Hukuman

Pagi ini Anisa ke kampus di antar supir. Karena mobil Anisa mau di bawa ke bengkel untuk servis.

Sampai di kampus, Anisa turun dari mobil. Pak supir membawa mobilnya meninggalkan kampus.

Anisa masuk ke dalam. lalu saat Anisa sedang berjalan ada yang memanggilnya dari belakang. Saat di lihat ternyata Anggi.

"Aku kok ngga lihat mobil kamu Nis di parkiran?"

"Aku di antar sama supir. Mobilku mau di servis."

"Oh gitu," keduanya bicara sambil berjalan menuju kelas.

"Iya. Nanti aku pulang kamu antar ya."

"Boleh. tapi kita ke Mall dulu yuk. Aku mau beli sesuatu."

"Em boleh deh. Aku juga mau beli buku."

"Ok."

Sampai di kelas, keduanya lanjut mengobrol sambil menunggu Dosen. Tidak lama Dosen datang.

Anisa melihat ke Dosen sebentar dengan rasa sebalnya. Karena Dosen hari ini adalah Pak Ben.

Pak Ben mengabsen satu persatu. Setelah itu baru Pak Ben memberikan materi dan juga menjelaskannya.

Anisa yang memang sebal ke pak Ben tidak begitu mendengarkan penjelasannya. Anisa justru sibuk dengan menggambar tidak jelas di kertas bukunya.

Pak Ben melihat Anisa yang dari tadi terus sibuk dengan pensilnya dan juga tidak mendengarkan materi yang sedang di jelaskan oleh nya. lalu pak Ben mendekatinya.

Anggi melihat pak Ben mendekati Anisa langsung menyenggol lengan Anisa.

"Apa sih Nggi."

Tapi Anggi tidak berkata melainkan menyenggol lagi lengan Anisa.

Anisa tidak mempedulikannya dan terus menggambar. Sampai akhirnya pak Ben sudah berdiri di depan mejanya. Pak Ben melihat Anisa sedang menggambar.

Pak Ben menatap Anggi lalu menggelengkan kepalanya. Itu kode agar Anggi tidak boleh memberi tau kalau dirinya sedang melihat ke Anisa.

Sekitar 5 menit pak Ben berdiri di depan Anisa. Tapi Anisa tidak sadar juga. Lalu pak Ben mengetuk meja depan Anisa.

Tok... Tok...

Anisa lalu melihat tangan yang mengetuk. Dengan pelan wajah Anisa mengangkat dan ternyata Pak Ben ada di depannya. Anisa langsung menegakan duduknya dan menutup bukunya.

"Kamu sedang apa!?"

"Em... I... ni pak. Em sedang menggambar."

"Apa saya sedang mengajar untuk menggambar di kelas ini?" Anisa menggeleng.

"Lalu kenapa kamu malah menggambar? jadi kamu tidak mendengarkan apa yang saja jelaskan dari tadi!?" mata Pak Ben sudah tajam. Anisa menggeleng lagi.

Pak Ben benar benar terlihat marah sama Anisa.

"Kamu tidak menghargai saya sebagai Dosen di sini! Jadi saya akan kasih kamu hukuman agar kamu tidak berani lagi main main di kelas saya! Ayo maju ke depan!" Pak Ben benar benar marah.

Pak Ben berjalan menuju kursinya. Sedang Anisa terlihat takut, karena buku yang tadi di gambarnya di bawa pak Ben ke depan.

"Nggi gimana nih?"

"Sudah sana maju ke depan. Kamu memang salah."

"Tapi Nggi."

"Anisa... kesini kamu!" suara Pak Ben cukup kencang memanggil Anisa. Pak Ben benar benar terlihat sangat marah.

Anisa lalu bangun dari duduknya dan maju ke depan. Anisa sudah sampai di depan meja Pak Ben.

"Karena kamu tidak menghargai saya, kamu saya hukum selama satu Minggu jadi asisten saya. Dan kamu harus membantu saya untuk menulis di papan tulis. Sekarang kamu tulis ini ke papan tulis. Mengerti!"

"Tapi Pak."

"Kamu mau protes, baik dua...."

Belum selesai pak Ben bicara, Anisa langsung memotongnya.

"Baik pak. Saya terima satu minggu hukuman sebagai asisten Bapak."

"Bagus kalau gitu. Sekarang kamu tulis ini semua di papan tulis."

Pak Boy memberikan buku catatan pada Anisa dan Anisa akan menulis di papan tulis menurun dari buku.

Anisa lalu mulai menulis. Anisa terlihat sangat kesal dan malas. Tapi mau gimana lagi.

"Apes amat hidupku ini. Dasar Dosen rese, nyebelin," Anisa bicara dalam hatinya sambil menulis di papan tulis.

"Buat kalian semuanya, jangan berani berani seperti Anisa. Karena perbuatan Anisa itu tidak baik untuk di contoh. Kalau sampai ada yang tidak menghargai saya dan tidak suka dengan mata kuliah saya, silakan kalian keluar. Mengerti kalian!?"

"Mengerti Pak," jawab semuanya.

Setelah itu Pak Ben duduk dan melihat buku Anisa. Pak Ben membuka buku dan melihat ke gambar.

Pak Ben cukup kaget saat melihat apa yang di gambar Anisa. Anisa melirik ke Pak Ben saat melihat ke bukunya.

"Mati aku. Aku pasti akan kena hukum lagi ini," kata Anisa dalam hatinya.

Pak Ben melihat gambar yang di buat Anisa hanya geleng kepala. ternyata Anisa menggambar dirinya.

Gambarnya bagus, tapi ada tulisan di bawah gambar yang membuat Pak Ben kesal.

"Ganteng, tapi ngeselin dan nyebelin."

Pak Ben lalu melihat ke Anisa. Anisa yang tau di tatap pak Ben tidak berani menengok kanan kiri. Anisa serius menulis di papan tulis.

Setelah selesai menulis Anisa memberikan bukunya pada Pak Ben.

"Ini pak sudah selesai."

"Ya sudah kamu duduk. Kamu juga harus menulis itu semua. Nanti habis jam pelajaran ini selesai, kamu keruangan saya."

"Baik Pak."

Anisa mau mengambil buku miliknya di atas meja Pak Ben. Tapi Pak Ben menahannya.

"Tapi saya mau menulis di buku itu Pak."

Pak Ben lalu menyobek kertas yang ada gambar dirinya. Anisa yang melihat itu makin ngga enak.

"Ini ambilah."

Anisa mengambil buku dari tangan Pak Ben. Lalu Anisa kembali ke kursinya.

Anggi tersenyum tipis "Ayo cepat menulis. Nanti kamu ketinggalan lagi."

"Tapi aku cape Nggi. Tadi kan aku habis menulis di papan tulis. Aku pinjam buku kamu aja ya. Besok aku kembalikan."

Anggi yang kasihan sama Anisa lalu mengangguk.

Anisa hanya menulis sedikit, karena jam pelajaran Pak Ben sudah selesai.

Sebelum Pak Ben keluar, Pak Ben mengingatkan Anisa untuk ke kantor ke ruangannya.

"Iya Pak," Jawab Anisa lemas.

Pak Ben keluar dan langsung pergi. Sedang Anisa menjatuhkan kepalanya di atas meja.

"Kenapa aku sial banget sih Nggi. Malas banget tau ngga sih berurusan sama Dosen rese itu."

"Iya kan kamu sendiri yang buat masalah. Ya harus terima hukumannya lah. Tapi apa sih yang kamu gambar?" Anisa tidak langsung menjawab karena malu.

"Aku gambar Pak Ben."

"Oh. gambar Pak Ben."

"Iya. Tapi di bawah gambar nya ada tulisan."

"Tulisan apa?"

"Em... Ganteng, tapi ngeselin dan nyebelin."

"Hah kamu serius nulis begitu!?" Anisa mengangguk.

"Mati deh kamu Nis."

"Makanya aku takut Nggi."

"Ya sudah sana kamu ke ruanganya Pak Ben. Jangan buat Pak Ben tambah marah."

"Ayo temani Nggi."

"Maaf Nis, bukanya aku ngga setia kawan. Tapi kalau yang ini aku ngga bisa bantu."

Akhirnya Anisa pergi ke ruangan Pak Ben. sampai di depan ruangan Pak Ben, Anisa mengetuk pintu. Dari dalam terdengar kata masuk.

Anisa membuka pintu, dan dengan berjalan pelan Anisa masuk ke dalam.

"Tante...."

Jangan lupa like komentar dan vote terimakasih...

Terpopuler

Comments

Jaspit Elmiyanti

Jaspit Elmiyanti

ngakak.. hati hati kamu Annisa.... 😂😂

2025-02-06

0

Je'89

Je'89

Boy William Kali Thor???? 😅😅😅

2024-09-13

0

Nendah Wenda

Nendah Wenda

ada aja kamu Anisa bikin masalah

2024-08-10

0

lihat semua
Episodes
1 Anisa Zahra
2 Sudah Selesai
3 Pergi Ke Pesta
4 Dansa
5 Ban Mobil Bocor
6 Bertemu Lagi
7 Hukuman
8 Ngga Jadi Ke Mall
9 Salah Jalan
10 Uang Halal
11 Kaget Tapi Tidak Marah
12 Anisa Punya Rencana
13 Sekertaris
14 Pak Ben Takut
15 Anisa Merasa Takut
16 Abang Alek
17 Abang Mengadu
18 Quin Datang Ke Kantor
19 Pergi Ke Taman Safari
20 Perhatian
21 Anisa Sakit
22 Cari Kado
23 Benaya Merasakan Perasaan Aneh
24 Sudah Janji
25 Quin Datang Ke Kantor
26 Tatapan Tajam
27 Benaya Marah
28 Anisa Sakit
29 Di Blokir
30 Quin Sakit
31 Quin Di Bawa ke Rumah Sakit
32 Anisa Sakit
33 Di Antar Pulang
34 Membuka Blokiran
35 Anisa Jenguk Quin
36 Quin Pulang Dari Rumah Sakit
37 Anisa Sudah Bete
38 Tidur Di Kelas
39 Anisa Tidak Bisa Menolak
40 Anisa Bingung
41 Hotel
42 Mau Datang Ke Rumah Anisa
43 Anggi Kaget
44 Pak Ben Sudah Sampai Di Rumah Anisa
45 5 Tahun Lagi
46 Sekertaris Cowok
47 Om Om
48 Bukan Pembantu
49 Sampai Villa
50 Renang Bersama
51 Menikmati Malam Di Villa
52 Anisa Menangis
53 Pulang
54 Pak Ben Kuatir
55 Masuk Kuliah
56 Pantai Anyer
57 Anisa Sebenarnya Juga Takut
58 Pak Ben Minta Izin Menikahi Anisa
59 Quin Takut
60 Tiga Minggu Lagi
61 Anisa Kecapean
62 Beli Cincin
63 Datang Bulan
64 Buat Masalah
65 Selesai
66 Kangen
67 Sah
68 Merayu Quin
69 Memijit Kaki
70 Pendarahan
71 Berbohong
72 Abang Cari Informasi
73 Bogem Mentah
74 Ben Pulang
75 Anisa Pulang Ke Rumah
76 Sudah Mau Mengajar Di Kampus
77 Mau Makan Malam
78 Menginap
79 Tidak Pulang
80 Quin Menangis
81 Pulang Dari Hotel
82 Klinik 24 Jam
83 Bebas Ngga Ada Quin
84 Jeruk Asam
85 Melakukan Pemeriksaan
86 Mamah Anisa Menangis
87 Di Sofa
88 Tujuh Bulanan
89 Pemeriksaan Terakhir
90 Pergi Ke Mal Untuk Belanja
91 Pecah Ketuban
92 Bayi Yang Tampan
93 Bahagia
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Anisa Zahra
2
Sudah Selesai
3
Pergi Ke Pesta
4
Dansa
5
Ban Mobil Bocor
6
Bertemu Lagi
7
Hukuman
8
Ngga Jadi Ke Mall
9
Salah Jalan
10
Uang Halal
11
Kaget Tapi Tidak Marah
12
Anisa Punya Rencana
13
Sekertaris
14
Pak Ben Takut
15
Anisa Merasa Takut
16
Abang Alek
17
Abang Mengadu
18
Quin Datang Ke Kantor
19
Pergi Ke Taman Safari
20
Perhatian
21
Anisa Sakit
22
Cari Kado
23
Benaya Merasakan Perasaan Aneh
24
Sudah Janji
25
Quin Datang Ke Kantor
26
Tatapan Tajam
27
Benaya Marah
28
Anisa Sakit
29
Di Blokir
30
Quin Sakit
31
Quin Di Bawa ke Rumah Sakit
32
Anisa Sakit
33
Di Antar Pulang
34
Membuka Blokiran
35
Anisa Jenguk Quin
36
Quin Pulang Dari Rumah Sakit
37
Anisa Sudah Bete
38
Tidur Di Kelas
39
Anisa Tidak Bisa Menolak
40
Anisa Bingung
41
Hotel
42
Mau Datang Ke Rumah Anisa
43
Anggi Kaget
44
Pak Ben Sudah Sampai Di Rumah Anisa
45
5 Tahun Lagi
46
Sekertaris Cowok
47
Om Om
48
Bukan Pembantu
49
Sampai Villa
50
Renang Bersama
51
Menikmati Malam Di Villa
52
Anisa Menangis
53
Pulang
54
Pak Ben Kuatir
55
Masuk Kuliah
56
Pantai Anyer
57
Anisa Sebenarnya Juga Takut
58
Pak Ben Minta Izin Menikahi Anisa
59
Quin Takut
60
Tiga Minggu Lagi
61
Anisa Kecapean
62
Beli Cincin
63
Datang Bulan
64
Buat Masalah
65
Selesai
66
Kangen
67
Sah
68
Merayu Quin
69
Memijit Kaki
70
Pendarahan
71
Berbohong
72
Abang Cari Informasi
73
Bogem Mentah
74
Ben Pulang
75
Anisa Pulang Ke Rumah
76
Sudah Mau Mengajar Di Kampus
77
Mau Makan Malam
78
Menginap
79
Tidak Pulang
80
Quin Menangis
81
Pulang Dari Hotel
82
Klinik 24 Jam
83
Bebas Ngga Ada Quin
84
Jeruk Asam
85
Melakukan Pemeriksaan
86
Mamah Anisa Menangis
87
Di Sofa
88
Tujuh Bulanan
89
Pemeriksaan Terakhir
90
Pergi Ke Mal Untuk Belanja
91
Pecah Ketuban
92
Bayi Yang Tampan
93
Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!