Nadia terkejut saat membuka paket itu, karena ia mendapat sebuah alat kontrasepsi. Nadia sangat mara dengan, saat Kara keluar dai kamar mandi Nadia menghampiri Kara.
"apa masalahmu Kara!" Kara merasa bingung dengan itu, dan melihat paket yang dibawa Nadia
"hm.. berikan, aku harus menggunakan itu dengan cepat!" Kara mengira itu adalah obat sakit kepala yang ia minta pada pelayan.
"tidak, aku tidak akan memberikan ini." saut Nadia, Kara sangat kesal dengan itu.
"apa masalahmu Nadia, berikan itu aku membutuhkannya!" Nadia tetap menolak memberikannya, sampai Kara harus memaksa untuk merebutnya.
"tidak!"
"aku butuh itu, itu bagus untuk tindakan pencegahan!" Nadia terkejut dan menatap Kara tajam
"kau tidak bisa melakukan ini padaku, aku tidak akan berikan diriku padamu huh!" kesal Nadia, Kara semakin bingung dan kepalanya sudah sangat berat.
"berikan!" Kara mencoba mendekat kearah Nadia, Nadia mundur,
"tidak akan, kau benar benar kurang ajar!"
"apa maksudmu aku hanya meminta itu, aku harus menggunakannya dengan cepat."
kebingungan dan kesalah pahaman terjadi antara mereka, Kara terus merebut obat itu dari Nadia, dan terjadi saling mengejar antara keduanya terlihat lucu.
"berikan!"
"tidak! akhhh!!!.."
tanpa sengaja kaki Kara tersandung lalu terjatuh dikasur dengan menindih tubu Nadia, Nadia menutup mata karena terkejut. Kara memandangi wajah Nadia itu, Nadia perlahan membuka matanya, lalu pandangan mereka bertemu dan saling menatap satu sama lain.
Nadia mendorong tubuh Kara lalu melempar paket itu pada Kara lalu pergi meninggalkan Kara, Kara pun membuka paket itu ia sangat terkejut saat melihat isinya.
"apa ini, aku bukan meminta ini, karena itu dia sangat marah!" Kara menelfon lagi kepada pelayan dan terlihat marah.
Nadia berjalan keluar dari lift, ia mengutuk diri Kara. tiba tiba seorang pelayan mendatanginya.
"maaf nyonya, pelayan kami telah salah mengirim sebuah paket pada tuan KR!" Nadia bingung dengan itu.
"sebenarnya tuan KR meminta obat sakit kepala yang ia mau, tapi pelayan baru itu memberikan obat itu karena tidak tahu. maafkan kesalahan kami!" Nadia pun tersenyum menerima obat itu, dengan cepat ia menuju kamarnya lagi.
Kara melihat Nadia telah kembali, suasana disana menjadi sangat canggung, Kara menghampiri Nadia dan menyuruhnya duduk.
"hm.. aku ingin mengatakan kalau.." belum Kara meneruskan Nadia tertawa nyaring.
"ada apa denganmu, apa kau menjadi gila?" tanya Kara kesal.
"maafkan aku hahaha.. aku salah paham.. pelayan itu salah memberikanmu obat hahaha..." ucap Nadia disela tawanya ia memberikan obat pada Kara, Kara pun menerima itu dan segera meminumnya.
"hahaha.. apa kau sudah merasa baik?" tanya Nadia menghentikan tawanya saat melihat Kara memegangi dahinya.
Kara pun menelfon Reno untuk membawakan nya obat sakit kepala yang biasa Kara minum, Nadia merasa khawatir dengan itu ia memesan minuman jahe pada seorang pelayan dan akan segera datang.
"Kara jangan dipijat seperti itu, akan tambah sakit!" Kara pun menghentikan tangannya lalu berbaring dikasur, beberapa menit kemudian seseorang mengetuk pintu itu Nadia pun membuka nya, terlihat Reno datang membawa obat dan kebetulan seorang pelayan datang membawa pesanan Nadia.
"eh... jangan minum itu, minum ini dulu baru kau akan lebih baik!" ucap Nadia.
"tidak!"
"Kara, aku ini dokter aku tahu benar, ini lebih alami dan nyaman!"
Kara pun menyerah dan mengambil minuman itu, saat Kara meminum itu ia terkejut dan berteriak.
"apa ini, huwekk!!" Nadia terkejut dengan itu.
"itu minuman jahe, sangat enak!"
"diam, aku tidak suka jahe!"
"oh aku tidak tahu!"
"tidak tahu, seharusnya bertanya!"
"kenapa kau tidak bertanya, kenapa langsung meminumnya!"
"kau!"
"apa!
Reno hanya menggelengkan kepala, ia meninggalkan mereka yang sedang berdebat dimalam pengantin mereka. mungkin pertengkaran mereka adalah awal dari cinta mereka, pikir Reno meninggalkan hotel itu.
****
pagi harinya, ibu Sabilah dan ibu Kumala saling menyapa saat saling menyiram tanaman. mereka berharap tumbuh cinta diantara kedua anak mereka, ibu Kumala juga berharap Nadia bisa menjadi pengganti Angel.
Kara tidur diatas sofa, ia bangun dan merenggangkan ototnya. Kara tersadar bahwa dirinya tidur diatas sofa, Kara melihat Nadia yang nyenyak tidur.
"sialan, kenapa aku harus tidur disini karena wanita itu." gumam Kara, ia pun bergegas mandi. setelah beberapa menit mandi Kara keluar dan melihat Nadia masih tertidur nyenyak diatas kasur, Kara memandang wajah Nadia itu lalu ia memiliki pikiran jail. Kara membuka laci dan menemukan sebuah spidol berwarna hitam, ia pun mulai menggamvari wajah Nadia sesekali ia menahan tawa agar tidak membangunkan Nadia.
setelah beberapa menit Nadia bangun dari tidurnya, Kara berusaha biasa saja melihat wajah Nadia yang seperti itu, ia menahan tawanya.
"mandilah setelah itu kita pulang!" Nadia berjalan kearah kamar mandi dan berteriak, Kara terkejut dengan teriakan Nadia.
"Kara!! apa yang kau lakukan!" Nadia keluar dengan wajah kesal karena kejailan yang dilakukan Kara, Kara tertawa lepas melihat wajah Nadia seperti itu, Nadia melempar bantal sofa kearah Kara.
"Hahaha.. sini kubantu membersihkan!" Kara mengambil tisu dan mulai membersihkan wajah Nadia, tapi Kara merasa bingung saat coretan itu tidak kunjung hilang.
"gawat, kenapa susah hilangnya!" Nadia semakin kesal dengan itu, Kara melihat spidol yang ia gunakan tadi dan terkejut saat tahu spidol itu permanen.
"hmm.. itu mungkin akan susah hilang.."
"diamlah! aku sangat kesal denganmu!" Nadia dengan kesal masuk dalam kamar mandi, Kara hanya tersenyum tapi ia merasa bersalah dengan itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Lisa Sasmiati
nggak lucu kara...
2021-07-20
0
Yuyun Yunengsih
ah....kara...jahil amat sih .
2020-06-20
1
Novianta Milala
dasar kara jail bgt sama nadia
2020-05-07
1