Bertemu Lagi

Ban mobil Anisa akhirnya sudah terpasang. Orang bengkel akhirnya datang setelah Anisa menunggu 30 menitan.

Anisa membawa mobilnya pulang ke rumah. Mamah yang melihat Anisa pulang terlambat lalu bertanya.

"Sayang. Kok tumben pulangnya telat?"

"Iya Mah. Tadi ban mobil Anisa bocor. Jadi Anisa cari orang bengkel dulu untuk gantiin."

"Makanya pake sopir aja biar kamu ngga repot kalau gini."

"Ngga mau Mah. kalau ada supir Anisa jadi ngga bebas mau pergi perginya."

"Ya sudah kalau gitu. Sekarang sana makan siang dulu. Kamu sudah telat makan."

"Iya Mah."

Anisa pergi ke ruang makan di temani Mamah. Saat Anisa sedang makan, Mamah menerima telfon dari temannya.

"Siapa Mah?" tanya Anisa saat Mamah sudah selesai telfon.

"Tante Maya. Mamah di suruh ke rumah sakit. Katanya Tante Maya ngga ada yang temani."

"Oh."

"Ikut Mamah yuk. Kamu kan belum jenguk Tante Maya."

"Kapan perginya Mah?"

"Ya sekarang. Kalau kamu mau ikut selesai makan kita langsung berangkat. Mamah mau siap siap dulu sekarang."

"Em... Anisa ikut deh Mah. Di rumah juga sepi."

"Ya sudah Mamah siap siap dulu ya."

Mamah pergi ke kamar untuk bersiap. Sedang Anisa menyelesaikan makanya.

15 menit kemudian Mamah sudah siap. Sedang Anisa baru selesai makan.

"Sudah sayang makanya?"

"Sudah Mah, Anisa sudah selesai."

"Ya sudah yuk kita berangkat."

Keduanya langsung berangkat menuju rumah sakit di antar supir. Mamah di mobil menelfon Papah untuk memberi tau kalau Mamah dan Anisa mau pergi ke rumah sakit menjenguk Tante Maya.

Sampai di rumah sakit keduanya masuk ke dalam dan menuju ruang rawat Tante Maya.

"Siang May," kata Mamah saat masuk ke dalam.

"Siang. Akhirnya kamu datang juga."

"Siang Tante," sapa Anisa.

"Siang. Eh Anisa ikut juga. Lama ngga ketemu Anisa."

Anisa mendekat lalu cium tangan Tante Maya.

"Kamu makin cantik aja Nis. Pasti sudah punya pacar ini."

"Hehe... makasih Tante atas pujiannya. Tapi Anisa belum punya pacar."

"Loh kenapa belum punya pacar. Mamah sama Papah melarangnya apa?"

"Ngga kok Tan. Anisa belum ingin aja. penginnya sih langsung nikah aja. Biar pacarnya sudah halal."

"Wah pemikiran kamu sangat bagus itu Nis. Bel kamu harus bangga tuh sama anakmu."

"Iya May aku bangga. Tapi juga aku takut nanti kedua anaku ngga nikah nikah. lihat aja Alek, sudah 30 th lebih tapi belum juga mau nikah. Aku kan juga ingin punya cucu kaya kamu May."

Saat mereka masih mengobrol, pintu terbuka. Ternyata ada anak kecil bersama susternya yang masuk.

"Oma...."

Ternyata yang datang cucunya Tante Maya.

"Eh cucu Oma datang. Sini sayang Oma kangen."

Cucu Tante Maya mendekat dan keduanya langsung saling peluk. Anisa melihat cucunya Tante Maya seperti tidak asing. Lalu melihat ke susternya dan benar Anisa pernah bertemu tapi lupa di mana.

"Sayang Salim dulu sama Oma Bela dan Tante Anisa," Tante Maya menyuruh cucunya.

Saat cucu Tante Maya melihat Anisa langsung kenal.

"Tante. Tante ingat Quin ngga?" Anisa sambil berpikir.

"Kita pernah ketemu di toilet saat acara ulang tahun nenek dan kakeknya Quin Non," suster membantu mengingatkan.

"Oh iya Anisa ingat. Kamu anak kecil yang kebelet pipis itu ya?" Quin mengangguk.

"Jadi ini cucunya Tante Maya? Anaknya alm kak Sinta?"

"Iya sayang. Quin anaknya alm Sinta."

"Maaf ya Tante, Anisa ngga bermaksud buat Tante sedih."

"Ngga papa. Tante sudah ikhlas kok."

Lalu Quin mengajak Anisa duduk di sofa. Sedang Tante Maya dan Mamah mengobrol.

Quin melihatkan hasil menggambarnya waktu di sekolah. Quin TK A dan umurnya masih 4 tahun setengah.

Mamah Quin meninggal saat melahirkan Quin karena pendarahan.

"Kamu sama menantu kamu hubungannya baik baik aja kan May?"

"Baik. Menantuku walau sudah tidak tinggal bersama, dia masih sering menjenguk ku."

"Syukur kalau begitu."

Sekitar dua jam, Mamah dan Anisa pamit pulang. Karena sebentar lagi Papah mau pulang.

"Aku pulang dulu. Besok aku kesini lagi."

"Iya Bel. makasih ya sudah jenguk aku."

Anisa berpamitan sama Quin, Quin terlihat sedih.

"Quin jangan sedih dong. Nanti lain waktu kita bisa ketemu lagi."

"Tapi Quin masih ingin main sama Tante."

"Sayang ini sudah sore. Tantenya mau pulang dulu. besok Tante Anisa datang lagi. Jadi Quin bisa main lagi," kata Tante Maya.

"Iya Tante, besok Tante kesini lagi?" Anisa melihat ke Mamah. Dan Mamah menganggukkan kepalanya.

"Iya. Tante besok ke sini lagi. Sekarang Tante pulang dulu ya."

"Iya Tante. Besok Quin tunggu Tante di sini ya."

"Iya."

Setelah Quin tidak sedih lagi, Anisa dan Mamahnya pulang.

"Mah, Quin tinggal sama Tante Maya apa sama Papahnya?" tanya Anisa saat sudah ada di dalam mobil yang melaju.

"Quin ikut Papahnya. Tapi Papah Quin sama Quin sering kok mengunjungi Tante Maya."

"Syukurlah kalau begitu Mah. Soalnya Tante Maya kan sendirian. Papah Quin sudah menikah lagi apa belum Mah?"

"Kata Tante Maya sih belum."

"Wah hebat juga ya menduda cukup lama."

"Ya mungkin karena belum menemukan yang cocok apa belum Tuhan gariskan menikah."

"Iya juga sih Mah."

Quin dan Tante Maya masih mengobrol. Lalu Papah Quin datang untuk menjenguk Tante Maya dan juga menjemput Quin.

"Gimana kondisi Mamah?"

"Sudah lebih baik. Besok Mamah sudah boleh pulang."

"Syukurlah Mah. Tapi besok saya ada kerjaan Mah. Jadi ngga bisa jemput."

"Ngga papa kalau kamu ngga bisa. Mamah nanti ada mba kok."

"Mamah harus bisa jaga kesehatan. Jangan terlalu capek mengurus Butik."

"Iya Mamah tau. Makasih atas perhatian kamu."

Lalu Tante Maya bertanya pada Papah Quin lagi.

"Kenapa kamu belum menikah. Kamu harus menikah agar kamu ada yang mengurus. Dan juga ada yang mengurus Quin?"

"Ngga Mah. Saya ngga kepikiran untuk menikah. Saya juga bisa mengurus Quin."

"Jangan begitu. Kamu masih muda dan harus menikah. Quin juga butuh seorang ibu. Mamah sangat berharap kamu bisa menikah lagi. Nanti kamu harus menikah dengan wanita yang mau menerima kamu apa adanya dan juga paling utama harus mau menerima Quin."

"Itulah yang jadi pertimbangan saya Mah. Sekarang susah cari wanita yang mau menerima seorang duda beranak satu. Saya takut wanita itu hanya mencintai saya tapi tidak mencintai anak saya."

"Ngga semua wanita seperti itu. pasti di dunia ini ada wanita yang baik dan juga yang mau menerima kamu dan anakmu. Kamu harus banyak berdoa."

"Iya Mah."

Sekitar jam 8 malam, Quin bersama Papah dan susternya pulang dari rumah sakit. Tante Maya di temani Mba.

Jangan lupa like komentar dan vote terimakasih..

Terpopuler

Comments

Nendah Wenda

Nendah Wenda

jodohnya Anisa pak dosen

2024-08-10

2

🍁M Ali Yusuf❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ

🍁M Ali Yusuf❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ

kamu bakal kaget nanti Anisa kalau tau Quin anaknya pak dosen yang kamu benci itu😁

2024-07-02

2

Miss Typo

Miss Typo

Quin dah sayang Anisa, nanti papahnya juga deh, walaupun skrg msh salah paham dan Anisa msh kesel sm duren sawit itu 😁

semangat semangat kak Tuti 💪💪

2024-05-14

1

lihat semua
Episodes
1 Anisa Zahra
2 Sudah Selesai
3 Pergi Ke Pesta
4 Dansa
5 Ban Mobil Bocor
6 Bertemu Lagi
7 Hukuman
8 Ngga Jadi Ke Mall
9 Salah Jalan
10 Uang Halal
11 Kaget Tapi Tidak Marah
12 Anisa Punya Rencana
13 Sekertaris
14 Pak Ben Takut
15 Anisa Merasa Takut
16 Abang Alek
17 Abang Mengadu
18 Quin Datang Ke Kantor
19 Pergi Ke Taman Safari
20 Perhatian
21 Anisa Sakit
22 Cari Kado
23 Benaya Merasakan Perasaan Aneh
24 Sudah Janji
25 Quin Datang Ke Kantor
26 Tatapan Tajam
27 Benaya Marah
28 Anisa Sakit
29 Di Blokir
30 Quin Sakit
31 Quin Di Bawa ke Rumah Sakit
32 Anisa Sakit
33 Di Antar Pulang
34 Membuka Blokiran
35 Anisa Jenguk Quin
36 Quin Pulang Dari Rumah Sakit
37 Anisa Sudah Bete
38 Tidur Di Kelas
39 Anisa Tidak Bisa Menolak
40 Anisa Bingung
41 Hotel
42 Mau Datang Ke Rumah Anisa
43 Anggi Kaget
44 Pak Ben Sudah Sampai Di Rumah Anisa
45 5 Tahun Lagi
46 Sekertaris Cowok
47 Om Om
48 Bukan Pembantu
49 Sampai Villa
50 Renang Bersama
51 Menikmati Malam Di Villa
52 Anisa Menangis
53 Pulang
54 Pak Ben Kuatir
55 Masuk Kuliah
56 Pantai Anyer
57 Anisa Sebenarnya Juga Takut
58 Pak Ben Minta Izin Menikahi Anisa
59 Quin Takut
60 Tiga Minggu Lagi
61 Anisa Kecapean
62 Beli Cincin
63 Datang Bulan
64 Buat Masalah
65 Selesai
66 Kangen
67 Sah
68 Merayu Quin
69 Memijit Kaki
70 Pendarahan
71 Berbohong
72 Abang Cari Informasi
73 Bogem Mentah
74 Ben Pulang
75 Anisa Pulang Ke Rumah
76 Sudah Mau Mengajar Di Kampus
77 Mau Makan Malam
78 Menginap
79 Tidak Pulang
80 Quin Menangis
81 Pulang Dari Hotel
82 Klinik 24 Jam
83 Bebas Ngga Ada Quin
84 Jeruk Asam
85 Melakukan Pemeriksaan
86 Mamah Anisa Menangis
87 Di Sofa
88 Tujuh Bulanan
89 Pemeriksaan Terakhir
90 Pergi Ke Mal Untuk Belanja
91 Pecah Ketuban
92 Bayi Yang Tampan
93 Bahagia
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Anisa Zahra
2
Sudah Selesai
3
Pergi Ke Pesta
4
Dansa
5
Ban Mobil Bocor
6
Bertemu Lagi
7
Hukuman
8
Ngga Jadi Ke Mall
9
Salah Jalan
10
Uang Halal
11
Kaget Tapi Tidak Marah
12
Anisa Punya Rencana
13
Sekertaris
14
Pak Ben Takut
15
Anisa Merasa Takut
16
Abang Alek
17
Abang Mengadu
18
Quin Datang Ke Kantor
19
Pergi Ke Taman Safari
20
Perhatian
21
Anisa Sakit
22
Cari Kado
23
Benaya Merasakan Perasaan Aneh
24
Sudah Janji
25
Quin Datang Ke Kantor
26
Tatapan Tajam
27
Benaya Marah
28
Anisa Sakit
29
Di Blokir
30
Quin Sakit
31
Quin Di Bawa ke Rumah Sakit
32
Anisa Sakit
33
Di Antar Pulang
34
Membuka Blokiran
35
Anisa Jenguk Quin
36
Quin Pulang Dari Rumah Sakit
37
Anisa Sudah Bete
38
Tidur Di Kelas
39
Anisa Tidak Bisa Menolak
40
Anisa Bingung
41
Hotel
42
Mau Datang Ke Rumah Anisa
43
Anggi Kaget
44
Pak Ben Sudah Sampai Di Rumah Anisa
45
5 Tahun Lagi
46
Sekertaris Cowok
47
Om Om
48
Bukan Pembantu
49
Sampai Villa
50
Renang Bersama
51
Menikmati Malam Di Villa
52
Anisa Menangis
53
Pulang
54
Pak Ben Kuatir
55
Masuk Kuliah
56
Pantai Anyer
57
Anisa Sebenarnya Juga Takut
58
Pak Ben Minta Izin Menikahi Anisa
59
Quin Takut
60
Tiga Minggu Lagi
61
Anisa Kecapean
62
Beli Cincin
63
Datang Bulan
64
Buat Masalah
65
Selesai
66
Kangen
67
Sah
68
Merayu Quin
69
Memijit Kaki
70
Pendarahan
71
Berbohong
72
Abang Cari Informasi
73
Bogem Mentah
74
Ben Pulang
75
Anisa Pulang Ke Rumah
76
Sudah Mau Mengajar Di Kampus
77
Mau Makan Malam
78
Menginap
79
Tidak Pulang
80
Quin Menangis
81
Pulang Dari Hotel
82
Klinik 24 Jam
83
Bebas Ngga Ada Quin
84
Jeruk Asam
85
Melakukan Pemeriksaan
86
Mamah Anisa Menangis
87
Di Sofa
88
Tujuh Bulanan
89
Pemeriksaan Terakhir
90
Pergi Ke Mal Untuk Belanja
91
Pecah Ketuban
92
Bayi Yang Tampan
93
Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!