Keesokan harinya Randi pergi bekerja setelah selesai serapan. Dengan tampang yang terlihat tidak ada beban sama sekali.
"Tuan, ada bahan makanan yang sudah habis." mbok Asih berkata pelan sambil beberes piring bekas makan Randi.
"Hmm, nih.. Beli yang di butuhkan di rumah ini." Randi memberikan uang cash kepada Mbok Asih, karena dia memang suka belanja di pasar, dia tidak mengerti kalau di mall. Mbok Asih menerima uang tersebut dengan senyuman. Dari Tuannya kecil dia sudah di percaya untuk urusan rumah tangga di kediaman ini.
Randi berangkat dengan sopir pribadinya. Dia jarang menyetir sendiri karena dia kadang tidak fokus.
Setelah Randi pergi baru Arya keluar dari kamarnya dengan pakaian olah raga, sebelum bekerja dia biasanya nge-gym di ruang khusus olah raga di dekat kolam renang.
Dengan bersiul pelan dia memasuki ruangan gym, dan mulai dengan treadmil.
Setelah Mbok Asih selesai membersihkan dapur, dia bersiap - siap hendak pergi kepasar.
Ketika dia hendak keluar, dia bertemu dengan Airin yang turun kebawah.
"Nyonya, apa yang anda butuhkan?" Mbok Asih menanyakan apa kebutuhan nyonya rumahnya.
Airin memperhatikannya, dia melihat pakaian mbok Asih lebih rapi.
"Mbok mau keluar?" Airin malah bertanya.
"Iya nyonya, ada yang perlu saya beli, bahan dapur dan lainnya." jawabnya sambil tersenyum.
"Ya sudah, pergi saja, saya akan membuat serapan untuk saya sendiri."
"Tidak apa- apakah nyonya?"
"Ya tidak apa - apa. Oya aku dengar suamiku sudah pulang, dimana dia sekarang?" Airin penasaran juga melihat suaminya itu, sudah pulang tapi tidak menyapanya.
"Tuan sudah berangkat kerja nyonya, mas Arya lagi di ruang olah raga" mbok Asih menjelaskan apa yang di lakukan orang - orang si rumah itu.
"Oh, ok deh, saya kedapur dulu buat serapan" ucapnya sambil berjalan menuju dapur.
Kemudian dia didapur membuka kulkas untuk melihat apa yang harus dia masak.
'Hmm, kayaknya enak nih masak mie goreng,' gumamnya.
Dia mengeluarkan sedikit udang, cumi dan ayam, dia mulai memotong kecil - kecil. Beberapa sawi dan wortel.
Dia mulai menumis per-bawangan dan setelahnya memasukan daging ayam, cumi dan udang. Tidak lupa juga dia menaruk telur ayam.
Setelah Arya selesai dari ruangan gym, dia langsung nyebur kedalam kolam dan tak berapa lama dia keluar dari kolam dan melilitkan handuk di bagian bawah badannya.
Dia keluar dari sana untuk berganti baju ke kamarnya, dia melewati ruang keluarga. Tapi sebelum dia menaiki tangga, dia mencium aroma masakan yang enak.
"Mbok Asih lagi masak apa nih?" gumamnya, dia menuju arah dapur, apa lagi setelah berolah raga dia sangat kelaparan.
Di ambang pintu dapur dia terperanjat, melihat wanita yang menurut dia seksi dengan memakai daster sampai pangkal pahanya.
'Ternyata daster itu kependekan sedikit.' gumamnya. Biar bagaimanapun, dia yang memilih pakaian itu untuk ibu tirinya. Ternyata tinggi tubuh Airin tidak bisa di tebak Arya saat membeli pakaian tersebut.
Dia mendekat dan secara spontan memeluk wanita itu dari belakang.
"Mom.." panggilnya pelan dan setengah berbisik.
Airin sedikit tersentak karena terkejut.
"Arya, kamu ngagetin saja. Dari mana kamu ini kok basah basah?" tanyanya tanpa menoleh dan masih sibuk dengan mengaduk mie di dalam wajan.
Dia hanya merasakan air menetes kebahunya dari rambut Arya. Ada aroma kaporit yang bercampur dengan air.
"Baru habis dari berenang" sahutnya yang masih meletakkan dagunya di atas bahu Airin.
"Ya udah, habis ini kamu bisa serapan, nih sudah aku masakin mie goreng. Sana ganti baju" suruh Airin, karena saat hangat lebih enak di makan.
"Keliahatannya enak, tapi lebih enak nyium Mommy," bisiknya di telinga Airin. Wanita itu sediki merinding karena merasakan hembusan nafas Arya di lehernya.
Arya mematikan kompor di depan mereka , dan membalikkan tubuh Airin, Airin sedikit terbelalak ketika melihat Arya yang masih bertelanjang dada. Jantungnya berdetak kencang melihat pemandangan ini.
"Kemana mbok Asih? Mengapa Mommy yang memasak?" tanyanya dengan menyandarkan Airin di meja pantri.
"Mbok asih lagi kepasar" jawab Airin
"Oh" dan dia langsung menarik Airin kedalam pelukannya.
"Arya, jika ayahmu tahu kita bisa bahaya," Airin sedikit ketakutan dan memberi alasan agar Arya berhenti bertindak lebih.
"Tidak akan tahu kalau tidak di katakan" Godanya lagi.
"Bukannya ada CCTV di sini?" Airin menebak, karena rumah sebesar ini, tidak mungkin kalau tidak ada kamera pengintai.
"Tidak, ayah tidak memasang CCTV di dalam rumah, hanya di luar." Ucapnya yang masih tetap menatap wajah Airin yang memerah.
"Tapi ini tidak baik." dia berusaha untuk menyadarkan Arya agar tidak melakukan hal yang lebih lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
end
ceritax laen
2024-09-24
0
Yura_K🦖(?)
bahaya nih arya
2024-07-13
4
ria sufi
aduh Arya bahaya
2024-06-14
1