Sudah Selesai

"Apa!!! 30 juta." Anisa langsung kaget saat dengar 30 juta biaya memperbaiki mobil yang di tabrak nya.

Pak supir bilang pada Anisa agar membayarnya. Karena kalau tidak, Pak supir pasti yang akan kena marah Bos nya.

"Kenapa?" tanya teman Anisa setelah telfon mati.

"Mobil yang aku tabrak masuk bengkel. Dan biayanya 30 juta."

"Ya Tuhan 30 juta. Banyak juga yah. Emangnya parah?"

"Ya cuman penyok dikit gitu. Tapi itu mobil memang mobil mahal."

"Kalau kamu mah 30 juta ngga pusing. kamu tinggal bilang sama Papah mu pasti langsung di kasih itu uang 30 juta. Tapi kalau aku sudah pasti bingung."

"Aku juga ngga semudah itu. Papah ku juga ngga akan segampang itu memberikan uang 30 juta."

Siang hari setelah selesai kuliah, Anisa tidak langsung pulang. Tapi Anisa mau pergi ke kantor Papahnya untuk memberi tau kejadian tadi pagi yang menabrak mobil.

Sampai di kantor Anisa langsung naik ke atas menuju ruangan Papah nya. Saat masuk Lif, ternyata ada Kaka Anisa di dalamnya.

"Kamu ngapain kesini?"

"Eh Abang. Anisa mau ketemu Papah."

"Mau ngapain?"

"Ada deh," sambil senyum senyum ngga jelas.

"Abang dari mana?"

"Ada deh," si Kaka ngikutin omongan Anisa.

"Ih Abang."

Keduanya turun dari lif. Abang rupanya tidak pergi ke ruang kerjanya, tapi ikut masuk ke dalam ruang kerja Papah.

"Abang kok ke sini. Kenapa ngga ke ruang kerja Abang?"

"Suka suka Abang mau kemana."

Abang masuk ke dalam ruang kerja Papah. Anisa mengikutinya di belakang Abang.

"Siang Pah."

"Sayang. Kok tumben kamu kesini. Ada apa?"

Anisa tidak menjawab langsung. Tapi mendekati Papah dulu.

"Pah...." sambil memeluk Papah nya dari belakang kursi.

"Apa? ada masalah? ngomong aja. Kamu kalau sudah gini, Papah sudah tau, pasti ada maunya."

Abang yang dengar perkataan Papah tersenyum. Memang seperti itu adiknya. Kalau ada maunya pasti baik bikin Papah.

"Hehe... Iya Pah."

Anisa lalu duduk di kursi dekat Abangnya duduk.

"Tadi pagi saat Anisa berangkat kuliah nabrak mobil Pah. Anisa ngga sengaja. Tiba tiba dari samping mobil Anisa ada motor mau mendahului dan bunyikan klakson. Anisa kaget dan banting setir kanan. Ternyata di depan nya ada mobil. Jadi Anisa suruh anti rugi betulin mobil yang di tabrak."

"Kamu tapi ngga kenapa kenapa kan sayang?"

"Ngga Pah. Anisa baik baik saja. Mobil Anisa juga penyok dikit."

"Makanya pake supir aja Dek. Biar lebih aman."

"Ngga mau Bang... Anisa kan dah gede. Anisa pengin bawa mobil sendiri."

"Berapa yang harus di ganti rugi?"

"Tadi kata orangnya biaya masuk bengkel 30...."

Anisa berhenti bicara karena Papah dan Abangnya terus menatapnya, membuat Anisa was was takut di marahi.

"30 apa? 30 ribu apa berapa?" tanya Abang.

"Mobil yang Anis tabrak mobil mahal. Ngga mungkin cuman 30 ribu Abang...."

"Ya terus berapa?"

"Papah...." Anisa makin takut.

"Ngga papa katakan saja."

"30 juta," kata Anisa pelan.

Papah dan Abang diam. Karena ngga ada reaksi Anisa jadi takut.

"Pasti aku kena marah ini," dalam hati Anisa berkata.

"Oh 30 juta. Ya sudah kasih aja sana. Itu kan memang kamu yang salah. Yang penting kamu ngga kenapa kenapa," bibir Anisa langsung tersenyum saat dengar jawaban Papah.

"Tapi jangan senang dulu. Sebagai hukuman kamu harus bantu Papah."

"Bantu apa Pah?"

"Besok malam temani Papah di acara ulang tahun teman Papah."

"Kenapa ngga minta Mamah aja yang temani Papah."

"Mamah ngga bisa ikut. Soalnya Mamah besok malam mau ke rumah Tante Maya."

"Mau ngapain Mamah ke rumah Tante Maya Pah?"

"Tante Maya sedang sakit. Mamah mau jenguk sama teman teman sosialitanya."

"Oh gitu. Ya baiklah Pah, Anisa setuju."

Setelah itu Papah mentransfer uang 30 juta ke rekening Anisa. Anisa setelah dapat uang langsung pamit. Sebelum pamit Anisa mencium pipi Papah. Sedang Abang mau di cium sama Anisa tidak mau, karena kata Abang menjijikan.

Anisa membawa mobilnya menuju bengkel mobil di mana mobil yang di tabrak nya di betulkan. Anisa juga sudah menelfon pak supir kalau sudah OTW.

Sampai di bengkel, Anisa memberikan uang 30 juta melalui tranfer.

"Ini mba KTP nya. Terimakasih karena mba sudah bertanggung jawab. Kalau sampai mba ngga bertanggung jawab, saya sudah pasti langsung di marahi sama bos saya."

"Iya pak sama sama. Saya juga minta maaf karena sudah menabrak mobil yang bapak bawa."

Setelah itu Anisa lanjut pulang karena semua sudah selesai. Anisa sudah merasa capek hari ini. Sampai di rumah, Anisa minta mba bawakan makanan ke kamarnya.

"Kenapa ngga makan di tempat makan sayang?" tanya Mamah.

"Anisa ada tugas banyak dari Dosen Mah. Besok harus di serahkan. Jadi Anisa mau langsung kerjakan."

Anisa naik ke kamar, sedang Mba menyiapkan makanan buat Anisa.

Esok harinya Anisa sudah selesai mengerjakan tugas dari dosen. Hari ini Anisa sangat hati hati bawa mobil menuju kampus. Anisa tidak mau apes seperti kemarin.

Sampai di kampus Anisa langsung masuk kelas.

"Nis kamu sudah buat tugas belum?'

"Sudah dong."

"Mana? lihat dong aku."

"Buat apa?"

"Aku belum selesai mengerjakannya. Aku lihat ya punya kamu."

"Dasar males kamu. Ini buruan di kerjakan. keburu Dosen nyebelin itu datang lagi."

"Iya."

Teman Anisa langsung mengerjakannya. Tapi ternyata baru satu selesai, Dosen datang.

Pak Benaya datang dengan tampang juteknya.

"Ya Tuhan itu Dosen. Ganteng tapi tampangnya kenapa jutek gitu ya," kata Anisa sambil berbisik ke temanya.

"Iya. Tapi tetap aja walau tampangnya jutek enak di lihat kan?" Anisa hanya diam tidak menjawab.

Dosen mengabsen satu persatu mahasiswa nya. Saat nama Anisa, Pak Dosen melihat ke Anisa. Mata keduanya selintas bertemu. Lalu Pak Dosen lanjut mengabsen yang lainya.

Selesai itu Dosen meminta tugas yang kemarin di kumpulkan. Teman Anisa yang masih kurang dua merasa takut.

"Sudah antar saja. Yang penting kamu kan sudah mengerjakan," kata Anisa pelan.

Dosen melihat satu persatu tugas. Lalu Dosen memisahkan tugas tugas itu.

"Kenapa di pisah gitu ya Nis?"

"Mana aku tau. Lihat aja nanti."

Setelah selesai memisahkan, Dosen memanggil nama nama yang banyak salah mengerjakan. Nama teman Anisa pun terpanggil.

"Anggi. Mana yang namanya Anggi di sini?"

Anisa melihat ke temanya.

"Itu nama kamu di panggil."

"Iya Nis."

Anggi lalu berdiri. " Saya pak yang namanya Anggi."

"Silakan kamu keluar. Kamu tidak menyelesaikan tugas dari saya dengan selesai."

"Tapi pak, kan cuman ngga selesai dua saja."

"Keluar! Saya ngga suka melihat mahasiwa saya yang malas dan tidak rajin!"

Semua mahasiswa terlihat kaget dengar suara dosen yang cukup kencang.

Anggi menunduk tidak berani bicara lalu berjalan keluar.

"Pak jangan seperti itu dong. Anggi kan juga sudah mengerjakan," Anisa membela Anggi saat baru berjalan dua langkah.

"Kamu juga silakan ikut keluar!"

"Kok saya juga keluar pak?"

"Kamu membela teman kamu yang tidak disiplin. Jadi silakan kamu keluar juga!"

"Saya ngga mau Pak."

Brak...

Pak Ben membanting buku ke meja membuat semuanya kaget. Mata Pak Ben menatap ke Anisa.

"Kalau kamu tidak mau keluar, biar saya yang keluar! Dan hari ini kalian tidak belajar mata pelajaran dari Saya!"

Jangan lupa like komentar dan vote terimakasih...

Terpopuler

Comments

Nendah Wenda

Nendah Wenda

galak banget nih dosen menakutkan

2024-08-10

2

Febby Fadila

Febby Fadila

wow galak amat ya

2024-08-08

0

Ayu Agus Tina

Ayu Agus Tina

biar galak tapi kalok ganteng tetep aja muridnya betah

2024-07-19

1

lihat semua
Episodes
1 Anisa Zahra
2 Sudah Selesai
3 Pergi Ke Pesta
4 Dansa
5 Ban Mobil Bocor
6 Bertemu Lagi
7 Hukuman
8 Ngga Jadi Ke Mall
9 Salah Jalan
10 Uang Halal
11 Kaget Tapi Tidak Marah
12 Anisa Punya Rencana
13 Sekertaris
14 Pak Ben Takut
15 Anisa Merasa Takut
16 Abang Alek
17 Abang Mengadu
18 Quin Datang Ke Kantor
19 Pergi Ke Taman Safari
20 Perhatian
21 Anisa Sakit
22 Cari Kado
23 Benaya Merasakan Perasaan Aneh
24 Sudah Janji
25 Quin Datang Ke Kantor
26 Tatapan Tajam
27 Benaya Marah
28 Anisa Sakit
29 Di Blokir
30 Quin Sakit
31 Quin Di Bawa ke Rumah Sakit
32 Anisa Sakit
33 Di Antar Pulang
34 Membuka Blokiran
35 Anisa Jenguk Quin
36 Quin Pulang Dari Rumah Sakit
37 Anisa Sudah Bete
38 Tidur Di Kelas
39 Anisa Tidak Bisa Menolak
40 Anisa Bingung
41 Hotel
42 Mau Datang Ke Rumah Anisa
43 Anggi Kaget
44 Pak Ben Sudah Sampai Di Rumah Anisa
45 5 Tahun Lagi
46 Sekertaris Cowok
47 Om Om
48 Bukan Pembantu
49 Sampai Villa
50 Renang Bersama
51 Menikmati Malam Di Villa
52 Anisa Menangis
53 Pulang
54 Pak Ben Kuatir
55 Masuk Kuliah
56 Pantai Anyer
57 Anisa Sebenarnya Juga Takut
58 Pak Ben Minta Izin Menikahi Anisa
59 Quin Takut
60 Tiga Minggu Lagi
61 Anisa Kecapean
62 Beli Cincin
63 Datang Bulan
64 Buat Masalah
65 Selesai
66 Kangen
67 Sah
68 Merayu Quin
69 Memijit Kaki
70 Pendarahan
71 Berbohong
72 Abang Cari Informasi
73 Bogem Mentah
74 Ben Pulang
75 Anisa Pulang Ke Rumah
76 Sudah Mau Mengajar Di Kampus
77 Mau Makan Malam
78 Menginap
79 Tidak Pulang
80 Quin Menangis
81 Pulang Dari Hotel
82 Klinik 24 Jam
83 Bebas Ngga Ada Quin
84 Jeruk Asam
85 Melakukan Pemeriksaan
86 Mamah Anisa Menangis
87 Di Sofa
88 Tujuh Bulanan
89 Pemeriksaan Terakhir
90 Pergi Ke Mal Untuk Belanja
91 Pecah Ketuban
92 Bayi Yang Tampan
93 Bahagia
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Anisa Zahra
2
Sudah Selesai
3
Pergi Ke Pesta
4
Dansa
5
Ban Mobil Bocor
6
Bertemu Lagi
7
Hukuman
8
Ngga Jadi Ke Mall
9
Salah Jalan
10
Uang Halal
11
Kaget Tapi Tidak Marah
12
Anisa Punya Rencana
13
Sekertaris
14
Pak Ben Takut
15
Anisa Merasa Takut
16
Abang Alek
17
Abang Mengadu
18
Quin Datang Ke Kantor
19
Pergi Ke Taman Safari
20
Perhatian
21
Anisa Sakit
22
Cari Kado
23
Benaya Merasakan Perasaan Aneh
24
Sudah Janji
25
Quin Datang Ke Kantor
26
Tatapan Tajam
27
Benaya Marah
28
Anisa Sakit
29
Di Blokir
30
Quin Sakit
31
Quin Di Bawa ke Rumah Sakit
32
Anisa Sakit
33
Di Antar Pulang
34
Membuka Blokiran
35
Anisa Jenguk Quin
36
Quin Pulang Dari Rumah Sakit
37
Anisa Sudah Bete
38
Tidur Di Kelas
39
Anisa Tidak Bisa Menolak
40
Anisa Bingung
41
Hotel
42
Mau Datang Ke Rumah Anisa
43
Anggi Kaget
44
Pak Ben Sudah Sampai Di Rumah Anisa
45
5 Tahun Lagi
46
Sekertaris Cowok
47
Om Om
48
Bukan Pembantu
49
Sampai Villa
50
Renang Bersama
51
Menikmati Malam Di Villa
52
Anisa Menangis
53
Pulang
54
Pak Ben Kuatir
55
Masuk Kuliah
56
Pantai Anyer
57
Anisa Sebenarnya Juga Takut
58
Pak Ben Minta Izin Menikahi Anisa
59
Quin Takut
60
Tiga Minggu Lagi
61
Anisa Kecapean
62
Beli Cincin
63
Datang Bulan
64
Buat Masalah
65
Selesai
66
Kangen
67
Sah
68
Merayu Quin
69
Memijit Kaki
70
Pendarahan
71
Berbohong
72
Abang Cari Informasi
73
Bogem Mentah
74
Ben Pulang
75
Anisa Pulang Ke Rumah
76
Sudah Mau Mengajar Di Kampus
77
Mau Makan Malam
78
Menginap
79
Tidak Pulang
80
Quin Menangis
81
Pulang Dari Hotel
82
Klinik 24 Jam
83
Bebas Ngga Ada Quin
84
Jeruk Asam
85
Melakukan Pemeriksaan
86
Mamah Anisa Menangis
87
Di Sofa
88
Tujuh Bulanan
89
Pemeriksaan Terakhir
90
Pergi Ke Mal Untuk Belanja
91
Pecah Ketuban
92
Bayi Yang Tampan
93
Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!