Pergi Ke Taman Safari

Esok harinya Anisa bangun tidur malas malasan. Karena hari ini hari libur, jadi Anisa ingin sedikit santai. Jam sudah menunjukan pukul 8 pagi, dan hp Anisa berbunyi tanda panggilan.

Anisa yang nyawanya belum kumpul langsung mengambil hpnya dan mengangkat telfon Tampa melihat siapa yang menelfonnya.

"Halo," jawab Anisa dengan sura khas orang bangun tidur.

"Halo. Nis kamu belum bangun?"

Anisa langsung membuka matanya dan melihat ke layar hp untuk memastikan siapa yang menelfonnya.

"Pak Ben," Anisa langsung kaget.

"Ha...halo Pak. Bukanya hari ini hari libur ya Pak?" Anisa sambil lihat ke jam.

"Iya, memang hari ini hari libur. Tapi kamu kan sudah janji mau pergi jalan jalan sama Quin."

"Emang beneran mau pergi ya Pak?"

"Ya beneran. Quin sudah siap ini. Kamu tuh gimana sih!"

"Ya sudah Pak, saya siap siap dulu ya."

"Jangan lama lama."

"Siap. Oh iya Pak. Memangnya kita mau jalan jalan kemana?"

"Kita mau ke taman safari. Quin mau lihat hewan."

"Aduh Pak jauh amat sih. Kenapa ngga ke ragunan aja kalau mau lihat hewan."

"Sudah kamu ngga usah banyak protes. sekarang lebih baik siap siap. Nanti saya jemput."

"Jemput. Jangan Pak! Ngga usah di jemput." Anisa terlihat ngegas.

"Loh kenapa ngga mau di jemput. Trus mau kamu gimana?"

"Em..." Anisa sedang berpikir.

"Gimana kalau kita ketemuan di lampu merah dekat kantor. Saya naik taksi ke sana."

"Ya sudah kalau begitu. Kamu kalau sudah naik taksi kabari saya."

"Baik Pak."

Setelah telfon di matikan, Anisa langsung lari ke kamar mandi. Anisa mandi tidak pake lama. Setelah mandi langsung bersiap. Karena mau pergi ke taman safari, Anisa pakai baju yang simpel.

Setelah pakai baju dan terlihat rapi, Anisa keluar dari kamar. Anisa tidak sarapan tapi mengambil roti.

"Sayang, kamu mau kemana?" tanya Mamah.

"Anisa mau pergi Mah," Anisa jawab sambil makan roti.

"Pergi kemana?"

"Ke taman safari."

"Sama siapa kesana?"

"Sama Quin dan Papahnya."

"Kamu mau pergi sama Ben?"

"Iya Mah. sudah ya Mah, Nisa pergi dulu."

Anisa mencium pipi Mamahnya. Setelah itu baru pergi.

Sampai di depan rumah, ternyata Abang mau pergi. Anisa langsung memanggilnya.

"Abang tunggu."

Anisa langsung mengetuk kaca mobil Abang. Abang membukanya.

"Ada apa?"

"Abang mau kemana?"

"Mau pergi. Kenapa?"

"Anterin Nisa ke lampu merah depan."

"Ngga mau. Kamu bawa mobil aja sendiri. Abang ngga lewat sana."

"Tapi Bang, Anisa mau pergi sama Pak Ben dan Quin. Kita ketemuan di lampu merah sana. Kalau Pak Ben jemput Anisa di sini, nanti Pak Ben tau kalau Anisa adik Abang."

"Ya biarin aja dia tau. Emang kenapa sih."

"Nanti Anisa ceritain sambil antar Anisa ke sana. Ok."

Anisa masuk ke mobil Abang.

"Sudah ayo kita pergi."

Abang menjalankan mobilnya. Anisa mengirim pesan pada Pak Ben kalau sedang OTW ke lampu merah.

"Ceritain sekarang. Kenapa kamu ngga ingin Benaya tau kalau kamu adik Abang."

"Baiklah, Anisa akan ceritakan," Anisa tarik nafas dulu.

"Abang ingat kan waktu Anisa ikut pergi ke acara ulang tahun orang tuanya Pak Ben?" Abang mengangguk.

"Jadi Pak Ben mengira Anisa itu Beby sugar nya Papahnya dan Abang. Di kira Anisa wanita penghibur. Yang di gilir ayah dan anak."

Abang yang mendengar tertawa kencang.

"Ih Abang kenapa ketawa sih."

"Iya habisnya Benaya pemikirannya sampai sejauh itu sih. kamu mungkin di kampus genit ya Dek."

"Enak aja. Ngga ya Bang. Anisa itu anak paling baik dan ngga pernah macam macam. Anisa aja heran kenapa Pak Ben sampai menilai Anisa segitunya."

"Trus rencana kamu apa?"

"Anisa ingin Pak Ben tetap berasumsi seperti yang dia pikirkan saja. Kayanya asik aja buat dia marah apa kesal gitu."

"Awas loh Dek takutnya kamu nanti justru jadi dapat masalah."

"Tenang aja Bang. Anisa bisa tangani kok. Makanya kemarin Pak Ben sangat marah saat bertemu Abang. Apa lagi Abang bersikap seperti itu."

"Hahaa... Memang sepertinya pemikiran Abang benar Dek. Benaya itu suka kamu."

"Tau ah. Biar aja, yang penting Anisa ngga suka."

"Sekarang kamu bilang ngga suka. Nanti tau tau kalian pacaran."

"Ngga lah."

Mobil sudah hampir sampai lampu merah. Anisa turun dari mobil Abang sedikit jauh dari lampu merah karena takut Pak Ben melihatnya turun dari mobil Abang.

Anisa harus berjalan ke arah lampu merah sekitar 4 menitan. sambil jalan menuju lampu merah, Anisa menelfon Pak Ben.

"Saya sudah hampir sampai Pak."

"Saya sudah menunggu kamu dari 15 menitan."

"Oh maaf Pak saya telat. Bapak sebelah mana?"

"Ada di depan ruko pelangi."

"Oh iya Pak, saya tau."

Anisa berjalan cukup cepat. Anisa melihat mobil Pak Ben langsung mendekat. Quin melihat Anisa yang datang merasa senang.

"Papah itu Tante."

"Iya sayang."

Anisa mengetuk kaca mobil, lalu Pak Ben membuka kunci pintu.

"Maaf ya, Tante telat."

"Ngga papa Tante. Yang penting kita jadi pergi."

Pak Ben lalu menjalankan mobilnya.

"Quin, sus mana? Kok ngga ada."

"Sus ngga ikut Tante."

"Loh kenapa ngga ikut?"

"Sus sakit. semalam Sus badanya panas."

"Oh gitu."

Pak Ben bawa mobil cukup kencang. Karena hari libur jalanan pun sepi. Quin yang tadi pagi bangunnya cukup pagi, sekarang jadi mengantuk.

Quin terus menguap. Anisa lalu menyuruhnya tidur.

"Sini kepala Quin tari di pangkuan Tante ya."

Quin pen menurut. Anisa mengusap kepala Quin agar nyaman.

Pak Ben melihat Anisa dan Quin dari kaca spion di atas kepalanya. Dalam hati Pak Ben tersenyum.

Anisa memainkan hpnya biar tidak bosan setelah Quin tidur.

"Nis."

"Iya Pak."

"Kamu orang mana?"

"Orang tua orang Jawa. Tapi saya lahiran jakarta."

"Oh. Jadi orang tua kamu sudah ada rumah di jakarta."

"Sudah Pak."

"Kalau sudah punya rumah enak."

"Iya Pak. Jadi tidak bayar sewa."

"Kamu anak beberapa?"

"Saya anak kedua."

"Dari berapa bersaudara?"

"Dua Pak. Saya punya Abang."

"Oh. Bapak kamu kerja apa?"

"Bapak saya cuman kuli bangunan Pak."

Dalam hati Anisa berkata,"Ini orang ngapain sih banyak tanya."

"Kalau Ibu kamu?"

"Cuman kuli cuci baju. Dan Abang saya pengangguran," Anisa langsung aja bilang. Biar Pak Ben ngga tanya lagi.

"Pantas kamu kuliah sambil kerja gituan. Pasti kebutuhan kamu banyak ya."

"Ya begitulah Pak. Makanya Bapak jangan pecat saya dari kerjaan. Kalau sampai Bapak pecat saya, saya pasti akan kerja kaya gituan lagi."

"Ngga. Saya ngga akan pecat kamu kalau kamu ngga bohongi saya."

Anisa tersenyum dalam hatinya karena dari tadi berbohong pada Pak Ben.

Jangan lupa like komentar dan vote terimakasih...

Terpopuler

Comments

Nendah Wenda

Nendah Wenda

bisa aja Anisa bohongnya gak kepalang

2024-08-11

1

Ila Lee

Ila Lee

di akal2 sama Anisa pak Ben

2024-07-26

0

🍁M Ali Yusuf❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ

🍁M Ali Yusuf❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ

Anisa sukses mengerjainya

2024-07-08

1

lihat semua
Episodes
1 Anisa Zahra
2 Sudah Selesai
3 Pergi Ke Pesta
4 Dansa
5 Ban Mobil Bocor
6 Bertemu Lagi
7 Hukuman
8 Ngga Jadi Ke Mall
9 Salah Jalan
10 Uang Halal
11 Kaget Tapi Tidak Marah
12 Anisa Punya Rencana
13 Sekertaris
14 Pak Ben Takut
15 Anisa Merasa Takut
16 Abang Alek
17 Abang Mengadu
18 Quin Datang Ke Kantor
19 Pergi Ke Taman Safari
20 Perhatian
21 Anisa Sakit
22 Cari Kado
23 Benaya Merasakan Perasaan Aneh
24 Sudah Janji
25 Quin Datang Ke Kantor
26 Tatapan Tajam
27 Benaya Marah
28 Anisa Sakit
29 Di Blokir
30 Quin Sakit
31 Quin Di Bawa ke Rumah Sakit
32 Anisa Sakit
33 Di Antar Pulang
34 Membuka Blokiran
35 Anisa Jenguk Quin
36 Quin Pulang Dari Rumah Sakit
37 Anisa Sudah Bete
38 Tidur Di Kelas
39 Anisa Tidak Bisa Menolak
40 Anisa Bingung
41 Hotel
42 Mau Datang Ke Rumah Anisa
43 Anggi Kaget
44 Pak Ben Sudah Sampai Di Rumah Anisa
45 5 Tahun Lagi
46 Sekertaris Cowok
47 Om Om
48 Bukan Pembantu
49 Sampai Villa
50 Renang Bersama
51 Menikmati Malam Di Villa
52 Anisa Menangis
53 Pulang
54 Pak Ben Kuatir
55 Masuk Kuliah
56 Pantai Anyer
57 Anisa Sebenarnya Juga Takut
58 Pak Ben Minta Izin Menikahi Anisa
59 Quin Takut
60 Tiga Minggu Lagi
61 Anisa Kecapean
62 Beli Cincin
63 Datang Bulan
64 Buat Masalah
65 Selesai
66 Kangen
67 Sah
68 Merayu Quin
69 Memijit Kaki
70 Pendarahan
71 Berbohong
72 Abang Cari Informasi
73 Bogem Mentah
74 Ben Pulang
75 Anisa Pulang Ke Rumah
76 Sudah Mau Mengajar Di Kampus
77 Mau Makan Malam
78 Menginap
79 Tidak Pulang
80 Quin Menangis
81 Pulang Dari Hotel
82 Klinik 24 Jam
83 Bebas Ngga Ada Quin
84 Jeruk Asam
85 Melakukan Pemeriksaan
86 Mamah Anisa Menangis
87 Di Sofa
88 Tujuh Bulanan
89 Pemeriksaan Terakhir
90 Pergi Ke Mal Untuk Belanja
91 Pecah Ketuban
92 Bayi Yang Tampan
93 Bahagia
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Anisa Zahra
2
Sudah Selesai
3
Pergi Ke Pesta
4
Dansa
5
Ban Mobil Bocor
6
Bertemu Lagi
7
Hukuman
8
Ngga Jadi Ke Mall
9
Salah Jalan
10
Uang Halal
11
Kaget Tapi Tidak Marah
12
Anisa Punya Rencana
13
Sekertaris
14
Pak Ben Takut
15
Anisa Merasa Takut
16
Abang Alek
17
Abang Mengadu
18
Quin Datang Ke Kantor
19
Pergi Ke Taman Safari
20
Perhatian
21
Anisa Sakit
22
Cari Kado
23
Benaya Merasakan Perasaan Aneh
24
Sudah Janji
25
Quin Datang Ke Kantor
26
Tatapan Tajam
27
Benaya Marah
28
Anisa Sakit
29
Di Blokir
30
Quin Sakit
31
Quin Di Bawa ke Rumah Sakit
32
Anisa Sakit
33
Di Antar Pulang
34
Membuka Blokiran
35
Anisa Jenguk Quin
36
Quin Pulang Dari Rumah Sakit
37
Anisa Sudah Bete
38
Tidur Di Kelas
39
Anisa Tidak Bisa Menolak
40
Anisa Bingung
41
Hotel
42
Mau Datang Ke Rumah Anisa
43
Anggi Kaget
44
Pak Ben Sudah Sampai Di Rumah Anisa
45
5 Tahun Lagi
46
Sekertaris Cowok
47
Om Om
48
Bukan Pembantu
49
Sampai Villa
50
Renang Bersama
51
Menikmati Malam Di Villa
52
Anisa Menangis
53
Pulang
54
Pak Ben Kuatir
55
Masuk Kuliah
56
Pantai Anyer
57
Anisa Sebenarnya Juga Takut
58
Pak Ben Minta Izin Menikahi Anisa
59
Quin Takut
60
Tiga Minggu Lagi
61
Anisa Kecapean
62
Beli Cincin
63
Datang Bulan
64
Buat Masalah
65
Selesai
66
Kangen
67
Sah
68
Merayu Quin
69
Memijit Kaki
70
Pendarahan
71
Berbohong
72
Abang Cari Informasi
73
Bogem Mentah
74
Ben Pulang
75
Anisa Pulang Ke Rumah
76
Sudah Mau Mengajar Di Kampus
77
Mau Makan Malam
78
Menginap
79
Tidak Pulang
80
Quin Menangis
81
Pulang Dari Hotel
82
Klinik 24 Jam
83
Bebas Ngga Ada Quin
84
Jeruk Asam
85
Melakukan Pemeriksaan
86
Mamah Anisa Menangis
87
Di Sofa
88
Tujuh Bulanan
89
Pemeriksaan Terakhir
90
Pergi Ke Mal Untuk Belanja
91
Pecah Ketuban
92
Bayi Yang Tampan
93
Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!