Akhirnya Anisa keluar dari kelas bersama Anggi. Anisa tidak enak sama teman teman yang lainya karena mereka ingin belajar. Anisa dan Anggi pergi ke kantin. Anisa masih terlihat kesal dan marah pada Pak Ben.
"Itu Dosen benar benar nyebelin banget sih. Awas aja nanti akan aku balas dia," dengan sewot Anisa berkata.
"Memangnya kamu bisa balas apa? Dia itu dosen loh. Kamu jangan main main. Lagian kamu ngapain sih belain aku. Aku kan memang salah."
"Ih kamu tuh bukanya dukung aku malah remehkan aku sih. sudah aku belain juga."
"Ya bukanya ngga mau dukung. Tapi kalau kita melawan Dosen, takutnya kita yang justru kena masalah. Sudah ah jangan buat masalah lagi. Kita memang salah kok."
"Tapi itu orang ngga boleh semena mena. Kita di sini juga bayar, ngga gratis."
"Sudah jangan emosi terus. Nanti cantiknya ilang loh. Ini minum es jeruknya biar otak kamu segar."
Anisa lalu minum es jeruk yang Anggi kasih. Satu gelas penuh langsung habis di minum oleh Anisa.
Anisa dan Anggi mengikuti jam kuliah berikutnya. Anisa mood nya masih belum membaik. Sampai di kelas terlihat tidak konsentrasi.
"Nis kamu kenapa diam saja?" tanya Anggi pelan.
"Aku jadi malas nih Nggi."
"Ngga boleh gitu. Ayo semangat."
Anisa hanya buang nafas kasar. Lalu lanjut menulis.
Pulang kuliah Anisa langsung pulang ke rumah. Sampai di rumah Anisa bertemu Mamahnya yang mau pergi.
"Mamah mau ke mana?"
"Mamah mau pergi arisan. trus nanti pulang arisan Mamah mau pergi jenguk Tante Maya," Anisa hanya mengangguk. Anisa sudah terbiasa melihat Mamah nya yang sering pergi untuk Arisan dan pergi nongkrong bersama teman temanya.
"Oh iya sayang, tadi Papah telfon. Papah menyuruh Mamah untuk ingatkan kamu kalau nanti habis magrib jadi pergi ke acara teman Papah. Kamu suruh siap siap dan dandan yang cantik."
"Ya Tuhan Anisa lupa Mah. Anisa belum siapkan gaun lagi Mah. Gimana dong?"
"Gaun kamu kan banyak. Ngapain pusing. pake aja yang ada."
"Tapi kan semuanya sudah pernah di pakai Mah."
"Memangnya kenapa kalau sudah pernah di pakai. Mereka juga ngga pernah melihat kamu kan. Sudah jangan pusing pusing pakai yang ada. Mamah sudah telat ini, Mamah berangkat dulu ya."
Mamah lalu keluar dari rumah dan pergi. Anisa pergi ke kamarnya. Sampai kamar Anisa membuka lemari. Anisa memilih gaun mana yang mau di pakai.
"Kalau bukan karena kemarin udah janji sama Papah, aku malas sebenarnya pergi. Masa aku ikut acaranya orang dewasa sih. mana asik coba," Anisa bicara sendiri sambil cari gaun.
Anisa mengeluarkan empat gaun. Lalu di letakan di kasur. Anisa mau mencoba satu persatu lalu di foto. Rupanya Anisa mau menyuruh Papahnya yang memilih.
Setelah mencoba semua baju dan memfotonya, Anisa mengirim ke Papahnya.
"Pah. menurut Papah Anisa bagus pakai gaun yang mana?"
Tidak lama pesan Anisa di balas Papah. Papah memilih gaun yang berwarna hitam polos.
Gaun yang Papah pilih sangat pas di badan Anisa. Lengannya panjang, tapi bagian bawah ada belahannya sampai lutut.
Anisa mengikuti pilihan Papahnya. Setelah itu Anisa memutuskan tidur siang karena hari ini merasa lelah.
Sore hari Papah pulang dari kantor Mecari Anisa. Mba bilang kalau Anisa ada di kamar.
"Mba tolong bilang Anisa suruh bersiap."
"Baik Pak."
Mba pergi ke kamar Anisa. Sedang Papah pergi ke kamar untuk bersiap.
"Non. Non Anisa...." Mba sambil mengetuk pintu kamar Anisa.
Anisa membuka matanya saat dengar suara pintu di ketuk.
"Iya Mba. Ada apa?"
"Kata Bapak, non suruh siap siap "
"Papah sudah pulang?"
"Sudah non."
"Oh iya Mba. Makasih ya Mba."
"Iya non."
Mba pergi dari kamar Anisa. Anisa turun dari kasur lalu pergi ke kamar mandi. Anisa mandi tidak lama karena merasa dingin.
Selesai mandi, Anisa pakai gaun yang sudah di siapkan. Anisa memakai makeup tipis. Tapi Anisa terlihat sangat cantik. Anisa memakai kalung dan juga anting yang sepasang. Setelah rapi Anisa turun ke bawah.
Anisa menunggu Papah di ruang keluarga. setelah menunggu 10 menit, Papah sudah datang.
"Gimana penampilan Papah sayang?"
"Wah, Papah ganteng juga."
"Jelas dong. Ayo kita berangkat."
Anisa bangun dari duduknya dan langsung mengandeng tangan Papahnya keluar dari rumah.
"Kamu juga terlihat sangat cantik sayang," kata Papah sambil berjalan keluar menuju mobil.
"Jelas cantik dong. Papahnya aja tampan gini," keduanya lalu tersenyum.
Keduanya masuk mobil. Pak supir lalu membawa mobilnya meninggalkan rumah.
"Ini acara apa sih Pah?"
"Acara ulang tahun pernikahan teman bisnis Papah."
"Abang kenal dong?"
"Kenal. Abang nanti menyusul ke sana. Abang sedang beli kado dulu."
"Oh gitu. Nanti yang datang pasti orang tua semua ya Pah?"
"Kemungkinan iya."
"Ih bete dong nanti Anisa. Kenapa sih Papah ajak Anisa. Kan ada Abang yang bisa temani Papah?"
"Iya Papah ingin aja di temani kamu. Teman bisnis Papah mereka pergi sama pasangan mereka dan ada juga sama istrinya. Masa Papah pergi sendiri."
"Kan ada Abang."
"Ya beda sayang. Sudah jangan banyak protes. Kamu sudah janji kan."
"Iya baiklah Pah. Tapi nanti di sana jangan lama lama ya."
"Iya. Siap."
Mobil sudah masuk ke restoran mewah tempat acara. Saat mobil sudah berhenti, Papah dan Anisa turun dari mobil. Anisa mengandeng lengan Papah masuk ke dalam restoran.
Di restoran sudah banyak orang. Restoran sudah di booking. Jadi yang masuk ke dalam hanya tamu undangan.
Papah dan Anisa langsung menuju pasangan yang berulang tahun.
"Selamat ulang tahun pernikahan ya teman."
"Iya. terimakasih kamu sudah mau datang."
Papah berpelukan dengan temanya. Lalu Papah mengenalkan Anisa pada teman Papah yang berulang tahun.
"Ini putriku. Namanya Anisa."
"Malam om, Tante. Selamat ulang tahun pernikahan."
"Terimakasih. Wah anak kamu cantik sekali. Istrimu mana?"
"Istriku ngga ikut karena ada acara sendiri. Biasalah wanita sosialita . Makanya aku ajak anaku."
"Oh seperti itu. Ya sudah kamu duduklah. Silakan menikmati acara dan hidangan nya."
Papah dan Anisa lalu duduk. Saat Anisa sedang berjalan dengan Papah mencari tempat duduk, ternyata ada sepasang mata yang dari tadi menatap Anisa.
Anisa dan Papah duduk. Tidak lama Papah mau ambil makanan.
"Papah ambil aja dulu. Anisa nanti aja."
"Ya sudah, Papah ambil makanan dulu."
Papah pergi mengambil makanan. Sedang Anisa duduk sendiri sambil memainkan hp nya. Anisa sudah merasa jenuh karena orang orang di acara semua sudah tua dan ngga ada yang muda. Walau ada yang muda tapi sudah bawa gandengan.
"Dek."
Anisa menengok ke samping. Rupanya Abang datang. Anisa dan Abang cipika cipiki.
"Papah mana?"
"Lagi ambil makanan."
"Oh."
Abang lalu duduk dekat Anisa. Anisa duduk sedikit mepet ke Abang dan bicara pelan.
"Anisa sudah bosan Bang."
"Bosan gimana, orang acaranya saja baru mulai. Tunggu lah sampai acara selesai."
Sepasang mata yang dari tadi menatap Anisa hanya bisa geleng kepala.
"Ni cewe pintar juga cari mangsa. Orang yang berduit semua."
Jangan lupa like komentar dan vote terimakasih...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Nendah Wenda
siapa tuh apa pak dosen
2024-08-10
1
Febby Fadila
pak dosen kirain tu anisa jd sugar baby
2024-08-08
0
Ayu Agus Tina
dasar pak dosen
2024-07-19
1