Sebenar nya bila melihat Rian begini, Nessa agak ragu apakah pria ini memang gay dengan Aldo. Rian begitu penuh kasih sayang merawat tangan istri nya yang robek akibat terkena ujung kayu kaca kepala leak, Dia juga sama sekali tak menunjuk kan wajah marah walau mereka tadi sempat debat dan Nessa mengatakan dengan yakin bahwa Rian dan Aldo adalah pasangan gay.
"Jangan kena air ya, Biar tidak basah luka nya." Ujar Rian pelan.
"Sebenarnya orang seperti apa kamu, Mas?" Pertanyaan Nessa membuat Rian mendongak sambil tersenyum.
"Bukan kah itu tugas mu untuk mengerti diriku seperti apa? Pelan pelan saja, Nessa." Rian berkata lembut.
Bila sudah begini akan timbul keraguan di hati Nessa bahwa Rian menyimpang, Tutur nya selalu lembut dan pintar mengendalikan emosi nya. Nessa bertekad akan berusaha mengorek semua tentang pria berdua ini, Sudut hati nya berharap bahwa Rian akan bisa normal bila memang dia adalah gay.
"Aku bertanya serius kepadamu, Apa hubungan mu dengan Aldo, Mas?" Nessa berkata serius.
"Dia sahabat ku, Nessa! Harus berapa kali ku katakan padamu, Dia sahabat ku sejak kecil." Rian berkata dengan nada lelah.
"Hubungan kalian bukan seperti sahabat saja, Mas! Siapa pun yang melihat nya maka pasti yakin kalian gay, Maaf bukan aku mau menuduh mu yang bukan bukan." Nessa berusaha ingin membuat Rian jujur.
Suami nya mengusap wajah kasar dan malah masuk kedalam kamar mandi, Rian mengguyur tubuh nya yang memang sudah basah terkena air hujan tadi. Pikiran nya begitu muram memikirkan masalah, Tubuh nya juga sedang dalam keadaan yang tidak sehat.
"Mas jangan terlalu lama, Nanti kamu tambah sakit." Nessa berkata dari luar.
"Iya sebentar." Sahut Rian.
Mumpung Rian sedang mandi, Nessa keluar kamar untuk melihat di mana Aldo sekarang. Entah apa yang tengah pria itu lakukan, Hati Nessa yakin bahwa Aldo lah yang membawa pengaruh buruk, Karena kegamangan terlihat jelas di wajah nya Rian.
Tapi ternyata pria itu tak ada di luar, Mungkin saja sedang dalam kamar nya. Yang ternyata Aldo sedang ada di dapur membuat teh, Nessa melangkah kedapur juga dengan memasang wajah berani, Aldo melirik saja pada Nessa.
Nessa tidak takut karena sekarang punya dukungan yang kuat, Kelima dukungan nya sedang santai sambil menghisap sari makanan. Nilam menyuruh Nessa untuk melawan kadal pink ini, Bahkan dia juga mendekat agar Nessa semakin berani.
"Aku membuatkan teh untuk Rian sesuai dengan takaran kesukaan nya dia, Kamu tidak akan tahu selera nya." Aldo memberikan gelas teh.
Byur.
Dengan berani nya Nessa membuang teh yang sudah Aldo buat, Senyum nya merekah mengejek Aldo yang terperangah tak percaya, Bahkan Nessa dengan garang nya membanting gelas di bahwah kaki Aldo.
"Aku bisa mengurus suami ku, Kau tak perlu repot repot." Sinis Nessa.
"Kau ini tidak tahu terima kasih! Yang sudah lama mengenal Rian itu adalah aku." Bentak Aldo.
"Heh siluman biawak! Emak nya Rian itu jauh lebih lama mengenal Rian, Tapi dia tak ikut campur seperti kau." Telunjuk Nessa berada tepat di mata Aldo.
Geram bukan kepalang Aldo karena Nessa dengan berani menentang nya seperti ini, Bahkan Nessa juga terlihat baik baik saja. Tak ada sedikit pun raut kesakitan, Aldo semakin geram saja.
"Kau yang mengirim santet kan? Kini kau curiga kenapa aku baik baik saja." Nessa bersidekap tangan.
Aldo semakin kaget dengan ucapan nya Nessa, Kini Nessa semakin yakin bahwa Aldo lah yang mengirim santet padanya. Mungkin saja Aldo merasa terancam, Sehingga ingin membunuh Nessa saja.
"Bicara apa sih kau wanita gila?!" Aldo menggeram marah.
"Biar pun gila aku ini sudah jelas wanita, Bukan seperti kau ya siluman kadal." Ejek Nessa.
Tangan Aldo melayang ingin menampar Nessa, Namun seperti nya berubah kaku seperti sedang di tahan oleh seseorang. Aldo melihat kesamping, Tapi tidak ada satu orang pun yang ada di sebelah nya.
"Apa kau? Mau tampar aku, Ayo silahkan." Nessa memajukan pipi nya.
"Sialan kau, Nessa!" Aldo mengibaskan tangan nya dan bergegas menuju kamar.
"Ciee bencong kaleng." Nessa semakin gencar mengejek.
Puas sekali rasa nya Nessa bisa mengejek saingan nya, Dia geli sendiri karena selingkuhan suami nya adalah laki laki, Dia bergidik jijik.
"Kau harus hati hati, Lewat anus tuh lebih beresiko." Nilam mengingatkan.
"Kalau dia minta padaku, Aku akan beli kond*m saja." Sahut Nessa.
"Bagus lah, Agar kau tidak kena penyakit mematikan." Nilam mengangguk setuju dengan ucapan nya Nessa yang memilih untuk pakai pengaman saja.
...****************...
Sekitar pukul delapan pagi Ibu Ibu sedang ramai membeli perlengkapan dapur, Namun kali ini ramai nya berbeda. Mereka mendekati Yana sebagai sumber berita, Tak kuat semalaman menahan rasa penasaran yang sangat besar akibat video tersebut.
"Jujur saja kau, Yana! Itu Rian dan Aldo kan." Tebak Ibu A.
"Ayo ngomong kau, Yana! Aku sudah tidak bisa tidur semalaman karena penasaran." Sambung Ibu B.
"Kalian tebak saja, Memang nya ada orang lain di sini yang akan begitu." Yana santai saja menanggapi nya.
"Wah asli, Rian memang pasangan gay ini! Kita harus meminta Pak Lurah untuk membakar mereka hidup hidup." Ibu A begitu geram.
"Kampung kita bisa sial kalau membiarkan pasangan gay itu tinggal di sini." Yana memanasi Ibu Ibu.
Sedang mereka panas panas nya membahas masalah Rian dan Aldo, Bu Fitri datang dengan wajah pucat dan terbatuk batuk. Seperti nya di sedang tidak sehat, Namun warga mana peduli dengan hal itu.
"Heh Bu Fitri! Anak kamu itu memang gay ya." Sentak Ibu A.
"Ngomong apa sih? Kenapa kalian ini selalu membicarakan anak saya." Bu Fitri langsung marah.
"Karena anak mu itu akan bawa sial di kampung kita, bude! Dia memang gay." Yana membuka suara juga.
"Sudah ku bilang kalau Rian itu normal! Bahkan Nessa juga menunjuk kan bukti nya." Bu Fitri terengah engah menahan sesak di dada.
Buk.
Yana dengan tega mendorong Bude nya hingga jatuh terduduk, Tak ada satu pun orang yang ingin menolong Bu Fitri. Wanita tua ini begitu sedih mendapatkan perlakuan seperti ini, Mana rasa tubuh pun sangat berat.
"Bawa anak gay mu itu pergi." Yana berkacak pinggang.
"Tidak usah membawa nya pergi, Kita harus membakar nya atau memaksa nya minum racun." Geram Bu B.
Huek.
Di tengah keributan yang sedang terjadi, Bu Fitri tiba tiba saja muntah darah bercampur dengan kawat berduri yang sangat panjang. Mereka sontak menjerit ketakutan, Bu Fitri sendiri yang menarik kawat itu hingga terlepas dari tenggorokan nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Liani purnafasary☺
ksian beliau y, smoga ada yg nolong dan ga meninggal
2024-12-16
0
Liani purnafasary☺
aq yakin yg suruh dukun itu adalah Aldo
2024-12-16
0
Ema Mahriana
santetnya nyasar k Bu Fitri,
kasian banget.
itu si Aldo kayanya mau nguasain Rian deh
2025-01-23
1