Anisa Punya Rencana

Anisa menarik nafas dulu sebelum berkata lagi. Setelah itu baru Anisa bertanya lagi pada Pak Ben.

"Maaf Pak sebelumnya, saya mau tanya ke Bapak. Siapa yang bilang ke Bapak kalau saya ini wanita panggilan?"

"Saya tidak ada yang memberi tau. Tapi saya lihat sendiri."

"Bapak pernah lihat saya. Kapan dan di mana?"

"Waktu acara ulang tahun orang tua saya, kamu datang kan? tamu undangan acara itu tidak sembarang orang bisa masuk. tapi kamu bisa masuk karena bersama laki laki paruh baya itu. laki laki itu saya sangat mengenalnya. Dan memang sih dia itu orang kaya. Pasti kamu sangat di jamin hidupnya. Tapi ingat Nis, dia punya keluarga dan juga istri. Kamu tidak baik merusak kebahagiaan mereka."

Anisa ingat saat acara ulang tahun itu. Anisa dalam hati tertawa sambil bicara. "Rupanya Pak Ben mengira aku wanita panggilan gara gara melihat aku ikut Papah di acara ulang tahun itu."

Anisa sengaja tidak menjelaskan siapa laki laki paruh baya itu. Anisa akan pura pura apa yang di pikiran Pak Ben benar adanya. Anisa ingin mengerjai Pak Ben rupanya.

"Kenapa juga kamu bisa main sama Bapaknya dan anaknya. Laki laki yang lebih muda yang berdansa dengan kamu itu anak si laki laki paruh baya itu loh."

"Iya Pak, saya tau. Ya kalau bisa dua duanya kenapa ngga. Kan lumayan Pak dapat uangnya bisa dobel."

"Tapi kalau saya bisa bantu kamu kerja, kamu tidak akan lagi kerja seperti itu kan? Kamu tadi sudah janji loh."

"Em... Baik lah pak. Saya janji tidak akan kerja seperti itu lagi. Tapi kalau tidak dapat kerjaan, saya akan tetap kerja. Karena kerja seperti itu uangnya lumayan Pak. Saya bisa beli mobil, saya bisa beli apartemen dan juga saya punya tabungan."

"Tapi itu uang haram Nis."

"Iya saya tau. tapi karena saya butuh uang buat hidup, ya terpaksa saya kerja gituan."

"Ya sudah hari ini kamu ikut saya ke kantor."

"Ngga besok aja Pak."

"Ngga usah. Sekarang saja. kamu tunggu bentar, saya rapi rapi dulu."

Pak Ben lalu merapikan meja. Sedang Anisa melihat ke Pak Ben sambil dalam hatinya tersenyum. Rupanya Anisa teringat dengan pemikiran Pak Ben yang mengira dirinya wanita pekerja malam. Anisa sengaja tidak memberi tau pak Ben kebenarannya. karena Anisa punya rencana lain.

Setelah Pak Ben selesai merapikan mejanya, Pak Ben lalu mengajak Anisa pergi.

"Kamu bawa mobil ngga?"

"Bawa Pak."

"Ya sudah kamu ikuti mobil saya dari belakang."

"Baik Pak."

Mobil Pak Ben keluar duluan, lalu di ikuti Anisa dari belakang. Sekitar 20 menit mobil Pak Ben belok. Anisa mengikuti belok juga.

Setelah mobil terparkir, Pak Ben dan Anisa keluar dari mobil masing masing.

"Ayo masuk."

"Iya Pak."

Keduanya masuk ke dalam. Anisa mengikuti Pak Ben dari belakang.

"Siang Pak."

"Siang."

Karyawan menyapa Pak Ben saat berpapasan.

"Ini orang pasti punya jabatan penting di kantor ini. Lihat aja semua karyawan menyapanya dengan sangat sopan," kata hati Anisa bicara.

Anisa ikut masuk ke dalam Lif saat Pak Ben masuk. Sampai di lantai tujuh, Pak Ben keluar dari dalam Lif.

Rupanya ruangan Pak Ben di lantai tujuh.

"Silakan masuk."

"Iya Pak terimakasih."

Pak Ben lalu menelfon seseorang untuk ke ruangannya. Anisa melihat ke hpnya ternyata ada pesan masuk. ternyata dari Mamah. Mamah menanyakan ada di mana. Anisa menjawab sedang melamar kerja. Mamah yang mendukung justru mendoakan supaya lancar dan di terima kerjanya.

Lalu orang yang di telfon Pak Ben datang. Pak Ben membicarakan tentang kerjaan untuk Anisa.

"Tapi kalau kerja setengah hari ngga bisa Pak. Kenapa ngga dari pagi aja kerjanya?"

"Dia masih kuliah."

Lalu orang itu melihat ke Anisa. Dalam pikiran laki laki itu Anisa pacar pak Ben.

"Kenapa Pak Ben ngga rekrut Mba Anisa ini jadi sekertaris Bapak aja. Bapak kan juga butuh sekertaris."

"Tapi saya kerja nya juga setengah hari Pak."

"Ya itu justru pas. Bapak setengah hari, Mba Anisa juga setengah hari."

"Kamu mau jadi sekertaris saya?" tanya pak Ben pada Anisa. Sebenarnya Anisa tidak mau kerja bareng Pak Ben.

"Apa ngga ada yang lainya Pak. Seperti OG gitu."

"Ngga ada. Kamu ngga mau kerja jadi sekertaris saya?"

"Em... Ya kalau ada yang lain, lebih baik yang lain aja. Tapi kalau memang ngga ada ya terpaksa saya mau jadi sekertaris Bapak."

"Kenapa kamu ngga mau kerja sama saya?"

"Soalnya Bapak kadang bikin jantung saya deg deg ser," Anisa sebenarnya meledek Pak Ben. Anisa berkata juga sambil tersenyum tipis.

Pak Ben yang dengar perkataan Anisa langsung menatapnya. Sedang laki laki di sampingnya juga tersenyum sambil menunduk.

hai Kaka,aku punya cerita baru loh. Judulnya Pernikahan Dini. Yuk klik profilku ...

Jangan lupa like komentar dan vote terimakasih..

Terpopuler

Comments

efvi ulyaniek

efvi ulyaniek

pepet terus nis....buat salting aja tris tuh doaen enak aja ngatain wanita panggilan😀😀

2024-10-15

2

Nendah Wenda

Nendah Wenda

salting pak dosen

2024-08-10

1

Febby Fadila

Febby Fadila

ayo nisa buat pak ben salting 😂😂😂

2024-08-08

0

lihat semua
Episodes
1 Anisa Zahra
2 Sudah Selesai
3 Pergi Ke Pesta
4 Dansa
5 Ban Mobil Bocor
6 Bertemu Lagi
7 Hukuman
8 Ngga Jadi Ke Mall
9 Salah Jalan
10 Uang Halal
11 Kaget Tapi Tidak Marah
12 Anisa Punya Rencana
13 Sekertaris
14 Pak Ben Takut
15 Anisa Merasa Takut
16 Abang Alek
17 Abang Mengadu
18 Quin Datang Ke Kantor
19 Pergi Ke Taman Safari
20 Perhatian
21 Anisa Sakit
22 Cari Kado
23 Benaya Merasakan Perasaan Aneh
24 Sudah Janji
25 Quin Datang Ke Kantor
26 Tatapan Tajam
27 Benaya Marah
28 Anisa Sakit
29 Di Blokir
30 Quin Sakit
31 Quin Di Bawa ke Rumah Sakit
32 Anisa Sakit
33 Di Antar Pulang
34 Membuka Blokiran
35 Anisa Jenguk Quin
36 Quin Pulang Dari Rumah Sakit
37 Anisa Sudah Bete
38 Tidur Di Kelas
39 Anisa Tidak Bisa Menolak
40 Anisa Bingung
41 Hotel
42 Mau Datang Ke Rumah Anisa
43 Anggi Kaget
44 Pak Ben Sudah Sampai Di Rumah Anisa
45 5 Tahun Lagi
46 Sekertaris Cowok
47 Om Om
48 Bukan Pembantu
49 Sampai Villa
50 Renang Bersama
51 Menikmati Malam Di Villa
52 Anisa Menangis
53 Pulang
54 Pak Ben Kuatir
55 Masuk Kuliah
56 Pantai Anyer
57 Anisa Sebenarnya Juga Takut
58 Pak Ben Minta Izin Menikahi Anisa
59 Quin Takut
60 Tiga Minggu Lagi
61 Anisa Kecapean
62 Beli Cincin
63 Datang Bulan
64 Buat Masalah
65 Selesai
66 Kangen
67 Sah
68 Merayu Quin
69 Memijit Kaki
70 Pendarahan
71 Berbohong
72 Abang Cari Informasi
73 Bogem Mentah
74 Ben Pulang
75 Anisa Pulang Ke Rumah
76 Sudah Mau Mengajar Di Kampus
77 Mau Makan Malam
78 Menginap
79 Tidak Pulang
80 Quin Menangis
81 Pulang Dari Hotel
82 Klinik 24 Jam
83 Bebas Ngga Ada Quin
84 Jeruk Asam
85 Melakukan Pemeriksaan
86 Mamah Anisa Menangis
87 Di Sofa
88 Tujuh Bulanan
89 Pemeriksaan Terakhir
90 Pergi Ke Mal Untuk Belanja
91 Pecah Ketuban
92 Bayi Yang Tampan
93 Bahagia
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Anisa Zahra
2
Sudah Selesai
3
Pergi Ke Pesta
4
Dansa
5
Ban Mobil Bocor
6
Bertemu Lagi
7
Hukuman
8
Ngga Jadi Ke Mall
9
Salah Jalan
10
Uang Halal
11
Kaget Tapi Tidak Marah
12
Anisa Punya Rencana
13
Sekertaris
14
Pak Ben Takut
15
Anisa Merasa Takut
16
Abang Alek
17
Abang Mengadu
18
Quin Datang Ke Kantor
19
Pergi Ke Taman Safari
20
Perhatian
21
Anisa Sakit
22
Cari Kado
23
Benaya Merasakan Perasaan Aneh
24
Sudah Janji
25
Quin Datang Ke Kantor
26
Tatapan Tajam
27
Benaya Marah
28
Anisa Sakit
29
Di Blokir
30
Quin Sakit
31
Quin Di Bawa ke Rumah Sakit
32
Anisa Sakit
33
Di Antar Pulang
34
Membuka Blokiran
35
Anisa Jenguk Quin
36
Quin Pulang Dari Rumah Sakit
37
Anisa Sudah Bete
38
Tidur Di Kelas
39
Anisa Tidak Bisa Menolak
40
Anisa Bingung
41
Hotel
42
Mau Datang Ke Rumah Anisa
43
Anggi Kaget
44
Pak Ben Sudah Sampai Di Rumah Anisa
45
5 Tahun Lagi
46
Sekertaris Cowok
47
Om Om
48
Bukan Pembantu
49
Sampai Villa
50
Renang Bersama
51
Menikmati Malam Di Villa
52
Anisa Menangis
53
Pulang
54
Pak Ben Kuatir
55
Masuk Kuliah
56
Pantai Anyer
57
Anisa Sebenarnya Juga Takut
58
Pak Ben Minta Izin Menikahi Anisa
59
Quin Takut
60
Tiga Minggu Lagi
61
Anisa Kecapean
62
Beli Cincin
63
Datang Bulan
64
Buat Masalah
65
Selesai
66
Kangen
67
Sah
68
Merayu Quin
69
Memijit Kaki
70
Pendarahan
71
Berbohong
72
Abang Cari Informasi
73
Bogem Mentah
74
Ben Pulang
75
Anisa Pulang Ke Rumah
76
Sudah Mau Mengajar Di Kampus
77
Mau Makan Malam
78
Menginap
79
Tidak Pulang
80
Quin Menangis
81
Pulang Dari Hotel
82
Klinik 24 Jam
83
Bebas Ngga Ada Quin
84
Jeruk Asam
85
Melakukan Pemeriksaan
86
Mamah Anisa Menangis
87
Di Sofa
88
Tujuh Bulanan
89
Pemeriksaan Terakhir
90
Pergi Ke Mal Untuk Belanja
91
Pecah Ketuban
92
Bayi Yang Tampan
93
Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!