Rian dan Nessa segera menuju warung sayur setelah mendapat kabar bahwa Bu Fitri sedang sakit di sana, Mereka tergesa gesa karena tadi mendengar suara nya Bu Fitri sangat pilu ketika menelfon mereka. Ketika Rian turun dari mobil, Telur langsung menyambut kepala nya, Warga melempari Rian dengan telur serta barang lain nya.
Tidak peduli melihat orang tua yang sekarat karena terus muntah darah tak berkesudahan, Tak ada satu pun orang yang mau menolong Bu Fitri. Mereka sudah benci kepada Rian yang sekarang mereka yakini gay, Nessa begitu panik melihat keadaan mertua nya yang sangat pucat, Apa lagi melihat di tumpukan darah itu ada kawat berduri juga.
"Kalian gila! Dan kau Yana, Bagai mana kau tega pada orang yang sudah menganggap mu putri sendiri." Rian membentak Yana sepupu nya.
"Hey, Gay! Tidak usah banyak gaya, Kami tak sudi menolong Ibu nya gay laknat seperti mu." Bu A membuka suara.
"Mas! Ayo bawa Ibu berobat, Cepat!" Teriak Nessa yang sudah sangat panik melihat keadaan mertua nya.
Rian tersadar dan segera membawa Ibu nya masuk kedalam mobil, Bu Fitri sudah tak bisa bicara lagi akibat rasa sakit yang menyiksa nya. Nessa yakin bahwa ini ulah dari orang yang ingin menyantet diri nya kemarin, Bu Fitri terkena karena tidak ada yang menjaga nya.
"Puskesmas saja dulu ya, Dik? Ibu udah parah sekali ini." Rian gemetar saat mengendarai mobil nya.
"Bawa kekampung sebelah di pesantren nya Habib Amir, Ibu kena teluh, Mas." Nessa berusaha menampung darah mertua nya.
Reflek Rian menoleh karena Nessa seolah paham dengan ilmu yang mengenai Ibu nya, Tapi akhir nya Rian pun menuruti ucapan istri nya untuk membawa kerumah Habib saja, Rumah sakit memang belum tentu bisa menolong.
"Uhuk, Saaakit...
Bu Fitri malah membuka kaki nya lebar seperti orang akan melahirkan, Nessa menekap mulut nya karena bagian bawah Bu Fitri mengeluarkan darah segar juga, Bahkan tangan mertua nya berusaha melepaskan celana yang sedang ia pakai.
"Ibu mau apa? Mas cepat dikit dong." Nessa menangis panik.
"Iya, Sayang. Iya, Mas sudah ngebut ini." Rian pun panik tak karuan sekarang.
Celana yang penuh darah itu di lemparkan sembarang arah, Bu Fitri membuka kaki nya lebar dan juga mengejang kuat. Persis orang yang mau melahirkan memang, Nessa bergerak menjauh namun tidak bisa juga terlalu jauh. Karena mobil sudah cukup sempit untuk berbaring, Sehingga Nessa hanya bisa terpojok saja.
"Masss! Apa itu yang keluar, Ya Allah." Jerit Nessa ketakutan.
"Apa lagi? Kenapa Ibu malah buka celana, Tolongin Ibu dulu, Nessa." Rian juga panik bukan kepalang.
Dari kemaluan Bu Fitri yang sedang terbuka lebar, Keluar kayu hitam seperti tunggul dan penuh dengan paku tertancap. Nessa menangis histeris ketika kepala mertua nya tergolek kesamping dengan mata melotot, Tangan Nessa gemetar saat mengecek nafas mertua nya.
"Ibuuu... Ya Allah, Ibu." Hilang takut Nessa karena dia begitu terpukul sekerang.
"Sabar dulu, Kita sudah sampai sekarang." Rian yang tidak tahu Ibu nya meninggal langsung saja turun untuk mencari Habib.
Kebetulan Habib memang sedang berjemur pagi supaya badan nya sehat, Rian tampak membicarakan sesuatu dan Habib langsung berdiri mendekati mobil. Rian membuka pintu mobil, Dan mereka semua sontak terdiam melihat pemandangan yang sangat memilukan hati ini.
"Astagfirullah, Sungguh kejam orang yang membuat nya begini." Habib memalingkan wajah nya.
Rian baru sadar ketika istri nya sejak tadi terus menjerit, Mungkin Nessa sangat ketakutan melihat Ibu nya demikian. Rian masuk kedalam mobil untuk melihat Ibu nya, Nessa keluar sambil menangis terisak isak.
"Kenapa Abi menerima lamaran pria ini untuk Nessa?!" Purnama yang ada di sana langsung protes.
"Kenapa, Nak? Dia orang yang baik." Habib tak mengerti dengan menantu nya yang adalah sepupu Nessa.
"Abi sungguh tidak tahu? Dia dalam pengaruh ilmu yang sangat jahat." Geram Purnama.
Puk.
Habib menepuk mulut menantu nya pelan, Purnama tersadar bahwa dari tadi dia terus menggeram pada mertua nya. Suami Purnama hanya tersenyum sekilas melihat perdebatan antara menantu dan mertua.
"Karena dia dalam pengaruh ilmu yang kuat lah maka nya Abi menerima dia, Nessa pasti akan bisa menyadarkan dia." Ujar Habib.
"Berat, Abi!" Purnama meragukan Nessa yang banyak tak tahu.
Habib tidak menghiraukan menantu nya lagi, Dia pergi kebagian kepala Bu Fitri untuk mengucapkan syahadat dan menutup mata jasad wanita ini. Rian tersudut lemas melihat kematian Ibu nya, Nessa yang sudah menghubungi rumah untuk memberi tahu mertua laki laki nya.
Pak Sopian begitu histeris begitu tahu istri nya meninggal, Padahal tadi berangkat belanja hanya batuk batuk sedikit saja. Dia masih belum tahu bagai mana kondisi istri nya, Entah reaksi nya nanti ketika melihat Bu Fitri meninggal dengan tragis nya.
Mobil Rian pun kembali pulang kedesa nya, Umi dan Purnama juga ikut namun dengan mobil lain yang mengikuti dari belakang. Anak Purnama di titipkan pada Rinjani adik ipar nya, Arya dan istri nya juga ikut serta.
Rian masih lemas duduk di belakang bersama jasad Ibu nya, Nessa yang membawa mobil dengan air mata berderai. Hati nya begitu sakit melihat cara kematian nya sang mertua yang sangat tragis.
"Ini akibat perbuatan mu, Mas! Ibu meninggal karena di santet, Orang itu tadi malam juga mengincar ku." Nessa berkata dengan nada tinggi.
"Maafkan aku." Rian tertunduk pilu dan mengakui bahwa ini memang salah nya.
"Kamu pikir maaf saja cukup! Bertaubat kamu, Mas! Mau sampai kapan kau akan terus menjadi gay, Itu bukan cuma gosip saja." Sentak Nessa.
Tidak bisa Rian menjawab ucapan istri nya, Dia menyembunyikan wajah di antara kedua lutut. Seperti nya dia tahu bahwa siapa pelaku nya, Namun entah kenapa hati nya begitu gamang.
"Iya, Aku dan Aldo adalah pasangan gay! Tapi aku juga tidak tahu kenapa ini bisa terjadi, Nessa." Rian akhirnya mengaku.
"Minta maaf! Minta maaf kau dengan Ibu mu, Bangsat." Pekik Nessa begitu hancur sekarang.
"Maafkan aku, Ku mohon maafkan lah aku, Nessa." Rian terisak isak pedih.
"Kau bersalah, Mas! Kau yang membunuh Ibu mu." Nessa memukul stir untuk melampiaskan amarah nya.
Rian tak bisa lagi membantah istri nya, Dalam hati juga mengakui bahwa Ibu nya meninggal karena dia. Hanya air mata yang mewarnai wajah pria tampan ini, Penyesalan yang pasti entah sampai kapan habis nya, Satu yang pasti sekarang, Rian akan menghabiskan hidup nya dengan penyesalan yang tak berujung.
Selamat pagi guys, Jangan lupa sarapan ya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
HNF G
aq curiga, yg bikin rian gay itu si aldo. rian didukunin biar suka sm dia. 😤😡
2024-12-13
0
Minartie
cerita yg menarik 👍👍bagus banget
2024-12-09
1
Ema Mahriana
adaaa aja nih menantu dan mertua berdebat
2025-01-23
0