Bab. 3 Luka - Luka Airin

"Silahkan" ucap Arya kepada dokter wanita itu agar masuk kedalam kamar Airin. Wajah Arya saat ini terlihat pucat, bukan karena lapar atau apa, tapi dia kuatir bahwa wanita yang di kamar itu akan meninggal lagi sperti ibunya dan ibu lainnya yang pernah masuk kekamar papanya.

"Tolong bawakan air hangat" teriak dokter wanita itu setelah beberapa detik di dalam kamar tersebut.

Dia sangat terkejut dengan kondisi wanita di dalam kamar itu. Bagaimana mungkin wanita ini masih bisa hidup? Pikirnya.

"Bagaimana keadaannya?" tanya Arya ketika dokter wanita itu keluar untuk menerima air hangat itu. Tapi dokter wanita itu malah menatapnya dengan sinis, seakan keinginan untuk membunuh tergambar di wajahnya.

"Brengsek kalian!" malah itu yang terucap dari mulut dokter wanita itu. Dan kembali masuk lagi untuk membersihkan tubuh wanita itu.

Dia sudah menjahit bagian yang luka di kelamin wanita tersebut, pendarahannya akibat luka sobek di bagian bawah. Keringat dingin membasahi kening dokter sebut. Ini pasti sangat sakit ketika robek, gumamnya.

Dia sebagai perempuan merasa ngilu juga di selangkangannya melihat kejadian ini. Bagi wanita ini sungguh tragis. Dia bisa membayangkan bagaimana kalau dia yang mengalami, mungkin saat ini dia sudah tidak bernyawa lagi.

Saat ini dia juga menjahit bagian dada wanita itu, ternyata ada sayatan di bagian itu, tapi tidak terlalu dalam. Dalam otaknya sedang berfikir, apakah di dalam kamar tidur itu ada sebilah pisau..? Sayatan didadanya seperti pisau, atau bisa jadi juga beling...

Selesai bagian dada, dia beralih lagi kebagian punggung wanita yang tidak sadarkan diri itu. Wajah dan kulitnya terlihat pucat seperti tidak ada darah. Hanya saja saat ini tubuhnya lemas sehingga tidak seperti mayat, jika kaku dia sudah sama persis seperti mayat.

Bagian punggung bekas cambuk juga dia bersihkan dengan telaten karena serabut - serabut halus menempel di lukanya. Mungkin cambuk yang di gunakan pria tua itu berserabut.

Dokter itu juga membersihkan bagian pergelangan kaki dan tangan wanita itu yang memerah dan luka bekas gesekan tali. Dia berfikir, mungkin wanita ini di ikat dan di siksa sampai sebegini rupa.

'Ah.. Kelaurga Widarta ini sangat biadab' umpatnya, dia memang sempat mendengar berita dari Dokter charles akan menangani pasien yang seperti apa. Dia juga berkata, wanita ini jangan sampai meninggal seperti puluhan tahun lalu.

Dia awalnya tidak percaya, dan menganggap keluarga Widarta sultan yang royal, karena dia tahu bagaimana keluarga Widarta dengan gampang mengeluarkan uang jika seseorang meminta sumbangan atau bantuan kepada mereka.

Tapi melihat keadaan wanita ini, dia langsung menyingkiran sebutan Sultan Dermawan bagi kediaman Widarta. Malah lebih cocok menjadi psikopat sadis.

Setelah Iren selesai mengobati dan membersihkan tubuh Airin, dia hanya menutupnya dengan kain seprai. Dia sengaja tidak memakaikannya pakaian, agar lukanya mengering dan tidak lengket dengan pakiannya, bisa lebih sakit melepasnya nanti.

Model luka yang tidak bisa di tutupi, bisa semakin berair nanti bekas cambuk itu. Lebih baik menaburkan bubuk obat dan biarkan mengering di lukanya.

Dia keluar dan langsung menatap sinis ke wajah Arya. Dia mau membuka mulut dan memaki Arya tapi di potong oleh Arya.

"Bukan, bukan aku pelakunya, itu papaku." Arya mengangkat tangannya sampai kedadanya dan melambai yang pertanda bukan.

"ho, dia istri baru papamu itu?" Tanya Iren sinis.

"Iya benar." ucapnya dengan menunduk.

"Sungguh bajingan, pantasan saja kedua istrinya yang dulu mati di tangannya. Dia sangat kejam, Dokter, apa perlu memberinya sianida?"

"Dokter Iren, tolong tahan emosi anda, dia donatur terbesar di rumah sakit kita." Dokter charles menenangkan Iren dari emosinya yang sudah naik ke ubun- ubun.

"hah.. Sial! Walaupun dia seorang Dermawan tapi bukan berarti dia bisa seenaknya menyiksa anak orang." Maki Iren lagi.

"Bagaimana keadaan sebenarnya wanita itu?" Tanya Dokter Charles.

"Dia mengalami pendarahan akibat robekan di selaput kewanitaannya, aku rasa akan lama menyembuhkannya."

"Juga dia mengalami luka sayatan di dada, cambukan di punggungnya, dan juga pergelangan kaki dan tangannya luka gesekan dari tali, kulitnya sampai terkelupas." iren menceritakan luka - lukanya sambil meneteskan air mata.

Bagaimana juga sesama wanita akan menangis membayangkan kekejian yang terjadi di dalam kamar itu, apa lagi dia hanya sendirian di kota ini...

"Jika wanita ini, melapor kepolisi, saya yakin akan langsung di jebloskan kedalam sel." ucap Iren.

"Siapa yang di jebloskan kedalam sel?" tiba - tiba suara bariton mengejutkan mereka.

"Papa, kamu sudah sunggu keterlaluan!" bentak Arya.

"keterlaluan apa? Mana istriku?" Dia seperti orang linglung yang terbangun.

"kenapa papa mencarinya? Apakah belum puas menyiksanya?" Arya naik pitam

"ho.. Dia melaporkan kepada kalian."

Wajah dokter Iren menghitam mendengar itu, "Bukan melaporkan tuan! Istri anda hampir mati, apakah anda tidak mengetahuinya?" ucap Iren yang mulai emosi dengan tuduhan tua bangka ini.

Kemudian Randi mematung, mengingat kejadian tadi malam, yang dia lakukan seperti kesetanan terhadap istri barunya. Dia baru tersadar dan terburu- buru masuk ke dalam kamar istrinya.

Dia menyingkapkan kain yang menutupi tubuh istrinya. Dia sangat terkejut, wanita itu tidak memakai sehelai benangpun, hanya di tutup kain seprai tadi.

Dia mundur kebelakang, apakah ini hasil perbuatannya? Ah.. Aku sungguh biadab saat tidak sadar, gumamnya. Kemudian dia menutup tubuh wanita itu dan berlalu meninggalkan ruangan itu.

Terpopuler

Comments

zylla

zylla

kasih aja 🤬

2024-07-15

1

zylla

zylla

aku dukung, bu dokter!

2024-07-15

0

Ayu Septiani

Ayu Septiani

pria gila itu, menyiksa hingga hampir mati

2024-06-26

1

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1 Misi terakhir dan Kematian tragis
2 Bab. 2 Kehidupan Kedua di tubuh orang lain
3 Bab. 3 Luka - Luka Airin
4 Bab. 4 Kemarahan Arya
5 Bab. 5 Keterkejutan Dokter Iren
6 Bab. 6 Misteri pertama terkuak
7 Bab. 7 Ternyata bibir itu manis
8 Bab. 8 Menyadarkan Pemilik Tubuh
9 Bab. 9 Keterkejutan Randi
10 Bab. 10 Bersyukur dengan tubuh baru
11 Bab. 11
12 Bab. 12
13 Bab. 13
14 Bab. 14
15 Bab. 15
16 Bab. 16 Pertemuan Dengan Dua Klan Mafia
17 Bab. 17 Rencana pertunangan Arya
18 Bab. 18 Rencana Pertunangan Arya 2
19 Bab. 19 Mencari pekerjaan
20 Bab. 20
21 Bab. 21
22 Bab. 22
23 Bab. 23
24 Bab. 24
25 Bab. 25
26 Bab. 26
27 Bab. 27
28 Bab. 28
29 Bab. 29
30 Bab. 30
31 Bab. 31
32 Bab. 32
33 Bab. 33
34 Bab. 34
35 Bab. 35
36 Bab. 36
37 Bab. 37
38 Bab. 38
39 Bab. 39
40 Bab. 40
41 Bab. 41
42 Bab. 42
43 Bab. 43
44 Bab. 44
45 Bab. 45
46 Bab. 46
47 Bab. 47
48 Bab. 48
49 Bab. 49
50 Bab. 50
51 Bab. 51
52 Bab. 52
53 Bab. 53
54 Bab. 54
55 Bab. 55
56 Bab. 56
57 Bab. 57
58 Bab. 58
59 Bab. 59
60 Bab. 60
61 Bab. 61
62 Bab. 62
63 Bab. 63
64 Bab. 64
65 Bab. 65
66 Bab. 66
67 Bab. 67
68 Bab. 68
69 Bab. 69
70 Bab. 70
71 Bab. 71
72 Bab. 72
73 Bab. 73
74 Bab. 74
75 Bab. 75
76 Bab. 76
77 Bab. 77
78 Bab. 78
79 Bab. 79
80 Bab. 80
81 Bab. 81
82 Bab. 82
83 Bab. 83
84 Bab. 84
85 Bab. 85
86 Bab. 86
87 Bab. 87
88 Bab. 88
89 Bab. 89
90 Bab. 90
91 Bab. 91
92 Bab. 92
93 Bab. 93
94 Bab. 94
95 Bab. 95
96 Bab. 96
97 Bab. 97
98 Bab 98
99 Bab. 99
100 Bab 100
101 Bab. 101
102 Bab. 102
103 Bab. 103
104 Bab. 104
105 Bab. 105
106 Bab. 106
107 Bab. 107
108 Bab. 108
109 Bab. 109
110 Bab. 110
111 Bab. 111
112 Bab. 112
113 Bab. 113
114 Bab. 114
115 Bab. 115
116 Bab. 116
117 Bab. 117
118 Bab. 118
119 bab 119
120 Bab.120
121 Bab. 121
122 Bab. 122
123 Bab. 123
124 Bab. 124
125 Bab. 125
126 Bab. 126
127 Bab. 127
128 Bab. 128
129 Bab. 129
130 Bab. 130
131 Bab. 131
132 Bab. 132
133 Bab. 133
Episodes

Updated 133 Episodes

1
Bab. 1 Misi terakhir dan Kematian tragis
2
Bab. 2 Kehidupan Kedua di tubuh orang lain
3
Bab. 3 Luka - Luka Airin
4
Bab. 4 Kemarahan Arya
5
Bab. 5 Keterkejutan Dokter Iren
6
Bab. 6 Misteri pertama terkuak
7
Bab. 7 Ternyata bibir itu manis
8
Bab. 8 Menyadarkan Pemilik Tubuh
9
Bab. 9 Keterkejutan Randi
10
Bab. 10 Bersyukur dengan tubuh baru
11
Bab. 11
12
Bab. 12
13
Bab. 13
14
Bab. 14
15
Bab. 15
16
Bab. 16 Pertemuan Dengan Dua Klan Mafia
17
Bab. 17 Rencana pertunangan Arya
18
Bab. 18 Rencana Pertunangan Arya 2
19
Bab. 19 Mencari pekerjaan
20
Bab. 20
21
Bab. 21
22
Bab. 22
23
Bab. 23
24
Bab. 24
25
Bab. 25
26
Bab. 26
27
Bab. 27
28
Bab. 28
29
Bab. 29
30
Bab. 30
31
Bab. 31
32
Bab. 32
33
Bab. 33
34
Bab. 34
35
Bab. 35
36
Bab. 36
37
Bab. 37
38
Bab. 38
39
Bab. 39
40
Bab. 40
41
Bab. 41
42
Bab. 42
43
Bab. 43
44
Bab. 44
45
Bab. 45
46
Bab. 46
47
Bab. 47
48
Bab. 48
49
Bab. 49
50
Bab. 50
51
Bab. 51
52
Bab. 52
53
Bab. 53
54
Bab. 54
55
Bab. 55
56
Bab. 56
57
Bab. 57
58
Bab. 58
59
Bab. 59
60
Bab. 60
61
Bab. 61
62
Bab. 62
63
Bab. 63
64
Bab. 64
65
Bab. 65
66
Bab. 66
67
Bab. 67
68
Bab. 68
69
Bab. 69
70
Bab. 70
71
Bab. 71
72
Bab. 72
73
Bab. 73
74
Bab. 74
75
Bab. 75
76
Bab. 76
77
Bab. 77
78
Bab. 78
79
Bab. 79
80
Bab. 80
81
Bab. 81
82
Bab. 82
83
Bab. 83
84
Bab. 84
85
Bab. 85
86
Bab. 86
87
Bab. 87
88
Bab. 88
89
Bab. 89
90
Bab. 90
91
Bab. 91
92
Bab. 92
93
Bab. 93
94
Bab. 94
95
Bab. 95
96
Bab. 96
97
Bab. 97
98
Bab 98
99
Bab. 99
100
Bab 100
101
Bab. 101
102
Bab. 102
103
Bab. 103
104
Bab. 104
105
Bab. 105
106
Bab. 106
107
Bab. 107
108
Bab. 108
109
Bab. 109
110
Bab. 110
111
Bab. 111
112
Bab. 112
113
Bab. 113
114
Bab. 114
115
Bab. 115
116
Bab. 116
117
Bab. 117
118
Bab. 118
119
bab 119
120
Bab.120
121
Bab. 121
122
Bab. 122
123
Bab. 123
124
Bab. 124
125
Bab. 125
126
Bab. 126
127
Bab. 127
128
Bab. 128
129
Bab. 129
130
Bab. 130
131
Bab. 131
132
Bab. 132
133
Bab. 133

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!