Nadia masih asik dengan Bagas yang berceloteh, terlihat Febriyan menghampiri mereka, Nadia tersenyum ketika melihat Febriyan.
"papa.. doktel cantik kasih Bagas ini!" ucap Bagas menunjukkan sebuah mainan kecil.
"iya.. bilang apa pada doktel cantik.."
"terima kasih doktel cantik.." ucap Bagas mencium pipi Nadia, Nadia tersenyum dengan itu, Febriyan hanya menggelengkan kepala.
"bisa kebetulan seperti ini ya.." ucap Febriyan, Nadia pun tersenyum..
"ya.." jawab singkat Nadia tersenyum.
"oh iya terima kasih dengan penjagaan mobilnya.." ucap Nadia lagi.
"hm.. tidak masalah!" Febriyan jadi mengingat gelang Nadia yang terputus akibat ditarik oleh Bagas.
****
beberapa menit kemudian mereka berkumpul dimeja makan besar milik rumah Nadia, mereka semua duduk dan siap untuk memulai makan malam.
entah apa yang terjadi Kara dan Nadia duduk bersebelahan, Nadia sedang memangku Bagas yang tidak mau lepas dari Nadia, Kara kesal karena harus duduk disamping Nadia.
"oh iya Adi, ini adalah kedua keponakanku Febriyan dan Reno mereka tinggal di dekat dekat sini.. dan yang kecil itu putra dari Febriyan namanya Bagas." pak Adi tersenyum melihat wajah lucu Bagas yang sedang berceloteh dengan Nadia.
"dimana istrimu, kenapa tidak dibawa?" pertanyaan pak Adi membuat mereka semua diam, Febriyan tersenyum dengan itu.
"dia dihatiku om, tidak didunia ku.." pak Adi terkejut saat mendengar perkataan Febriyan, ia pun mengangguk mengerti apa yang dimaksud Febriyan.
"dia putra bungsuku, pasti kau sudah tahu kan!" pak Adi tersenyum dan mengangguk.
"dan ini putri bungsuku, kalian pasti belum tahu karena sebelumnya dia tidak tinggal disini. namanya Nadia." Nadia tersenyum kearah semuanya, Kara muak dengan itu.
"jadi, kita semua dikumpulkan disini untuk apa pa?" tanya Kara yang akhirnya membuka mulut.
"tentu saja untuk membicarakan perjodohanmu dengan Nadia, Kara maaf mama belum bilang sama kamu!" Nadia terkejut sampai menjatuhkan sendok ditangannya, Kara sangat kesal.
brakk!!!
karena kesal Kara memukul meja dengan keras, membuat mereka semu terkejut. terlihat wajah Kara sangat marah, mereka semua berdiri dari duduknya.
"sudah Kara katakan, Kara tidak akan menikah. apa lagi dengannya, dan siapa yang mau menikah dengannya.!" ucap Kara menunjuk Nadia, Nadia hanya diam ia memberikan Bagas pada Febriyan, ia berjalan mendekati Kara.
"dengar aku juga tidak mau menikah denganmu, lebih baik aku jomblo seumur hidup!" ucap Nadia pergi dari sana.
"pasti kau yang sudah merencanakan ini, kau mendekati ibuku agar kau bisa menikahiku!"
"aku tidak akan sehina itu!"
"benarkah, apa kau mendekati Bagas karena ingin menikah dengan..."
plak!!!
satu tamparan mendarat dipipi Kara, Kara memegangi pipinya dan menoleh Nadia dengan marah. Nadia sangat kesal dengan perkataan Kara, ia menangis dan meninggalkan nya.
"Kara, apa yang kamu katakan nak, Nadia bahkan tidak tahu semua ini!" ucap ibu Kumala, Kara keluar dari rumah itu tanpa memperdulikan perkataan semuanya.
"Riyan akan susul Kara, tante titip Bagas.." Febriyan berlari mengejar Kara.
saat Febriyan menyusul Kara, Kara mengendarai mobil dengan sangat kencang sampai Febriyan tidak bisa mencegahnya.
"maafkan putraku Sabilah, dia mempermalukan putrimu.." ucap ibu Kumala.
"sudah lah tidak masalah!" ucap ibu Sabilah memeluk ibu Kumala.
keluarga Kara berpamitan pulang setelah berminta maaf.
***
dikamar Nadia sedang menangis, ia sangat membenci Kara saat menyebut nya menggoda.
"pria tidak tahu malu!" umpat Nadia.
Kara sangat kesal ia melajukan mobilnya dengan cepat, sampai berhenti disuatu tempat yang sepi.
"tidak, bagaimana bisa mereka ingin menikah kan aku." kesal Kara
saat beberapa menit Kara terdiam hpnya berbunyi, terlihat nama Febriyan disana. Kara malas mengangkat sampai hp nya terus berdering, Kara pun akhirnya mengangkat telfon itu.
"halo.."
"Kara kamu dimana?"
"ada apa?"
"tante.. tante Mala tiba tiba pingsan!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
augst
santen belagu
2021-07-28
0
Lisa Sasmiati
kok sakit hatiku ya.....😰😰😰
2021-07-20
0
Harrisa Sanusi
dasar santan kara
2020-08-10
1