Kaget Tapi Tidak Marah

Anisa hanya diam karena bingung mau bicara apa. Anisa tidak mengerti dengan perkataan Pak Ben tentang uang halal dan uang haram juga laki laki hidung belang.

"Kalau kamu belum bisa kasih jawaban sekarang, besok juga ngga papa. Saya serius ingin menolong kamu. Karena saya melihat kamu cukup pintar. Jadi saya tidak ingin melihat kamu salah jalan," Anisa masih diam karena benar benar ngga ngerti dengan perkataan Pak Ben.

"Ya sudah sana kamu keluar. Saya sudah selesai bicara. Tolong pikirkan baik baik tentang niat saya yang ingin bantu kamu."

Anisa lalu bangun dari duduknya dan langsung keluar. Karena Anisa benar benar merasa bingung dengan perkataan Pak Ben.

Anisa menuju parkiran dan masuk ke mobil. Anisa akan menyusul Anggi yang sudah pergi ke Mall.

Di mobil Anisa masih memikirkan perkataan Pak Ben.

"Kenapa Pak Ben bicara seperti itu. aduh... Bikin kepala ku rasanya pusing deh ih."

Anisa lalu memukuli kepalanya pelan dengan tangan kirinya. Karena kepalanya merasa pusing mikirin perkataan Pak Ben. sedang tangan kanannya Anisa sedang menyetir sambil memegang kencang setir mobil.

Sampai di Mall, Anisa menelfon Anggi untuk menanyakan sudah di mananya.

"Halo Nggi. Kamu di mana?"

"Aku lagi restoran Korea di lantai tiga."

"Ok aku kesitu," telfon lalu di matikan.

Anisa pergi ke lantai tiga. Sampai di restoran, Anisa melihat Anggi yang sedang duduk sendiri.

"Maaf lama ya."

"Ngga papa. Aku juga baru 30 menit. Kamu kok lama. Ngapain aja sih?"

"Aduh... itu Pak Ben bikin aku pusing deh Nggi," setelah bicara Anisa mengambil gelas Anisa yang berisi es.

"Memangnya kenapa lagi?"

"Masa dia bilang mau cariin aku kerjaan. Katanya juga biar aku dapat uang halal. Yang aneh nya lagi dia bilang jangan kasih keluargaku uang haram. Lah gimana itu menurut kamu?"

"Kok bisa Pak Ben bilang gitu?"

"Makanya aku aja bingung."

"Trus kamu jawab apa?"

"Aku ngga jawab. Aku diam saja, soalnya bingung mau jawab apa."

"Trus besok aku suruh kasih jawaban untuk tawarannya dia yang mau bantu aku cari kerja sehabis kuliah."

"Pak Ben ngga tau siapa kamu kali ya Nis? Kalau dia tau siapa kamu, ngga mungkin dia tawari kamu kerjaan," Anisa hanya mengangkat kedua bahunya.

Anisa dan Anggi lalu pesan makanan. Selesai makan, keduanya nonton bioskop. Anisa sebelum nonton menelfon Mamahnya untuk izin kalau pergi ke Mall untuk nonton.

Jam 7 malam, Anisa baru sampai rumah. Sampai di rumah Anisa ikut makan malam bersama Mamah dan Papahnya. Sedang Abang nya belum pulang.

"Pah, Mah. kalau Anisa kerja sehabis pulang kuliah, boleh ngga?"

"Ngga," jawab Papah.

"Boleh," jawab Mamah.

Papah dan Mamah secara bersamaan jawabnya. Tapi jawaban keduanya berbeda. Anisa lalu melihat ke arah orang tuanya bergantian.

"Kamu ngapain kerja. Selama ini memangnya kamu kurang uang? Papah ngga setuju kamu kerja. kalau masih kurang uang jajan kamu, besok Papah tambah lagi."

"Pah. Biarkan Anisa kerja. Biar dia tambah pengalaman dan mandiri. Dan juga biar tau kalau kerja itu capek," kata Mamah.

"Ngga Mah. Anisa tetap ngga boleh kerja."

"Tapi Pah, Anisa pengin coba kerja."

"Ngga sayang. Kerja ikut orang itu capek. Kalau kamu pengin kerja, kerja di kantor Papah aja. Kamu bisa kerja enaknya kamu."

"Ngga Pah. Anisa ngga mau kerja seperti itu. Anisa ingin coba. Kalau nanti Anisa ngga kuat ,Anisa akan keluar kerjanya. Boleh ya Pah, Anisa kerja?"

"Biarkan Anisa kerja Pah. Anak kita pemikirannya bagus loh. ingin belajar dan tidak mengandalkan harta dan kekuasaan orang tuanya," kata Mamah.

Akhirnya Papah mengizinkan Anisa kerja. Rupanya pulang dari Mall tadi, Anisa berpikir untuk menerima tawaran Pak Ben. Anisa ingin tau kenapa Pak Ben punya pemikiran seperti itu.

Esoknya Anisa pergi ke ruang Pak Ben setelah selesai kuliah. Hari ini tidak ada mata kuliah Pak Ben, makanya Anisa pergi ke ruang kerja Pak Ben.

"Masuk," Anisa lalu buka pintu saat dengar suara suruh masuk.

"Siang Pak," setelah pintu terbuka.

"Oh kamu. Silakan masuk."

Anisa masuk ke dalam dan langsung duduk di kursi depan Pak Ben.

"Ada apa?"

"Saya mau menerima tawaran Bapak yang mau bantu untuk carikan saya kerjaan."

"Sukur lah kalau kamu mau. besok pulang kuliah ikut saya ke kantor tepat saya kerja."

"Biak Pak. terimakasih sudah membantu saya."

"Iya sama sama. nanti kalau kamu sudah kerja, jangan lagi kerja yang ngga halal . Kerja seperti itu kan tidak di bolehkan oleh agama. Saya tau kamu pasti butuh biaya buat kuliah, tapi masih bisa kan cari uang yang halal."

"Saya selama ini tidak kesulitan biaya kuliah Pak. Dan saya juga ngga pernah kerja. Saya menerima tawaran kerja dari bapak karena saya ingin cari pengalaman. Kenapa bapak dari kemarin selalu bilang cari uang yang halal dan jangan cari uang haram. Emang Bapak kira saya kerja? Saya ngga pernah kerja Pak."

"Kamu ngga usah malu, saya sudah tau kamu itu kerja apa kok. Makanya saya mau bantu kamu carikan kerjaan yang baik dan halal."

"Memangnya bapak pernah lihat saya kerja apa?"

"Sudah ngga usah di jelaskan. Yang penting saya tau kerjaan kamu."

"Saya juga serius tanya pak. Memangnya bapak lihat saya kerja apa!?" nada suara Anisa sudah sedikit kesal. Karena dari tadi Pak Ben ngga mau jawab pertanyaannya.

"Baiklah akan saya katakan. Kerjaan kamu wanita panggilan kan?" Anisa yang dengar langsung buka mata dengan lebar karena merasa kaget.

"Kalau pihak Kampus sampai tau kerjaan kamu, pasti kamu akan di keluarkan dari kampus ini."

Anisa kaget tapi tidak marah karena dirinya tidak merasa. Justru ini harus di luruskan dan di jelaskan kenapa Pak Ben bisa punya pikiran dan bicara seperti itu.

jangan lupa like komentar dan vote terimakasih....

Terpopuler

Comments

Jaspit Elmiyanti

Jaspit Elmiyanti

iya wanita panggilan, dipanggil dan di jemput pulang kerumah ortu nya 😃😃 pak ben... pak ben...

2025-02-06

0

Aprilia Amanda

Aprilia Amanda

buset mulut dosen lemes amat, baru liat bbrpa kali sm cowo beda² udah nyimpulin sndiri

2025-01-29

0

Rinaku

Rinaku

/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/

2025-02-01

0

lihat semua
Episodes
1 Anisa Zahra
2 Sudah Selesai
3 Pergi Ke Pesta
4 Dansa
5 Ban Mobil Bocor
6 Bertemu Lagi
7 Hukuman
8 Ngga Jadi Ke Mall
9 Salah Jalan
10 Uang Halal
11 Kaget Tapi Tidak Marah
12 Anisa Punya Rencana
13 Sekertaris
14 Pak Ben Takut
15 Anisa Merasa Takut
16 Abang Alek
17 Abang Mengadu
18 Quin Datang Ke Kantor
19 Pergi Ke Taman Safari
20 Perhatian
21 Anisa Sakit
22 Cari Kado
23 Benaya Merasakan Perasaan Aneh
24 Sudah Janji
25 Quin Datang Ke Kantor
26 Tatapan Tajam
27 Benaya Marah
28 Anisa Sakit
29 Di Blokir
30 Quin Sakit
31 Quin Di Bawa ke Rumah Sakit
32 Anisa Sakit
33 Di Antar Pulang
34 Membuka Blokiran
35 Anisa Jenguk Quin
36 Quin Pulang Dari Rumah Sakit
37 Anisa Sudah Bete
38 Tidur Di Kelas
39 Anisa Tidak Bisa Menolak
40 Anisa Bingung
41 Hotel
42 Mau Datang Ke Rumah Anisa
43 Anggi Kaget
44 Pak Ben Sudah Sampai Di Rumah Anisa
45 5 Tahun Lagi
46 Sekertaris Cowok
47 Om Om
48 Bukan Pembantu
49 Sampai Villa
50 Renang Bersama
51 Menikmati Malam Di Villa
52 Anisa Menangis
53 Pulang
54 Pak Ben Kuatir
55 Masuk Kuliah
56 Pantai Anyer
57 Anisa Sebenarnya Juga Takut
58 Pak Ben Minta Izin Menikahi Anisa
59 Quin Takut
60 Tiga Minggu Lagi
61 Anisa Kecapean
62 Beli Cincin
63 Datang Bulan
64 Buat Masalah
65 Selesai
66 Kangen
67 Sah
68 Merayu Quin
69 Memijit Kaki
70 Pendarahan
71 Berbohong
72 Abang Cari Informasi
73 Bogem Mentah
74 Ben Pulang
75 Anisa Pulang Ke Rumah
76 Sudah Mau Mengajar Di Kampus
77 Mau Makan Malam
78 Menginap
79 Tidak Pulang
80 Quin Menangis
81 Pulang Dari Hotel
82 Klinik 24 Jam
83 Bebas Ngga Ada Quin
84 Jeruk Asam
85 Melakukan Pemeriksaan
86 Mamah Anisa Menangis
87 Di Sofa
88 Tujuh Bulanan
89 Pemeriksaan Terakhir
90 Pergi Ke Mal Untuk Belanja
91 Pecah Ketuban
92 Bayi Yang Tampan
93 Bahagia
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Anisa Zahra
2
Sudah Selesai
3
Pergi Ke Pesta
4
Dansa
5
Ban Mobil Bocor
6
Bertemu Lagi
7
Hukuman
8
Ngga Jadi Ke Mall
9
Salah Jalan
10
Uang Halal
11
Kaget Tapi Tidak Marah
12
Anisa Punya Rencana
13
Sekertaris
14
Pak Ben Takut
15
Anisa Merasa Takut
16
Abang Alek
17
Abang Mengadu
18
Quin Datang Ke Kantor
19
Pergi Ke Taman Safari
20
Perhatian
21
Anisa Sakit
22
Cari Kado
23
Benaya Merasakan Perasaan Aneh
24
Sudah Janji
25
Quin Datang Ke Kantor
26
Tatapan Tajam
27
Benaya Marah
28
Anisa Sakit
29
Di Blokir
30
Quin Sakit
31
Quin Di Bawa ke Rumah Sakit
32
Anisa Sakit
33
Di Antar Pulang
34
Membuka Blokiran
35
Anisa Jenguk Quin
36
Quin Pulang Dari Rumah Sakit
37
Anisa Sudah Bete
38
Tidur Di Kelas
39
Anisa Tidak Bisa Menolak
40
Anisa Bingung
41
Hotel
42
Mau Datang Ke Rumah Anisa
43
Anggi Kaget
44
Pak Ben Sudah Sampai Di Rumah Anisa
45
5 Tahun Lagi
46
Sekertaris Cowok
47
Om Om
48
Bukan Pembantu
49
Sampai Villa
50
Renang Bersama
51
Menikmati Malam Di Villa
52
Anisa Menangis
53
Pulang
54
Pak Ben Kuatir
55
Masuk Kuliah
56
Pantai Anyer
57
Anisa Sebenarnya Juga Takut
58
Pak Ben Minta Izin Menikahi Anisa
59
Quin Takut
60
Tiga Minggu Lagi
61
Anisa Kecapean
62
Beli Cincin
63
Datang Bulan
64
Buat Masalah
65
Selesai
66
Kangen
67
Sah
68
Merayu Quin
69
Memijit Kaki
70
Pendarahan
71
Berbohong
72
Abang Cari Informasi
73
Bogem Mentah
74
Ben Pulang
75
Anisa Pulang Ke Rumah
76
Sudah Mau Mengajar Di Kampus
77
Mau Makan Malam
78
Menginap
79
Tidak Pulang
80
Quin Menangis
81
Pulang Dari Hotel
82
Klinik 24 Jam
83
Bebas Ngga Ada Quin
84
Jeruk Asam
85
Melakukan Pemeriksaan
86
Mamah Anisa Menangis
87
Di Sofa
88
Tujuh Bulanan
89
Pemeriksaan Terakhir
90
Pergi Ke Mal Untuk Belanja
91
Pecah Ketuban
92
Bayi Yang Tampan
93
Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!