Hari pernikahan telah ditetapkan semua sudah melakukan persiapan, dan hari ini adalah hari dimana yang seharusnya membuat pasangan merasa bahagia karena sudah terikat dalam suatu pernikahan. tapi semua itu tidak berlaku pada Kara dan Nadia, karena pernikahan mereka hanya menuruti apa kata orang tua saja. terlihat beberapa tamu dan juga beberapa wartawan dan media juga sudah datang, mereka mengadakan pesta pernikahan disebuah hotel bintang 5 yang ada dijakarta.
Nadia sedang mempersiapkan diri dikamar yang tersedia untuknya, terlihat Nadia dengan kebaya putih duduk didepan cermin. beberapa orang menyanggul rambutnya dan ada juga yang membantu Nadia berdandan. beberapa menit kemudian mereka selesai merias Nadia, Nadia tampak begitu cantik didepan cermin ia berpikir tidak menyangka hari berlalu begitu cepat.
"harusnya aku senang dengan pernikahanku ini, kenapa aku merasa sedih." gumam Nadia dihadapan cermin, ia menahan air matanya.
"wahh adikku sangat cantik!" Nadia menoleh kearah suara itu, Nadia terlihat bahagia ketika melihat Diana kakak kedua dari Nadia.
"kak Diana!!" mereka saling berpelukan
"sudah sudah, kau ini seperti anak kecil saja nanti kau jelek jika menangis." Nadia tersenyum dengan perkataan kakaknya.
"hanya kak Aidan yang tidak ada!" Diana mengelus pundak adiknya itu,
"sudahlah, kan ada aku. ayo kita turun, calon suamimu sudah datang bersama keluarganya." Diana mencoba memperhatikan penampilan adiknya, setelah itu membawa Nadia untuk ke acara pernikahan.
saat Nadia sudah menuruni anak tangga, Nadia lagi lagi menjadi pusat perhatian semua orang dengan kecantikannya, beberapa wartawan langsung tertuju kearah Nadia, terlihat Nadia tersenyum bahagia disana entah itu palsu atau tidak.
Kara melihat kearah Nadia, dalam hatinya Kara mengakui bahwa Nadia sangat cantik. tapi entah dalam pikirannya mengatakan bahwa Nadia sama seperti Angel, Nadia terlihat cantik menggunakan apapun sama seperti Angel.
"tidak," gumam Kara mengalihkan pandangannya dari Nadia.
setelah itu Nadia duduk disebelah Kara, Nadia berusaha tersenyum berhadapan dengan Kara, begitu juga dengan Kara.
"bagaimana, apa sudah siap?" tanya penghulu, semuanya pun mengangguk. Kara menerima uluran tangan penghulu yang siap melakukan ijab kabul, dalam pikiran Kara tiba tiba terbayang kejadian pernikahannya bersama Angel.
"Saudara Kara Wijaya Bin Wijaya Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan Nadia Salsabillah Binti Adinata dengan maskawinnya berupa seperangkat sholat dan lainnya, tunai.”
"Saya terima nikah dan kawinnya Nadia Salsabillah binti Adinata dengan maskawinnya yang tersebut tunai." dengan satu tarikan nafas Kara mantab mengucapkan itu.
"bagaimana saksi sah!"
"SAH!!!" semua menjawab sah dengan keras dan mengucapkan syukur. kedua keluarga itu saling berpelukan bahagia.
Nadia mencium punggung tangan Kara, Kara pun mencium dahi Nadia. setelah itu mereka menyalami beberapa tamu yang hadir, dan mereka mendapatkan pertanyaan dari beberapa wartawan. Nadia sudah sangat lelah dengan semua itu, tapi Kara masih bisa berdiri dengan gagah menghadapi beberapa wartawan.
"apa kau lelah?" bisik Kara ditelinga Nadia. Nadia hanya mengangguk.
"Kara aku belum memperkenalkanmu pada seseorang!" ucap Nadia, Kara dengan acuh hanya menatap Nadia.
"kak Diana!" Nadia menarik Kara kearah Diana.
"Kara, dia kakak perempuan ku, dan itu suaminya dan itu anak mereka" Kara menyalami mereka dengan sopan dan tersenyum.
"kalian kenal dimana sebelumnya?" tanya suami Diana, Kara dan Nadia hanya diam dan saling memandang.
"hei kenapa kalian malah saling memandang?" ucap Nadia tertawa, Kara hanya tertawa kaku.
tiba tiba aula itu memasang lagu romantis untuk berdansa, beberapa pasangan pun berdansa disana. Kara hanya duduk disebelah Febriyan dan Reno sedangkan Nadia asik makan dengan Bagas dan keponakannya anak dari Diana.
"berdansalah Kara, ajak istrimu!" ucap Reno, Febriyan pun tersenyum dengan itu.
"lebih baik kau saja sana cari pasangan yang pas untuk berdansa, apa kau tidak malu belum menikah saudari kembarmu saja sudah menikah!" ucap Kara dengan angkuh.
"hei jangan mengejekku ya, karena kau juga aku tidak bisa berkencan dengan seorang wanita!" Kara hanya terkekeh geli dengan itu.
Kara menaruh minuman yang ia pegang dan mulai berjalan mendekati Nadia, terlihat Nadia masih asik bercanda dengan kedua anak kecil itu. Kara datang dan langsung menggendong dua anak itu sekaligus, Nadia terkejut dengan itu.
"hei mau dibawa kemana?" ucap Nadia diacuhkan oleh Kara.
Kara terus melangkah kearah Febriyan, ia memberikan kedua anak itu pada Febriyan, lalu ia menggenggam tangan Nadia yang sedari tadi mengikuti langkahnya dibelakang.
Nadia terkejut karena Kara membawanya ketengah acara itu, dan lampu sorot menyinari mereka. Kara menuntunnya untuk berdansa, Nadia pun hanya mengikuti apa yang Kara inginkan.
"apa yang kau lakukan?" tanya Nadia disela sela dansa mereka.
"aku ingin menunjukkan pada mereka kalau kita sangat bahagia." ucap Kara tersenyum, Nadia pun tersenyum tapi mereka lakukan itu dengan terpaksa.
mereka pun melanjutkan dansa mereka sampai musik berhenti, Nadia merasa pegal pada kakinya yang sejak tadi ia tahan malah diajak berdansa, rasanya ia ingin sekali melempar kepala Kara dengan sepatu yang ia pakai.
setelah acara semua itu selesai, keluarga Kara berpamitan untuk membawa putri bungsu mereka, disana ibu Sabilah memeluk Nadia dengan menangis. Nadia menenangkan ibunya mengatakan bahwa rumah mereka kan berdekatan jadi bisa setiap hari bertemu.
ibu Kumala membawa Nadia pulang kerumahnya, terlihat semuanya menyambut nya dengan bahagia. mereka mulai menanyakan banyak pertanyaan pada Nadia, Kara hanya diam dengan acuh, tiba tiba Kara mendapat telfon tentang pekerjaan nya, dan harus pergi. Kara meminta Nadia untuk pergi dihotel sendiri dan ia akan menyusul Nadia nanti, Nadia pun hanya menurut saja.
setelah Nadia mengganti baju, Reni membawanya ke sebuah hotel untuk Nadia dan Kara melakukan malam pertama mereka.
"apa kau tahu, dulu aku menikah juga bermalam dihotel mewah ini, setelah itu Kara membeli hotel ini untuk keinginan pribadinya." Nadia terkejut dengan perkataan Reni.
"oh iya gunakan baju tidur yang seksi agar Kara tergoda.." Nadia merasa malu dengan itu, Reni hanya tertawa melihat wajah merah Nadia.
Reni mengantar Nadia sampai masuk lift saja setelah itu Reni meninggalkan Nadia, Nadia merasa benar benar terjebak dengan rencana saudara Kara, Nadia pun masuk dalam kamar yang sudah disediakan untuknya.
terlihat Kara datang dan ia merasa pusing pada kepalanya, ia pun meminta obat pada beberapa pelayan, lalu berlalu dari sana menuju kamar yang ia pesan.
"siapa?" ucap Nadia yang terkejut ketika dirinya akan ganti baju, Kara masuk tanpa mengetuk.
"aku!, siapa lagi!" ucap acuh Kara lalu masuk kedalam kamar mandi.
"wah.. mood nya berubah lagi, kadang manis, kadang pedas, kadang asin dan juga pahit!" gumam Nadia, dengan membuka kopernya.
"aku mendengarnya!" teriak Kara, Nadia hanya tertawa dengan itu, tiba tiba seseorang mengetuk kamar mereka.
"iya?" ucap Nadia melihat seorang pelayan berdiri.
"nyonya, tuan KR memintaku membawakan ini untuk nya!" pelayan itu menyodorkan sebuah paket, Nadia pun menerimanya lalu menutup pintu kamar itu lagi. Nadia merasa penasaran apa yang diminta Kara, Nadia pun membuka paket itu dan terkejut melihat isi paket itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Lisa Sasmiati
apaan sih isinya
2021-07-20
0
Yuyun Yunengsih
apaan isinya ..
2020-06-20
1
Novianta Milala
pa isi paket nya
2020-05-07
0