Bab. 6 Misteri pertama terkuak

Airin tidak menolak, karena dia memang membutuhkan penopang untuk melangkah, biar bagaimanapun jarak dari walk in closet tidak lah dekat, dan tidak ada tongkat yang dia buat untuk menopang. Dengan berlahan- lahan dia melangkah, tapi malah membuat Arya tidak sabar.

"Mom, lebih baik aku angkat saja ya, akan semakin sakit kalau berjalan begini."

Arya langsung mengangkat tubuh Airin dengan gaya bridal tanpa menunggu jawaban dari Airin, karena dia merasa tidak sabar membopongnya selangkah demi selangkah, tubuh kurus Airin sangat ringan sehingga begitu lebih cepat dari pada melangkah.

Airin sedikit terkejut, biar bagaimanapun dia adalah anak tirinya, sepertinya kurang sopan. Tapi dia bisa apa, punya suami juga sperti tidak punya, malah lebih cocok dia di sebut kepala tahanan, yang suka menyiksa.

Dia juga tidak menyangka akan mendapat suami yang seperti itu, jangankan mengharap untuk berkasih sayang dan di manja. Agar jangan terkena gampar saja susah.

"Kemana papamu?"

"Mom, kenapa kamu masih memperdulikannya? Apa kamu tidak sadar, bahwa kamu telah di siksa." Arya merasa jengkel karena ibu barunya ini masih saja memikirkan papanya yang jahat itu.

"Hmm, iya, tapi jika dia melihatmu terlalu dekat denganku, dia pasti akan marah." Airin hanya merasa tidak enak hati saja, bukan kepikiran seperti merindu.

"Kalau dia dalam keadaan waras, dia tidak akan marah, kecuali kalau dia sudah mabuk atau lagi teler obat. Dia tidak mengenal siapapun."

"Oh, begitukah, kemaren itu apakah dia sadar?"

"Tidak, dia sudah memakai obat sore itu."

"Oh, begitu ya."

"Mom, lain kali kalau tingkah lakunya aneh seperti sedang tegang begitu, sebaikanya anda langsung masuk ke kamar dan kunci pintu. Karena tidak selamanya aku ada di rumah, kadang aku juga keluar kota untuk mengurus pekerjaan." Arya berbicara sambil merapikan letak Airin di atas ranjang.

"ok, terima kasih Arya"

"Hmm, tak apa - apa, tunggu sebentar, aku akan tanya ke mbok Asih masalah pakaian yang akan kamu pakai."

Airin hanya mengangguk dan membiarkan Arya merebahkannya di kasur, kemudian dia menutupinya dengan selembar kain tipis, takut di siang ini akan kepanasan kalau memakai selimut.

Sepeninggalnya Arya, Airin melamun, suami pemilik tubuh ini seorang pencandu juga, hmm... Aku harus melakukan sesuatu kepadanya, tunggu dulu! Widarta? Apakah ada hubungan dengan Robert Widarta? Mafia kejam itu.

Tak berapa lama Arya datang dengan sebuah baju daster. Terlihat masih baru karena masih ada cap di bagian leher pakaian itu.

"mom, kamu bisa memakai ini dulu." dia memberikan baju itu kepada Airin.

"Hmm, mbok Asih kemana? Aku pengen dia oleskan dulu obat ke luka di punggungku baru pakai baju ini."

"Dia ada kerjakan, biar aku yang oles" ucap Arya sambil mendudukkan Airin.

Airin duduk membelakangi Arya, agar dia bisa mengoleskan secara menyeluruh di luka yang ada di bagian belakang tubuhnya itu.

Dengan lembut Arya mengoleskan salep itu, rasa dingin yang menyebar kadang membuat Airin merinding. Dia terlihat terlalu berhati- hati, seakan -akan jika di tekan bisa langsung pecah. Airin hanya bisa mengulum senyumnya, dia sedikit lucu melihat kehati- hatian dari Arya.

Arya memperhatikan kulit punggung Airin, jika tanpa luka ini, tubuhnya sangat lembut, gumam Arya dalam hati. Terkadang dia ingin meraba kulit itu, tapi masih takut, takut ibunya akan marah karena merasa di lecehkan.

"Arya, boleh aku nanya sesuatu?" Tiba- tiba dia ingat sesuatu.

"Ya, tentu saja" jawab Arya yang masih mengoles salep di atas luka Airin.

"Aku belum mengenal siapa saja nama di dalam kelaurga ini?"

"Tentu saja mom, anda kan baru saja 2 hari masuk kekeluarga ini, keluarga besar belum semua berkumpul. Apalagi pernikahan kalian tidak di pestakan, jadi saudara jauh tidak ada yang datang kemaren itu. Kakek saja tidak sempat datang, karena pekerjaannya di Brazil masih bermasalah."

Brazil? Bukankah di sana pusat Mafia terbesar dan beredar kenegara ini. Di sana sarang Mafia yang bebas bergerak. Para anggota Mafia akan bebas memiliki senjata tajam di negara tersebut.

"Apakah ada yang Bernama Robert Widarta di keluarga ini?" Airin mencoba menebak.

"Wah, anda mengetahui nama kakek dari mana?" Tentu saja membuat Arya terkejut, ibu tirinya itu bisa meyebut nama kakeknya dengan tepat.

'Hah..! Ternyata papanya Randi, pantesan saja anaknya pecandu, bapaknya bos mafia' gumam Airin di dalam hati. Ada seringai di senyumnya, ternyata dia berada di dalam keluarga yang dulu mereka buru.

"Apa pekerjaanmu Arya? Apakah sama dengan Ayah atau kakekmu?" Dia penasaran juga, karena selama dia bekerja menjadi mafia, dia belum pernah mendengar nama Arya menjadi salah satu anggota di dunia bawah.

"Tidak, saya tidak mau meneruskan pekerjaan kakek. Saya bekerja di bagian makanan ringan, dan makanan cepat saji, walau penghasilannya tidak sebesar penghasilan kakek dan ayah, tapi saya menikmatinya. Karena ini saya rintis sendiri dari nol.

Awalnya kakek marah, tapi masalahnya saya tidak suka tindakan kekerasan yang ada di dalam pekerjaan kakek."

"Kalau papamu?"

"Kalau pekerjaan papa, masih dalam jual beli kendaraan dari Luar ke dalam negri, hanya saja masih ada percikan dari kakek. Maksudnya papa kadang membantu kerjaan kakek dengan cover jual beli mobil luar begitu."

"Oh, baiklah, apakah sudah selesai?"

"eh, ya.. Ini salepnya"

Dia memberikan salep sisa yang ada di wadah itu kepada Airin. Airin memakai baju daster yang di beri mbok Asih.

Terpopuler

Comments

ria sufi

ria sufi

lanjutkan

2024-06-14

2

nacho

nacho

😍😘😍😘😍😘😍😘😍😘okkkk

2024-05-13

2

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1 Misi terakhir dan Kematian tragis
2 Bab. 2 Kehidupan Kedua di tubuh orang lain
3 Bab. 3 Luka - Luka Airin
4 Bab. 4 Kemarahan Arya
5 Bab. 5 Keterkejutan Dokter Iren
6 Bab. 6 Misteri pertama terkuak
7 Bab. 7 Ternyata bibir itu manis
8 Bab. 8 Menyadarkan Pemilik Tubuh
9 Bab. 9 Keterkejutan Randi
10 Bab. 10 Bersyukur dengan tubuh baru
11 Bab. 11
12 Bab. 12
13 Bab. 13
14 Bab. 14
15 Bab. 15
16 Bab. 16 Pertemuan Dengan Dua Klan Mafia
17 Bab. 17 Rencana pertunangan Arya
18 Bab. 18 Rencana Pertunangan Arya 2
19 Bab. 19 Mencari pekerjaan
20 Bab. 20
21 Bab. 21
22 Bab. 22
23 Bab. 23
24 Bab. 24
25 Bab. 25
26 Bab. 26
27 Bab. 27
28 Bab. 28
29 Bab. 29
30 Bab. 30
31 Bab. 31
32 Bab. 32
33 Bab. 33
34 Bab. 34
35 Bab. 35
36 Bab. 36
37 Bab. 37
38 Bab. 38
39 Bab. 39
40 Bab. 40
41 Bab. 41
42 Bab. 42
43 Bab. 43
44 Bab. 44
45 Bab. 45
46 Bab. 46
47 Bab. 47
48 Bab. 48
49 Bab. 49
50 Bab. 50
51 Bab. 51
52 Bab. 52
53 Bab. 53
54 Bab. 54
55 Bab. 55
56 Bab. 56
57 Bab. 57
58 Bab. 58
59 Bab. 59
60 Bab. 60
61 Bab. 61
62 Bab. 62
63 Bab. 63
64 Bab. 64
65 Bab. 65
66 Bab. 66
67 Bab. 67
68 Bab. 68
69 Bab. 69
70 Bab. 70
71 Bab. 71
72 Bab. 72
73 Bab. 73
74 Bab. 74
75 Bab. 75
76 Bab. 76
77 Bab. 77
78 Bab. 78
79 Bab. 79
80 Bab. 80
81 Bab. 81
82 Bab. 82
83 Bab. 83
84 Bab. 84
85 Bab. 85
86 Bab. 86
87 Bab. 87
88 Bab. 88
89 Bab. 89
90 Bab. 90
91 Bab. 91
92 Bab. 92
93 Bab. 93
94 Bab. 94
95 Bab. 95
96 Bab. 96
97 Bab. 97
98 Bab 98
99 Bab. 99
100 Bab 100
101 Bab. 101
102 Bab. 102
103 Bab. 103
104 Bab. 104
105 Bab. 105
106 Bab. 106
107 Bab. 107
108 Bab. 108
109 Bab. 109
110 Bab. 110
111 Bab. 111
112 Bab. 112
113 Bab. 113
114 Bab. 114
115 Bab. 115
116 Bab. 116
117 Bab. 117
118 Bab. 118
119 bab 119
120 Bab.120
121 Bab. 121
122 Bab. 122
123 Bab. 123
124 Bab. 124
125 Bab. 125
126 Bab. 126
127 Bab. 127
128 Bab. 128
129 Bab. 129
130 Bab. 130
131 Bab. 131
132 Bab. 132
133 Bab. 133
Episodes

Updated 133 Episodes

1
Bab. 1 Misi terakhir dan Kematian tragis
2
Bab. 2 Kehidupan Kedua di tubuh orang lain
3
Bab. 3 Luka - Luka Airin
4
Bab. 4 Kemarahan Arya
5
Bab. 5 Keterkejutan Dokter Iren
6
Bab. 6 Misteri pertama terkuak
7
Bab. 7 Ternyata bibir itu manis
8
Bab. 8 Menyadarkan Pemilik Tubuh
9
Bab. 9 Keterkejutan Randi
10
Bab. 10 Bersyukur dengan tubuh baru
11
Bab. 11
12
Bab. 12
13
Bab. 13
14
Bab. 14
15
Bab. 15
16
Bab. 16 Pertemuan Dengan Dua Klan Mafia
17
Bab. 17 Rencana pertunangan Arya
18
Bab. 18 Rencana Pertunangan Arya 2
19
Bab. 19 Mencari pekerjaan
20
Bab. 20
21
Bab. 21
22
Bab. 22
23
Bab. 23
24
Bab. 24
25
Bab. 25
26
Bab. 26
27
Bab. 27
28
Bab. 28
29
Bab. 29
30
Bab. 30
31
Bab. 31
32
Bab. 32
33
Bab. 33
34
Bab. 34
35
Bab. 35
36
Bab. 36
37
Bab. 37
38
Bab. 38
39
Bab. 39
40
Bab. 40
41
Bab. 41
42
Bab. 42
43
Bab. 43
44
Bab. 44
45
Bab. 45
46
Bab. 46
47
Bab. 47
48
Bab. 48
49
Bab. 49
50
Bab. 50
51
Bab. 51
52
Bab. 52
53
Bab. 53
54
Bab. 54
55
Bab. 55
56
Bab. 56
57
Bab. 57
58
Bab. 58
59
Bab. 59
60
Bab. 60
61
Bab. 61
62
Bab. 62
63
Bab. 63
64
Bab. 64
65
Bab. 65
66
Bab. 66
67
Bab. 67
68
Bab. 68
69
Bab. 69
70
Bab. 70
71
Bab. 71
72
Bab. 72
73
Bab. 73
74
Bab. 74
75
Bab. 75
76
Bab. 76
77
Bab. 77
78
Bab. 78
79
Bab. 79
80
Bab. 80
81
Bab. 81
82
Bab. 82
83
Bab. 83
84
Bab. 84
85
Bab. 85
86
Bab. 86
87
Bab. 87
88
Bab. 88
89
Bab. 89
90
Bab. 90
91
Bab. 91
92
Bab. 92
93
Bab. 93
94
Bab. 94
95
Bab. 95
96
Bab. 96
97
Bab. 97
98
Bab 98
99
Bab. 99
100
Bab 100
101
Bab. 101
102
Bab. 102
103
Bab. 103
104
Bab. 104
105
Bab. 105
106
Bab. 106
107
Bab. 107
108
Bab. 108
109
Bab. 109
110
Bab. 110
111
Bab. 111
112
Bab. 112
113
Bab. 113
114
Bab. 114
115
Bab. 115
116
Bab. 116
117
Bab. 117
118
Bab. 118
119
bab 119
120
Bab.120
121
Bab. 121
122
Bab. 122
123
Bab. 123
124
Bab. 124
125
Bab. 125
126
Bab. 126
127
Bab. 127
128
Bab. 128
129
Bab. 129
130
Bab. 130
131
Bab. 131
132
Bab. 132
133
Bab. 133

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!