11. Dia ini

ke esokan paginya Nadia sudah siap pergi kerumah sakit, ia turun dari kamarnya menuju keruang makan bertemu ayah dan ibunya. terlihat ayahnya sudah duduk dengan membaca koran dan meminum secangkir kopi, Nadia pun menyapa ayahnya itu.

"selamat pagi papa.." ucap Nadia mencium pipi ayahnya.

"pagi sayang, maaf ya papa kemarin gak ketemu kamu lebih awal!" ucap lirih ayahnya.

"papa sudahlah, sekarang sudah ketemu sama aja kan!" ucap Nadia memakan roti yang diberikan ibunya.

"Nadia gak terasa kamu sudah sangat besar, apa kamu tidak mau mencari pendamping hidup."

"papa kenapa membicarakan itu, Nadia bahagia kok dengan ini!"

"tapi papa dan mama ini sudah tua, kamu tidak bisa ikut dengan kami terus!."

"Nadia bisa hidup mandiri, jadi mekipun kalian gak ada Nadia masih bisa hidup." Nadia berdiri dan berpamitan untuk kerumah sakit.

"anak itu benar benar keras kepala pa.." ucap ibu Nadia

"iya ma.." ayah Nadia hanya menggelengkan kepala.

"oh iyaa pa, itu temen papa kan punya anak cowok, udah nikah belum.."

"hm.. maksud mama anaknya Wijaya?" ibu Nadia mengangguk.

"katanya sudah nikah 5 tahun lalu.."

"papa ngawur ih, orang single gitu kok!"

"iya ma.. istrinya itu meninggal dihari pertama setelah mereka menikah karena penyakit yang diderita istrinya.."

"haduh.. kasian sekali pa.."

"ya karena itu sekarang putranya itu jadi gitu, dulu kata Wijaya sih putranya itu baik dan hangat, setelah istrinya pergi itu dia jadi gitu, dan disuruh nikah lagi gak mau.."

"hm.. gitu ya.." ayah Nadia mengangguk dengan memibum kopinya.

tanpa disadari keduanya, Nadia mendengar pembicaraan mereka dari balik tembok. Nadia tidak menyangka kalau Kara seperti itu karena ditinggal istrinya, sempat Nadia merasa kasian pada Kara.

Nadia berjalan keluar ke arah mobilnya, saat itu juga Nadia melihat Kara keluar dari rumahnya dengan pakaian rapi siap bekerja. Kara sadar seseorang memperhatikan nya Kara punn langsung melihat kearah Nadia, Nadia dengan cepat masuk kedalam mobilnya dan berlalu pergi.

"dasar wanita aneh!" gumam Kara ia memasuki mobilnya dan berlalu pergi.

"siapa yang mau kasihan melihat wajahnya yang sok seperti itu!" gumam Nadia didalam mobil.

****

pagi itu ibu Sabilah atau ibu dari Nadia sedang ada dipasar, begitu juga dengan ibu Kumala tanpa sengaja mereka bertemu pada satu tempat.

"apa kabarmu?" tanya ibu Kumala.

"Alhamdulillah baik, kamu gimana?"

"aku juga baik.." mereka pun saling tersenyum, dan berjalan bersama.

"oh iya Mala putriku sudah pulang, kalau mau datang lah kerumah.."

"oh benarkah, yang katanya dokter itu ya.. kapan datang?"

"baru saja kemarin!"

"oh iya, sama dengan putraku kalau begitu."

"wah kebetulan sekali..."

mereka mengobrol selagi membeli sayuran, tiba tiba ibu Kumala berhenti sejenak membuat ibu Sabilah bingung.

"Mala kenapa diam?" tanya ibu Sabilah

"apa anakmu itu sudah menikah?"

"belum, ada apa.." ibu Sabilah

"aku akan kerumahmu nanti, aku ingin sekali bertemu dengan putrimu.." ibu Kumala memegang tangan ibu Sabilah yang sudah mengerti apa maksudnya.

"apakah pikiran kita sama.." ucap ibu Kumala, ibu Sabilah pun tersenyum dengan itu.

"aku akan mengajak putraku nanti.." ibu Sabilah mengangguk.

setelah selesai berbelanja mereka masuk dalam mobil mereka masing masing menuju pulang.

saat sampai dirumah ibu Sabilah menghubungi Nadia untuk pulang lebih cepat, begitu juga dengan ibu Kumala menyuruh Kara untuk pulang lebih cepat, entah apa yang akan direncanakan mereka.

***

didalam ruangan Nadia, Nadia sedang memeriksa hasil laporan para pasiennya. Nadia berpikir kenapa ibunya menyuruhnya untuk pulang lebih cepat, dengan itu ia harus mengurus semuanya dengan cepat untuk pulang lebih awal.

disaat yang bersamaan..

Kara sedang berkutik didepan komputernya, ia juga sibuk mengurus pekerjaannya. Kara juga berpikir kenapa ibunya menyuruhnya untuk pulang lebih awal.

"Kara kenapa tante menyuruhmu pulang lebih awal?" tanya Reno disela kesibukan Kara.

"entahlah, biasa pasti alasan ingin ditemani saja!" ucap Kara yang masih sibuk dengan kertas kertas didepannya.

"hm.. Reno kau ikut saja bagaimana?" Reno pun mengangguk.

"aku akan telfon Febriyan biar kesana juga..." ucap Kara, Reno pun tersenyum dan mengangguk.

mereka pun melanjutkan pekerjaan mereka, dengan cepat.

*****

sore pun tiba ibu Sabilah sedang memasak didapur dibantu oleh beberapa pembantu, Nadia datang langsung menemui ibunya. Nadia tampak bingung kenapa ibunya masak begitu banyak, ia pun mendekat keibunya.

"ma.. kenapa menyuruh Nadia pulang lebih awal?" tanya Nadia meminum air.

"bakal ada temen mama, pengen ketemu kamu!"

"kenapa?"

"sayang.. kenapa kamu banyak tanya mending kamu bantu mama menyiapkan semua ini..." Nadia pun berdiri dan membantu ibunya.

disaat bersamaan...

Kara pulang diikuti Reno dan ada Febriyan bersama Bagas, Kara membawa sebuah bunga ditangannya, ia membeli atas perintah ibunya. Mereka semua bingung kenapa mamanya sangat aneh, kenapa harus membawa bunga segala.

"ma.. mama mau kemana kok rapi sekali?" tanya Kara melihat ibunya sudah cantik, ibu Kumala pun tersenyum kearah mereka.

"nenek kecil.. gendong.." ucap Bagas, ibu Kumala pun langsung menggendong Bagas.

"kita akan kerumah sebelah, nanti papamu juga pulang tapi mungkin agak telat.."

"ngapain kesana?" ucap Kara kesal.

"sudah lah ayo, nanti keburu maghrib.." ibu Kumala berjalan dengan menggendong Bagas, Kara Reno dan Febriyan hanya menurut ikut dibelakangnya.

Saat masuk kedalam rumah Nadia, Kara sudah sangat kesal rasanya ia ingin kembali bekerja saja.

"apa kau tahu mas, rumah ini punya seorang putri.. apa tante akan menikah kan mereka?" ucap Reno langsung mendapat tatapan tajam dari Kara, Febriyan hanya tertawa dengan itu.

Ting Tong Ting Tong...

ibu Sabilah membukakan pintu untuk mereka, dan ia merasa senang saat melihat ibu Kumala sudah datang. ibu Sabilah menyuruh mereka untuk masuk, dan duduk disofa. Kara memberikan bunga yang ada ditangannya pada ibu Sabilah, ibu Sabilah tersenyum atas kesopanan Kara.

"wahh Bagas sudah besar ya..." Bagas sibuk dengan mainannya.

"iya tante, usianya sudah 5 tahun lebih!" ucap Febriyan tersenyum

"sambil menunggu adzan maghrib kita mengobrol dulu disini, aku akan panggilkan putriku dulu.." ucap ibu Sabilah, belum sempat memanggil Bagas melihat kearah lain dan tersenyum

"doktel cantik!!"

semuanya menoleh kearah yang Bagas tunjuk, ya Bagas memanggil Nadia. Nadia terkejut mereka berkumpul diruang tamunya, Bagas turun dari gendongan ibu Kumala dan berlari kearah Nadia.

ibu Kumala juga terkejut melihat Nadia, karena sebelumnya mereka telah bertemu saat pak Wijaya sakit. dengan menggendong Bagas Nadia berjalan kearah mereka, dan memberi salam dengan sopan.

"halo nyonya.. apa kabar?" ucap Nadia menunduk sopan.

"Bilah ini putrimu?" ibu Sabilah mengangguk.

"ya ampun aku sudah mengenalnya, dia ini dokter yang nyelamitin suamiku.." Nadia pun tersenyum.

"ini doktel cantik yang bantu Bagas satit.." Bagas tiba tiba berbicara, mereka semua terkejut.

"ya.. dia juga dokter yang nyembuhin tangan Kara.." ucap Febriyan lagi, mereka bertambah terkejut dengan semua kebetulan itu, Kara hanya terdiam.

saat mereka sedang mengobrol, adzan maghrib berbunyi dan semuanya pun bersiap sholat berjamaah, begitu juga terlihat pak Wijaya dan pak Adi datang.

Nadia tidak sholat ia malah bermain dengan Bagas, sesekali Nadia tertawa mendengar celoteh Bagas. Kara melihat itu tersenyum tapi hilang dalam sekejap, ia memilih keluar mencari udara segar.

***

jangan lupa like dan komen kalian😍

beri saran/kritikan jika diperlukan😇

Terpopuler

Comments

Lisa Sasmiati

Lisa Sasmiati

tambah seru thor

2021-07-20

0

Yuyun Yunengsih

Yuyun Yunengsih

😍😍

2020-06-20

0

Novianta Milala

Novianta Milala

🤗🤗🤗

2020-05-07

1

lihat semua
Episodes
1 1. KR
2 2. Dokter Nadia
3 3. Kesal
4 4. Lepaskan
5 5. Takdir
6 6. Es, Batu
7 7. Marah
8 8. Tersenyum
9 9. Kamu!
10 10. kamu lagi!
11 11. Dia ini
12 12. Perjodohan
13 13. Perjodohan 2
14 14. Calon
15 15. Lebih cepat, lebih baik
16 16. surat kontrak
17 17. Pertunangan
18 18. es krim
19 19. Hari pernikahan
20 20. kejailan Kara
21 21. Imut sekali
22 22. pesta
23 23. menunggu kamu
24 24. ciuman itu
25 25. khawatir
26 26. merindukannya.
27 27. mencintainya
28 28. mencintainya 2
29 29. pantaskah
30 30. terima kasih
31 31. istriku
32 32. jatuh cinta padamu
33 33. bercanda
34 34. kebencian
35 35. malam yang indah
36 36. Kara hentikan!
37 37. ditakdirkan
38 38. kesal sekali
39 39. kebakaran
40 40. pernikahan
41 41. Bahagia
42 42. Bulan madu
43 43. ular
44 44. ular 2
45 45. positif
46 46. positif 2
47 47. kebencian Risa
48 48. Anak kita
49 49. aku ingin bahagia
50 50. selamat ulang tahun Kara
51 51. beri aku cinta
52 52. pergi!
53 53. Risa
54 54. Risa 2
55 55. ucapan David
56 56. menjauhiku
57 57. Vano/Nadia
58 58. maaf
59 59. harus sehat
60 60. karakter baru
61 61. dua adek
62 62. tengah malam
63 63. bayi kita
64 64. bayi kita 2
65 65. bersedih
66 66. liburan
67 67. kehidupan baru
68 68. cemburu
69 69. cemburu 2
70 70. tolong!!!
71 71. syarat
72 72. syarat 2
73 73. kesalah pahaman
74 74. Naira
75 75. selalu mencintaimu
76 76. merasa
77 77. kembali
78 78. sentuhan
79 79. merindukan
80 80. Vano
81 81. papa
82 82. pulang
83 83. pulang 2
84 84. papa Naira
85 85. Amelia
86 86. tentu saja
87 87. akan kulakukan
88 88. sekali lagi
89 89. flashback
90 90. flashback 2
91 91. flashback off
92 92. bagus!!
93 93. (END)
94 94. Extra Part 1
95 95. Extra Part 2
96 96. Extra Part 3
97 97. Extra Part 4
98 98. Extra Part 5
99 99. Janji Adnan.
100 100. Adnan dan Naira
101 Naira Putri.
102 Sekretaris.
103 Pekerjaan.
104 Do You Remember?
105 Halo semuanya ....
106 kisah baruu.
107 LOVE STORY OF TWINS
Episodes

Updated 107 Episodes

1
1. KR
2
2. Dokter Nadia
3
3. Kesal
4
4. Lepaskan
5
5. Takdir
6
6. Es, Batu
7
7. Marah
8
8. Tersenyum
9
9. Kamu!
10
10. kamu lagi!
11
11. Dia ini
12
12. Perjodohan
13
13. Perjodohan 2
14
14. Calon
15
15. Lebih cepat, lebih baik
16
16. surat kontrak
17
17. Pertunangan
18
18. es krim
19
19. Hari pernikahan
20
20. kejailan Kara
21
21. Imut sekali
22
22. pesta
23
23. menunggu kamu
24
24. ciuman itu
25
25. khawatir
26
26. merindukannya.
27
27. mencintainya
28
28. mencintainya 2
29
29. pantaskah
30
30. terima kasih
31
31. istriku
32
32. jatuh cinta padamu
33
33. bercanda
34
34. kebencian
35
35. malam yang indah
36
36. Kara hentikan!
37
37. ditakdirkan
38
38. kesal sekali
39
39. kebakaran
40
40. pernikahan
41
41. Bahagia
42
42. Bulan madu
43
43. ular
44
44. ular 2
45
45. positif
46
46. positif 2
47
47. kebencian Risa
48
48. Anak kita
49
49. aku ingin bahagia
50
50. selamat ulang tahun Kara
51
51. beri aku cinta
52
52. pergi!
53
53. Risa
54
54. Risa 2
55
55. ucapan David
56
56. menjauhiku
57
57. Vano/Nadia
58
58. maaf
59
59. harus sehat
60
60. karakter baru
61
61. dua adek
62
62. tengah malam
63
63. bayi kita
64
64. bayi kita 2
65
65. bersedih
66
66. liburan
67
67. kehidupan baru
68
68. cemburu
69
69. cemburu 2
70
70. tolong!!!
71
71. syarat
72
72. syarat 2
73
73. kesalah pahaman
74
74. Naira
75
75. selalu mencintaimu
76
76. merasa
77
77. kembali
78
78. sentuhan
79
79. merindukan
80
80. Vano
81
81. papa
82
82. pulang
83
83. pulang 2
84
84. papa Naira
85
85. Amelia
86
86. tentu saja
87
87. akan kulakukan
88
88. sekali lagi
89
89. flashback
90
90. flashback 2
91
91. flashback off
92
92. bagus!!
93
93. (END)
94
94. Extra Part 1
95
95. Extra Part 2
96
96. Extra Part 3
97
97. Extra Part 4
98
98. Extra Part 5
99
99. Janji Adnan.
100
100. Adnan dan Naira
101
Naira Putri.
102
Sekretaris.
103
Pekerjaan.
104
Do You Remember?
105
Halo semuanya ....
106
kisah baruu.
107
LOVE STORY OF TWINS

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!