Dia sangat membenci ayahnya saat ini, itu karena ketika dia remaja ayahnya yang suka memukulnya memberikan obat racikan baru, dia tidak akan merasa sakit ketika ayahnya memukulnya.
Malah pukulan- pukulan yang di berikan ayahnya membuat dia sedikit bergairah, sehingga suatu saat dia pergi ke rumah bordil, dia menyukai seorang wanita untuk dia tiduri.
Ketika wanita itu sudah tidak mengenakkan apa- apa, adiknya sama sekali tidak hidup. Dia merasa heran, entah mengapa timbul rasa geram di hatinya.
Dia mulai menampar wanita itu, ada kesenangan saat dia melakukannya. Dia mencoba pemukulan mode lain, dia semakin bersemangat. Dari situ dia tahu bahwa dia akan horney ketika memukul orang lain.
Dia menarik rambutnya dengan kuat seakan mengutuk dirinya sendiri. Dia tidak menyangka mengapa dia memiliki kelainan sperti ini.
Dia berdiri dan berjalan ke arah Balkon kamarnya, memandang ke halaman yang luas, di melirik ke samping ke arah balkon di sebelah kamarnya.
Dia melihat seorang wanita sedang berjemur dan masker kencantikan di wajahnya dan dua buah irisan timun di kedua matanya. Dia berbaring di kursi santai dengan memakai handuk mandinya, dia menaikkan satu kakinya di atas kaki lain, pahanya tersingkap karena belahan jubah mandi itu terbuka.
"Apakah dia ini istri yang kusiksa seminggu lalu?" gumamnya pelan.
Sementara itu Airin yang menikmati cahaya matahari dengan perasaan bahagia, di kehidupan sebelumnya dia tidak bisa menikmati matahari seperti ini, karena dia hidupnya seperti kelelawar, tidur siang, malam bekerja.
Dia belum menyadari bahwa suaminya telah kembali pagi ini, jadi dia santai saja.
"Airin, kehidupanmu sekarang aku yang mengendalikan, jadi kamu jangan masuk lagi ya, aku sudah menyembuhkanmu, jadi jangan rebut lagi, kamu tidak tahan dan meninggalkan ragamu sendiri. Sekarang biar aku yang memimpin." gumamnya pelan yang tidak bisa di dengar siapapun
Dia menyukai tubuh wanita ini, bagaimana tidak, bukan kah di kehidupan sebelumnya dia sudah tua, kembali muda itu adalah berkat, ha ha ha.. Dia tertawa dalam hatinya, karena jika dia kelurkan pasti maskernya akan berantakan.
Dia menepuk - nepuk kembali masker yang ada di wajahnya. Dia masih membayangkan bagaimana nantinya seksi tubuh ini, 'aku hanya perlu banyak makan untuk menambah berat badan' pikirnya.
"Ah, ya.. Aku juga harus berolah raga, agar otot tubuh ini bisa seperti tubuhku yang dulu, apa lagi tubuh ini sedikit lebih tinggi dari tubuhku yang dulu, sepertinya dia ini 170 cm." dia berkata pelan, sementara orang yang memperhatikannya tidak mendengar jelas apa yang dia katakan, hanya seperti orang terdengar lagi berkumur - kumur, sangat tidak jelas.
Randi kembali masuk kedalam kamarnya, karena dia tidak ingin pikirannya kemana- mana, di keluar dan menuju ruang kerjanya, ketika dia turun dia berpapasan dengan Arya.
"Pa, sudah pulang?" Arya sedikit heran dengan ekpresi papanya ketika turun, dia sedikit gelagapan ketika bertemu dengan Arya.
"Eh, iya.. Bagaimana dengan usahamu?"
"Baik, semua lancar - lancar saja, walau untuk kecil tapi laris ya lumayan, makanan ringan yang baru saya luncurkan banyak juga penggemarnya." ucapnya dengan santai, dia tahu pekerjaannya ini tidak di sukai kakek dan ayahnya, tapi mau bagaimana? Dia tidak mau seperti mereka yang terjerumus dengan dunia gelap.
"Baguslah kalau begitu, trus.. Gimana ibu tirimu? Apa dia merepotkan?" Dia tidak ingin menujukan rasa perhatiannya terhadap istri barunya itu. Ada gengsi juga untuk memperlihatkannya.
"Merepotkan? Enggak tuh, emang kenapa Pa?"
"Hmm, tidak apa - apa. Oya, kakek sudah menghubungi papa, dia mau mengatur hari pertunanganmu dengan putri temannya." Randi mengingatkan dia.
Hah.. Arya menarik nafasnya, dia jelas - jelas tidak menyukai wanita itu, tapi kakenya malah...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
Ira Rachmad
msh ada typo thor
2025-03-11
0
As Lamiah
wah sepertinya Arya bakal ngajakin Arin kucing kucingan nih dari papa nya 🤔 kira kira mau g Arin nya 🤭
2024-05-09
4