperti itu sejak jadi orang kaya" lanjutnya ngatain Alma.
"Aku sadar diri kali" balas Alma dengan kesal.
Davin hanya tersenyum lalu fokus lagi menyetir.
Akhirnya Alma pun sampai di rumah dan Davin pun ikut masuk karena dia perlu bertemu dengan Kian sang om.
"Bapak ngapain turun? " tanya Alma yang heran kenapa Davin ikut turun.
"Emang gak boleh aku ketemu om ku? " tanya Davin balik nanya dan Alma langsung ingat jika pria yang di depan nya ini keponakan dari kakak iparnya.
"Ya boleh" jawab Alma.
Davin pun langsung masuk dan Alma ngikuti dari belakang. Saat di ruang tamu ternyata ada Bella dan Indra.
"Eh ada calon pengantin, baru pulang ya? " tanya Bella menyindir Alma dan Davin.
Davin ikut duduk bersama mereka Alma dia hanya berdiri saja.
"Panggilkan om sana! " titah Davin pada Alma.
Alma langsung masuk dengan wajah cemberut karena kesal pada Davin bukannya panggil sendiri malah nyuruh. Alma pun masuk ke dalam dan ternyata Kian sedang bermain dengan anaknya Faiz.
"Bang, Davin ingin ke temu" beritahu Alma pada Kian.
"Dia dimana? " tanya Kian.
"Di ruang tamu bersama bang Indra dan kak Bella. " jawab Alma.
Kian pun beranjak dan meninggalkan sang anak bermain sendiri. Erika dia baru saja keluar dari dapur sambil membawa minuman.
"Al, kamu temani dulu Faiz sana, kakak mau nganterin dulu minuman" ucap Erika pada Alma.
Alma pun langsung duduk di samping sang keponakan dan menemaninya bermain.
Di ruang tamu Kian, Indra dan Davin sedang membicarakan pekerjaan yang akan mereka garap bulan depan. Bella pun ikut masuk dengan Erika karena tidak mau menganggu pembicaraan para laki-laki.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Wardatus
saran aja Thor kasih tau silsilah keluarganya dong biar ngerti 🙏🏼🙏🏼
2025-02-08
0