Tidak ada satu pun orang yang mau datang melayat di rumah nya Pak sopian, Mereka membenci keluarga itu akibat tingkah laku Rian dan Aldo. Keluarga yang berduka pun semakin berduka, Hanya seorang wanita berkerudung putih yang mau datang, Walau kerap cek cok dengan Bu Fitri karena permasalahan anak mereka berdua.
Namun Bunda masih mau datang untuk melayat dan membantu besan nya, Lagi pula sebenar nya Bunda adalah orang baik, Hubungan mereka awal nya baik baik saja. Mereka renggang karena Rian menikah lagi dengan Nessa, Bunda yang tak suka nya karena merasa Rian begiti cepat melupakan Lia yang belum tentu juga meninggal.
Sekitar pukul tiga sore, Baru lah jasad Bu Fitri siap di kuburkan. Terasa begitu lama karena tenaga yang mengerjakan hanya segitu saja, Untung nya tetangga kampung sebelah ikut memandikan serta juga menguburkan Ibu nya Rian, Melihat semua nya sudah serusak ini, Rian semakin terpuruk dan hanya tertunduk diam dalam rumah.
Dak.
Rian melanting karena di tendang oleh Pak Sopian, Pria ini begitu murka setelah mendengarkan bahwa Bu Fitri meninggal begini karena di hina olah para warga tentang punya anak gay, Amarah nya begitu memuncak saat harus menghadapi Rian. Tak peduli bahwa anak nya hanya semata wayang itu, Pak Sopian terus menghajar nya.
"Maafkan aku, Ayah." Rian memeluk kaki Ayah nya sambil menangis.
"Tidak sudi aku punya anak menyimpang seperti mu! Kau adalah pembunuh istri ku, Bajingan." Pak Sopian menghantam kening anak nya dengan vas bunga.
Melihat keadaan keluarga nya Rian yang masih sangat kacau, Purnama dan yang lain berpamitan untuk pulang saja. Lagi pula mereka tak akan mengadakan tahlilan, Para warga tak akan ada yang mau datang untuk membaca doa.
Nessa juga tak bisa mencegah sepupu nya pulang, Kini tingal Nessa dan Bunda yang melihat kemarahan nya Pak Sopian, Mereka tidak berani mau melerai pertengkaran antara Ayah dan Anak tersebut.
"Lebih baik kau mati saja, Biar lah aku tidak punya anak." Pak Sopian benar benar kalap sekarang.
"Ampuni aku, Ayah! Aku juga tidak tahu bisa begini." Rian menangis kejer.
"Tak akan pernah aku memaafkan mu, Gara gara kau istriku mati! Lebih baik kau saja yang mati, Pergi kau dari hadapan ku." Bentak Pak Sopian murka.
"Aku tidak mau pergi sebelum Ayah memaafkan ku." Rian pun kekeh juga.
Melihat anak nya yang sangat bandel tak bisa di bilangi, Pak Sopian pergi kedapur untuk mengambil parang panjang. Nessa terpekik melihat kemarahan mertua nya, Bunda juga tersurut mundur karena ketakutan dengan amarah pria yang kehilangan istri dan sekarang harus menerima fakta bahwa Rian gay.
"Jangan, Ayah!" Nessa menahan tangan mertua nya.
"Minggir! Dari pada anak ini terus berbuat dosa, Lebih baik dia ku bunuh saja." Sentak Pak Sopian.
"Allah saja maha pemaaf, Ayah! Mari kita maafkan Mas Rian, Asal kan dia mau mengahiri hubungan dengan siluman kadal itu." Bujuk Nessa.
"Siluman kadal? Apa Rian juga punya pesugihan." Bunda langsung menyahut kaget.
"Eh tidak, Maksud ku si Aldo itu loh." Nessa gelagapan juga.
"Masa Rian juga punya pesugihan, Bertumpuk sekali dosa nya dia ya, Ran." Cetus Nilam.
"Enggak tau ah, Aku jijik sama dia." Maharani bergidik geli.
Yang satu masih sibuk membujuk Ayah nya, Yang dua malah asik bergosip melihat Rian dengan pandangan jijik, Parang Pak Sopian akhirnya jatuh dia pun ikut terduduk di kursi sambil menangis.
Rasa nya begitu kecewa karena Rian sudah separah ini, Perbuatan yang sangat Allah benci karena berhubungan sesama jenis. Begitu banyak wanita yang bisa ia pilih, Namun kenapa harus laki laki.
"Ceritakan saja awal nya kepada Ayah, Supaya kita bisa membuat mu pisah dengan Aldo." Ucap Nessa.
Rian menalan ludah nya sambil menatap Nessa yang masih dengan sabar berkata pada nya, Padahal tadi di dalam mobil sudah semarah itu kepada nya, Rian pun bangkit dan duduk di kursi.
"Aku dengan Aldo memang bersahabat sejak sekolah dasar, Tapi hubungan kami itu baru dua tahun terakhir. Atau lebih tepat nya sesudah Lia menghilang." Cerita Rian.
"Masih banyak wanita bila kau ingin mendapatkan pelepasan, Bangsat! Kenapa pula harus dengan Aldo." Bentak Pak Sopian.
"Mereka tak akan mengerti perasaan ku, Ayah! Dengan Aldo tanpa cerita pun dia bisa mengerti aku." Sela Rian.
Plak.
"Itu alasan klasik nama nya, Bodoh!" Nessa menggeplak kepala suami nya.
Bunda sampai kaget melihat Nessa yang begitu berani, Rian hanya menunduk saja karena seperti nya itu memang hanya alasan yang di buat buat. Seberapa pun kesepian nya orang, Bila mereka memang tak punya niat menyimpang, Maka tak akan itu terjadi.
"Jadi kau gunakan itu mu yang sudah mencelup milik Aldo dan kemarin itu mencelup punya ku juga?" Tanya Nessa yang baru sadar.
"Iya lah, Kan aku cuma punya satu." Jawab Rian pula.
"Kurang ajar kau, Bangsat! Apa ndak bau tai?" Pekik Nessa begitu jijik.
"Di cuci dulu kemarin ndak?" Maharani malah ikut nyambung.
"Kayak nya kemarin enggak di cuci, Ran." Sahut Nessa.
"Apa?"
Rian mendongak karena mendengar ucapan istri nya, Maharani mendelik kesal karena Nessa malah menyahuti ucapan nya saat banyak orang. Nessa cepat cepat melihat Rian lagi, Sekarang dia jadi jijik sendiri.
"Adakah niat mu untuk berubah?" Pak Sopian bertanya sambil menodongkan parang nya.
"Eh sadis juga pria tua ini!" Nilam dan Maharani kaget.
"Aku akan berusaha, Ayah! Tolong ampuni aku, Sebisa mungkin aku akan berusaha." Janji Rian.
"Memang nya kamu langsung nafsu ya, Kalau lihat pantat nya Aldo?" Bunda nyeletuk pula.
"Jangan di tanya hal itu! Aku sangat jijik." Bentak Pak Sopian.
Semua orang bergidik membayangkan bagai mana Rian dan Aldo sedang ah ah, Otak duo kunti yang memang sangat mesum langsung membayangkan proses itu. Mereka bergidik membayangkan ekspresi nya Aldo ketika lobang an*s nya di masuki ular milik Rian.
"Pertama tama kau harus usir Aldo dari rumah mu." Tegas Pak Sopian.
"Dia tidak punya rumah, Ayah tahu sendiri kan." Sahut Rian.
"Kau ini niat berubah apa enggak sih njing?" Geram Nessa.
"Njing itu apa, Nes?" Maharani kepo lagi.
"Anjing!" Bentak Nessa menggelegar.
Pak Sopian juga kaget dengan menantu nya yang mengumpat sekuat itu, Bunda dan Pak Sopian adalah orang tua. Sehingga agak kaget juga dengan umpatan nya Nessa, Namun mereka tidak mempermasalahkan nya. Karena sedang mengintrogasi buaya cap kadal, Rian tak berani bergerak karena takut dengan parah Ayah nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Ema Mahriana
ampuun othor...sempet cebok ngga tuh si rian🫢🫢🫢
2025-01-23
0
Vergenha Cardoso
Thorr kau bikin aku sakit perut ini
2025-03-17
0
HNF G
mungkin lia jg disantet sm aldo
2024-12-13
0