keesokan harinya Nadia bangun kesiangan, hingga membuatnya terlambat bekerja. Nadia terburu buru keluar dari apartemen dan menuju mobilnya, saat diparkiran lagi lagi ia bertemu dengan Kara. Kara sedang sibuk dengan menelfon mondar mandir didepan mobil Nadia, Nadia masuk dalam mobilnya dan beberapa kali membunyikan klakson mobil itu.
"ya.. kita akan.. (tin tin tin) membi... (tin tin tin) pak saya tutup dulu telfonnya." Kara mematikan telfonnya dan berjalan kearah Nadia dengan kesal.
"apa kau sudah gila dipagi hari!" teriak Kara, Nadia yang tidak terima dia turun dari mobilnya.
"kau yang tidak waras, kenapa juga kau harus mondar mandir didepan mobil orang, dan.. huft.. sudah lah minggir." ucap Nadia geram, saat ingin masuk Kara menghalanginya.
"jika aku tidak mau minggir kau akan apa?" Nadia bertambah kesal melihat wajah Kara yang membuatnya jijik, Nadia pun menendang lutut Kara dengan sepatunya
"entah mimpi apa aku semalam, pagi pagi bertemu dengan orang tidak waras sepertimu!" gumam Nadia pelan tapi masih didengar Kara, Nadia pun melajukan mobilnya meninggalkan Kara yang kesakitan dengan lututnya.
"dia.. benar benar.. wanita sialan!" umpat Kara, Kara berjalan perlahan menuju mobilnya dan berlalu pergi dari apartemennya.
***
Febriyan dan putranya mengunjungi pak Wijaya dirumah sakit, terlihat pak Wijaya sudah merasa sehat sedang bermain dengan Bagas, Febriyan sendiri sedang duduk dan tersenyum ke arah mereka.
"Riyan.. apa kau tidak mencari ibu untuk putramu?" pertanyaan dari pak Wijaya membuat senyum Febriyan hilang.
"iya nak.. kasian putramu masih membutuhkan ibu diusianya itu.." saut ibu Kumala membelai rambut Bagas.
"tidak om.. Febriyan bisa mengurus Bagas sendirian, aku akan berusaha menjadi ayah dan ibunya." jawab Febriyan mantab.
"tapi itu sulit nak.."
"Insyaallah itu tidak akan sulit tante..."
tiba tiba pintu mereka ada yang mengetuk, dan menampilkan seorang dokter untuk memeriksa pak Wijaya, dokter itu tersenyum dengan manis.
"doktel cantik.." ucap Bagas ketika melihat dokter itu, dokter itu adalah Nadia.
"halo Bagas bagaimana kabarmu hm..." ucap Nadia memeriksa pak Wijaya.
"baik, doktel." Nadia tersenyum.
"tuan sudah baik baik saja, besok sudah boleh pulang. tolong lebih berhati hati ya tuan, untuk nyonya lebih dijaga pola makannya untuk tuan." ucap Nadia, diangguki oleh pak Wijaya.
"iya dokter, kalau boleh tahu siapa nama dokter?" belum sempat dijawab Kara datang menyahut omongan ibunya.
"kenapa mama perlu tahu namanya?" ucap Kara dingin, Nadia pun acuh dengan itu.
"nama saya Nadia nyonya, kalau gitu saya permisi dulu.." ucap Nadia tersenyum, saat melewati Kara Nadia memandangnya dengan sinis begitu juga dengan Kara yang memandangnya sinis pula.
Febriyan melihat keduanya merasa bingung, apakah keduanya saling mengenal sampai seperti itu pikirnya. Febriyan pun mendekati Kara.
"apa dia temanmu?" Kara menoleh kearah Febriyan.
"tidak untuk apa aku mempunyai teman sepertinya!" ketus Kara, Febriyan hanya beroh saja.
Nadia berjalan ke arah ruangannya, dan membereskan barang barangnya. saat melakukan aktivitasnya Nadia tiba tiba mengingat Kara dalam otaknya, Nadia pun mulai kesal dengan itu.
"Nad pulang awal ya.." tanya Dewi
"Iya Wi, kamu kerja malam ya?" Dewi hanya mengangguk.
"yaudah Wi aku balik dulu ya, semangat kerja malam nya." ucap Nadia berjalan
"oke makasih hati hati ya.."
Nadia sedang dalam perjalanan pulang, ia melihat seorang anak kecil yang ia kenali. sedang berjalan ditengah jalan bermain dengan seekor anak kucing. Nadia meminggirkan mobilnya dan cepat keluar dari mobilnya.
"Bagas!!!" teriak Nadia, tapi anak itu masih asik bermain.
"ya Allah, bagaimana ini apa tidak ada orang tuanya?" Nadia bingung dengan itu.
"tidak ada cara lain!" Nadia berlari kearah Bagas dan tidak menghiraukan jalan raya.
Nadia mencoba memberhentikan mobil yang tidak tahu ada seorang anak kecil yang ingin ditabraknya, Nadia berusaha berteriak sampai mobil berhenti pas dihadapannya. Kemudian banyak orang berkumpul disana untuk melihat mereka, mereka semua memuji dan berpikir Nadia adalah ibu dari Bagas.
"Bagas kamu baik baik saja kan sayang?" ucap Nadia menggendong Bagas yang sedang bermain dengan seekor kucing.
"doktel cantik.." ucap polos Bagas, membuat Nadia tersenyum lega.
"wahh kau sangat berani nona! apa benar kau ibu dari anak itu?" tanya seseorang, Nadia pun tersenyum dan sedikit berkaca kaca. entah mengapa dia sangat menyayangi Bagas, Nadia membawa Bagas ketepi jalan.
"Bagas dimana ayahmu?"
saat Nadia masih mengobrol dengan Bagas, tiba tiba ia melihat Kara yang sedang mencari cari sesuatu yang diyakini Nadia adalah Bagas. Nadia berjalan membawa Bagas kearah Kara, Kara terkejut melihat Nadia menggendong Bagas.
"apa kau tidak bisa menjaga anak kecil!" ucap Nadia kesal, Kara bingung dengan itu.
"apa kau tahu, jika aku tidak ada anak ini akan berada dirumah sakit sekarang karena mobil menabraknya!" Kara langsung mengambil Bagas dari gendongan Nadia dan melihat apakah Bagas terluka.
"ternyata kau memang seperti ini, bukan hanya arogan kau juga tidak bisa menjaga sesuatu berharga yang seharusnya kau jaga baik baik, jika kau tidak bisa menjaganya seharusnya tidak perlu kau jaga!!" Kara menjadi marah dengan apa yang dikatakan Nadia.
"beraninya kau mengatakan semua itu!" Kara mencengkram tangan Nadia, Nadia malah melototi wajah Kara.
"akhh kau menyakiti ku!"
"untung saja kau wanita, jika kau seorang pria aku sudah menghajarmu sampai mati!" Kara melepas tangan Nadia dengan kasar, Nadia melihat wajah Kara yang merah karena sedang marah.
****
Kara telah mengantar Bagas pada Febriyan, dia kembali keapartemennya dengan kesal dan marah, ia membanting pintu apartemen itu dengan sangat keras. Kara kearah kamar mandi menenangkan dirinya dengan mandi air dingin, Kara mengingat perkataan Nadia.
"ya.. aku tidak bisa menjaga sesuatu yang berharga karena itu aku kehilangan Angel!" batin Kara.
dilain tempat Nadia sedang berada dikamarnya sedang memaki Kara yang ceroboh.
**
jangan lupa like dan komen kalian😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Lisa Sasmiati
si kata menjengkelkan....ceh
2021-07-20
0
Yuyun Yunengsih
hemmm...
2020-06-20
0
Novianta Milala
semangat
2020-05-07
1