Hari ini Airin memberi pesan kepada Mbok Asih kalau dia pergi keluar rumah untuk jalan - jalan. Dia merasa seperti sudah lama dia terkurung, jadi perlu untuk melihat- lihat keadaan di luar sana.
"Katakan pada Arya atau suami saya, tidak perlu mencari saya, nanti sore saya akan kembali. Saya hanya ingin mencari seseorang." begitu pesan yang dia smpaikan kepada Mbok Asih.
"Baik Nyonya." jawab Mbok Asih.
Kemudian Taxi yang di pesan Airin telah datang, dia tidak berani memakai mobil yang ada di rumah. Dia juga harus menjaga jati dirinya yang di kenal orang sebagai orang dari desa.
Kalau tiba- tiba dia bisa mengendarai mobil kan tidak lucu, jangankan nyetir mobil, mungkin mengendarai motor saja pemilik tubuh ini belum tentu tahu, pikir Airin. Dia masih merasa geli di dalam hatinya, bagaimana juga ini suatu ke ajaiban yang tidak pernah dia bayangkan.
Bisa hidup lagi di dalam tubuh orang lain, itu.. Itu suatu keberuntungan yang besar bagi Airin. Dia bisa kembali lagi melihat bagian dunia dari sisi lain hidupnya.
Dia menyuruh sopir mengantarnya ke Apartemen terbaik dan terbesar di kota itu, ketika dia menjadi seorang Mafia, dia tinggal di sini. Sementara kedua anaknya bersama ibu angkatnya. Dia datang kesana jika ada hari libur.
Saat ini dia berdiri di depan pintu Apartemennya, dia menekan Password pada pintu itu.
Klik
Terbuka, betapa senangnya dia, dengan bergegas dia masuk kedalam, setelah menutup pintu.
"Aahh... Sweet Home sweet" serunya dengan merentangkan tangannya dan menjatuhkan dirinya di sofa.
Dia menarik nafas dalam- dalam, "Aku masih hidup walau dengan tubuh orang lain." Dia memejamkan matanya, berlahan - lahan menghirup aroma yang sangat dia rundukan. Membelai sofa yang dia duduki dengan lembut.
Ada air mata menetes di pinggir matanya, "Terima kasih Tuhan, kau memberiku kesempatan lagi, akan aku balas kalian semua...!" teriaknya.
Dia masuk kedalam kamarnya, membuka brangkas, kartu - kartunya masih di sana, dan juga.... Ponselnya!
"Aaaa.. Iya, aku ingat terakhir bertugas aku tidak membawa ponselku." Serunnya kegirangan.
Dia sengaja setiap mejalankan misi tidak membawa ponsel, atau benda lain yang akan mengganggunya ketika menjalankan tugasnya. Dia orang yang serius dan fokus dalam menjalankan setiap tugas yang di berikan.
Dia menghidupkan ponselnya yang masih memiliki power tinggal setengah. Dengan ponselnya saja dia merasa rindu seperti ini, dia terkekeh lucu. Mengelus- elus ponsel itu yang baru mulai menyala.
Dia mulai membaca pesan - pesan, ada pesan dari atasannya malam saat dia melancarkan misi terakhirnya. Dia mengerutkan keningnya ketika membaca sebuah pesan dari bosnya.
Airin, nikamti hari terakhirmu ya..
Dia bingung maksud dari kalimat ini, apakah karena itu memang misi terakhirnya atau dia tahu hari itu terakhir hidupnya?
Kemudian dia mencek apakah ada transferan terakhir. TIDAK.
Bangsat! Apakah dia ikut dalam rencana itu? Nyawaku telah melayang, aku tidak ingin dia tidak membayar hasil kerja terakhirku.
Dia mengetuk- ngetuk jarinya di atas nakas yang ada di sebelah ranjangnya, saat ini dia membaca pesan teksnya dengan duduk bersandar pada ranjangnya, dia ada ide, kemudian dia membalas.
Kenapa misi terakhir tidak ada pembayaran?
Dia mendiamkan ponselnya, tiba - tiba suara deringan masuk, dia melihat...
Heh.. Kau mau bermain? Reject.
Anda harus membayar, bukan menelepon, kalau tidak aku akan datang membalasmu. Harga nyawaku tidak sebanding hidupmu.
Dia tidak berani menelepon kembali, mungkin orang di sana sedang terkejut atau berfikir, dia hanya bisa menebak seperti itu, tidak berapa lama suara notifikasi masuk.
1 miliar.
Hanya itu. Tulis Airin membalas, tidak berapa lama ada notifikasi lain.
2 miliar.
Hah..! Ternyata dia ketakutan, tidak berapa lama ada notif pesan masuk.
Siapa kamu?
Orang yang kau bunuh, sungguh tidak di sangka bukan? Aku kembali untuk membalasmu.
Kemudian Airin memblokir nomornya. Airin ingat siapa dia, siapa keluarganya, di mana selingkuhannya. Sangat muda menemukan kalian bajingan itu.
Tapi mereka tidak tahu di mana tempat tinggal Airin, Airin bukanlah orang yang bodoh. Dari segalanya mereka hanya tahu nomor ponselnya dan rekeningnya, selebihnya.. Nol.
Airin mulai mentransfer uang itu ke nomor rekening pasif miliknya yang lain, dengan memakai cara link yang tidak bisa melacak nomor rekeningnya.
Seteleh itu dia menyalakan laptop dan mulai mentransfer ke rekening anak anaknya, Dia selalu mengirimkan 3 atau 4 kali ke rekening anonim, barulah dia mentransfer ke rekening aslinya dan anaknya. Itu yang di sebut pencucian uang sampai bersih.
Dia mentransfer ke anaknya tidak terlalu banyak, walau tidak semua, tapi cukup menghidupi mereka berdua dan neneknya. Jika dia menggembungkan tabungan anaknya, pasti akan menjadi kecurigaan bagi dia dan juga pihak bank.
Mama, mama ada di mana? Kenapa lama memberi kabar?
Anak - anakku tidak tahu tentang pekerjaanku, dari itu aku tidak boleh mentransfer dengan jumlah yang mencolok. Bagaimana kalau mereka tahu bahwa aku sudah mati dengan tubuh hancur? Oh, anakku.. Bagaimana hancurnya mereka mendengar itu. Anak kembarku.. Mama tidak akan meniggalkan kalian, gumamnya sambil meneteskan air matanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
Ira Rachmad
muda => mudah
2025-03-11
0
ria sufi
lanjutkan
2024-06-14
1
nacho
😍😘😍😘😍😘😍😘😍😘
2024-05-13
0